Sukses

Lifestyle

Dieng dan Penampakan Desa Tertinggi di Pulau Jawa

Fimela.com, Jakarta Mendengar Dieng, angan sebagian orang mungkin langsung dipenuhi paras cantik Telaga Warna, kompleks candi nan memukau, legenda anak berambut gimbal di Kawah Sikidang, juga golden sunrise di puncak Sikunir. Tak ketinggalan Dieng Culture Festival yang mungkin lekat di pikiran sejumlah pelancong.

Kendati demikian, elok wilayah yang tersebar di beberapa kabupaten di Jawa Tengah tersebut kiranya enggan berbatas semata di citra-citra populer. Di balik udara dingin yang kadang menelesak hingga ke tulang, terdapat fenomena lain yang menunggu untuk ditemukan di Dieng. Mungkin saja kamu sudah familiar, tapi boleh jadi malah tak akrab sama sekali.

Di samping embun upas, yakni butiran embun yang jadi es dan mengubah wajah Dieng ke sisi lebih dramatis, wilayah berupa dataran tinggi ini masih punya persediaan pesona. Bukan berupa fenomena sebenarnya, melainkan godaan untuk singgah di desa tertinggi di Pulau Jawa. Bagaimana masyarakatnya bersosialisasi, juga apa-apa saja sensasi yang dirasakan ketika berada di sana.

Telaga Cebong, Desa Sembungan, Dieng, Jawa Tengah. (Sumber Foto: ramenow/Instagram)

Adalah Sembungan, desa yang berbaring di tanah paling tinggi se-Jawa. Naik-turun-berbelok, pemandangan menuju Sembungan berhiaskan bingkai khas Dieng, yaitu barisan bukit yang saling sambung menyambung, kaca mobil dipenuhi embun, ibu-ibu membawa sayur-mayur, serta bapak-bapak mengangkut kentang dalam karun. 

Alkisah, desa inilah yang pertama kali dihuni manusia di kawasan Dataran Tinggi Dieng. Dari sini, masyarakat yang datang dari daerah Wonosobo kemudian menyebar ke wilayah sekitar, membentuk desa-desa baru, menciptakan napas lain di antara dingin udara Dieng.

 

2.306 Meter di Atas Permukaan Laut

2.306, angka itulah yang membuat Sembungan bergelar desa tertinggi di seantero Jawa. Namun demikian, bukan berarti mencapainya sulit. Berlokasi sekitar 7 kilometer dari pusat wisata Dataran Tinggi Dieng, akses jalan menuju Desa Sembungan sudah dilapisi aspal. Walau terdapat lubang di beberapa ruas, namun jalur ini bisa dikatakan sudah cukup nyaman untuk dilalui kendaraan bermotor.

Tak berhenti di godaan menyambangi desa tertinggi di Jawa, Sembungan masih punya magnet lain. Cantik hamparan perkebunan Carica yang terlihat hampir di tiap sudut, tenang di Telaga Cebong, megah Gunung Pakuwojo, dan cantiknya Curug Sikarim merupakan sedikit alasan tambahan untuk singgah.

Desa Sembungan, Dieng, Jawa Tengah. (Sumber Foto: keiraputri/Instagram)

Dikatakan, musim kemarau, yakni sekitar Juli-Agustus, adalah waktu terbaik untuk menyambangi Desa Sembungan. Jika beruntung, kamu akan disajikan pemandangan tak biasa, berupa hamparan lahan pertanian yang berwarna hijau di siang hari dan jadi putih ketika kali pertama sinar matahari tumpah.

Satu lagi yang menarik saat datang ke desa ini adalah keramahan penduduk sekitar. Sebagai salah satu objek wisata, warga Sembungan tentu sudah biasa berkomunikasi dengan pengunjung. Mereka akan menyapa dengan ramah atau sekadar memberi senyum. Jadi, hangat akan terasa di antara galak angin dingin Dataran Tinggi Dieng. Tertarik berkunjung?

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading