Kisah Nyata: Tak Selamanya Gaji Tinggi Membahagiakanku

Banyak orang yang ingin mapan bekerja, mendapat gaji yang besar dan hidup bahagia. Namun percayakah Anda bahwa tak selamanya hal itu bisa membahagiakan?

Kisah nyata ini terjadi pada seorang programmer asal India bernama Sandeep Jia. Pria ini bukannya ingin anti-mainstream, tapi gaji yang besar memang membuatnya merasa tertekan secara moral. Mengapa demikian.

Sandeep Jia digaji sebesar Rp 7,2 juta lebih per bulannya. Penghasilan yang tak main-main untuk seorang programmer di negeri seperti India. Namun dari lubuk hatinya yang terdalam, ia tak bahagia dengan nominal itu. "Aku merasa tertekan dan akhirnya aku memilih untuk keluar serta mencari pekerjaan lainnya," kata Sandeep.

Pria berusia 32 tahun itu sudah berkali-kali meminta gajinya dikurangi karena ia merasa bersalah dengan pendapatan melimpah sementara banyak orang di Bangalore, India, hidup miskin dan kekurangan. Namun pimpinannya mengatakan bahwa ia tak bisa mengabulkan permintaan Sandeep.

Sandeep tak ingin melakukan sesuatu yang bertentangan dengan suara hatinya. Oleh karena itu ia memilih untuk resign dan mencari pekerjaan lainnya. Psikolog yang mengamati fenomena Sandeep ini mengatakan bahwa perasaan bersalah yang dirasakan pria itu adalah karena adanya kesenjangan sosial yang begitu besar di negeri tersebut.

Sekitar 844 juta warga di India masih berada di garis kemiskinan menurut WHO. Jumlah ini setara dengan 80% dari jumlah populasi yang Anda di sana. Jadi bisa dibayangkan bukan bagaimana tingginya masalah perekonomian di negeri tersebut.

Kalau dipikir-pikir, mengapa Sandeep tidak menerima saja gajinya dan menjadi dermawan dengan uang yang ia miliki? Well, semua itu menjadi pilihan hidup seseorang. Perasaan empati dan toleransi mendasari apa yang menjadi keputusan Sandeep Jia. Karena kadang ini bukan tentang uang, namun tentang kesederhanaan dan kebahagiaan hidup.

TERKAIT: 7 Tanda Orang Bisa Bangkit dari Titik Terendah Hidupnya

(vem/gil)