Sukses

Lifestyle

Perkara Uang Perlu Diobrolkan sebelum Melangsungkan Pernikahan

Fimela.com, Jakarta Ada yang bilang uang bukan segalanya. Hanya saja uang tetaplah kita butuhkan dalam kehidupan. Mengatur keuangan, membuat rencana keuangan untuk jangka waktu tertentu, mewujudkan impian melalui perencanaan finansial yang baik, rencana investasi dan membeli rumah, hingga pengalaman terkait memberi utang atau berutang pasti pernah kita alami. Banyak aspek dalam kehidupan kita yang sangat erat kaitannya dengan uang. Nah, dalam Lomba Share Your Stories September 2020: Aku dan Uang ini Sahabat Fimela semua bisa berbagi tulisan terkait pengalaman, cerita pribadi, kisah, atau sudut pandang terkait uang. Seperti tulisan berikut ini.

***

Oleh: Abhyda AZE

Uang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang. Setuju banget dengan ungkapan ini. Kita bisa menghabiskan banyak waktu untuk menghasilkan uang dan kita bisa menghabiskan uang dalam waktu sekejap, bisa dipahami? Di situlah pentingnya time management dan financial planning karena saat hal tersebut tidak berjalan dan dikondisikan dengan baik yang akan terjadi adalah berakhir sia-sia, sia-sia waktu, sia-sia uang.

Dalam suatu rumah tangga atau pernikahan kita akan banyak belajar menyesuaikan, mulai dari penyesuaian karakter, penyesuaian kebiasaan, penyesuaian waktu dan lain juga tidak tertinggal penyesuaian perencanaan keuangan. Perencanaan keuangan ada baiknya mulai dibicarakan sebelum membina rumah tangga agar tidak terjadi perbenturan pengolahan keuangan keluarga nantinya.

Awal pernikahan adalah hal yang bahagia namun seiring berjalannya waktu di bumbui oleh konflik-konflik rumah tangga yang terjadi untuk saling beradaptasi. Mulai hal-hal kecil maupun hal besar yang muncul namun hal itu membuat rumah tangga yang kita jalani semakin terarah di jalan yang sama. Seperti halnya masalah keuangan. Tak heran kerap terjadi karena perbedaan pengolahanannya.

Aku dan suami sebelum menikah sudah membicarakan untuk pengolahan keuangan kami. Mungkin prinsip kami tidak seperti pasangan pada umumnya karena kami sepakat manajer keuangan tetap di tangan suami, dan istri mendapatkan haknya. Sejak awal bahkan sebelum menikah pun aku tidak keberatan dengan hal itu.

Suami Tetap Jadi Manajer Keuangan

Memang awalnya berantakan karena pada saat itu suami masih belajar juga mengatur prioritas dan masih harus beradaptasi. Saya sendiri mengatur keuangan belanja saya yang diberikan suami. Tapi prinsip kami berdua adalah kejujuran, keterbukaan, dan kepercayaan. Jadi sejak awal pernikahan suami selalu mendiskusikan pengeluaran kita baik internal keluarga atau eksternal.

Tugasku di sini sebagai seorang istri memberi masukan, mengarahkan, dan mengingatkan. Jadi kita sama-sama belajar karena bagi kami perencanaan keuangan bukan masalah tugas siapa, siapa yang berhak dan mampu, tapi bagaimana kita saling terbuka, percaya dan membangun perencanaan keuangan bersama dengan begitu kita sama belajar juga terkait satu sama lain dalam berbagai hal. Dan satu lagi nih, aku jadi sering dapat surprise, kado juga bunga dari suami karena dia bisa leluasa menyiapkan kejutan buatku. Dia membelikan rumah untukku, berinvestasi, dan menjalani bisnis bersamaku.

Manajer keuangan memang suami. Dia yang mengatur pemasukan dan pengeluaran tapi tidak menjadikan istri kehilangan kepercayaan dan tugasnya di rumah tangga, tetap istri yang menjadi badan pengawas dan penasihat keuangan keluarga.

Kamu memang bisa membeli segalanya dengan uang tapi tidak dengan ketulusan, cinta dan kebahagiaan. Jangan jadikan uang perusak kebahagiaanmu karena materi hanyalah titipan. Gunakan sebijak mungkin dan belajar bersyukur atas segala yang di punya itu lebih berkah. Insha Allah. Aamiin.

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading