Sukses

Lifestyle

Cinta Sejenis di Pondok Pesatren (Bagian 1)

Ladies, semu bila pondok pesantren (ponpes) sangat mengedepankan aspek religi dalam kehidupan santri maupun guru-guru di dalamnya. Tak heran ada pemisahan ekstrim antara santri laki-laki dan perempuan. Namun, apa dampak negatif dari semua itu bila tidak yang diimbangi dengan pendidikan seksual? Berikut ulasannya yang dihimpun dari beberapa skripsi di Indonesia.

Sebagai dampak konkret aturan ekstrim tersebut adalah munculnya istilah mairil dan nyempet. Dalam skripsinya, Yuli (2011) mendefinisikan mairil sebagai hubungan kasih sayang antar sesama jenis yang hanya terjadi di lingkup santri ponpes. Sedangkan nyempet adalah kegiatan seksual untuk menyalurkan libido yang sedang memuncak.

Adapun penyebab fenomena turun-temurun ini dipaparkan Cahyono (2008) dengan jelas dalam skripsinya. Faktor-Faktor tersebut adalah karena penasaran dan karena tidak pernah melihat lawan jenis selama di dalam pondok.

Sebagai kesimpulan, manusia akan beradaptasi dengan tempat di mana mereka hidup tanpa harus mengeliminasi aspek-aspek kebutuhan biologis seperti makan, bersosialisasi, dan menyalurkan hasrat seksualnya.

Nah Ladies, demikian adalah pandangan tentang sisi gelap kehidupan sebagian ponpes di Indonesia. Namun, jangan pernah mengeralkan bahwa semua ponpes “tidak sehat” ya, Ladies. Salah satu ponpes di Pekanbaru bahkan menyediakan layanan konseling gratis oleh konselor sebaya utuk memberikan pendidikan seksual yang memadai.

Selanjutanya, bagaimana kaca mata agama Islam memandang fenomena ini? Simak kelanjutannya dalam artikel yang berjudul Cinta Sejenis di Pondok Pesatren (Bagian 2). Stay tuned!

Oleh: A. Gusti Efendy

(vem/rsk)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading