Sukses

Lifestyle

Kalap Makan saat Buka Puasa? Waspadai 7 Dampak Buruknya bagi Kesehatan

Fimela.com, Jakarta Saat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, umat muslim diharuskan menahan lapar dan dahaga dari fajar hingga adzan magrib berkumandang. Tak heran, jika momen buka puasa banyak orang yang kalap makan, bahkan dijadikan sebagai ajang ‘balas dendam’ untuk menyantap beragam makanan yang dihidangkan di meja.

Padahal, makan berlebih saat berbuka puasa sama sekali tidak dianjurkan. Sebab, hal ini dapat memicu sejumlah masalah kesehatan.

Dilansir dari Healthline, berikut 7 dampak buruk makan berlebihan saat buka puasa bagi kesehatan.

1. Meningkatkan lemak tubuh berlebih

Perlu diketahui keseimbangan kalori harian kita ditentukan dari jumlah kalori yang kita konsumsi dan berapa banyak kalori yang kita bakar.

Jika kita makan lebih dari yang dikeluarkan atau yang disebut surplus kalori, maka tubuh kita akan menyimpan kalori tambahan ini sebagai lemak. Kelebihan lemak tubuh ini nantinya dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas.

2. Menggangu regulasi rasa lapar

Tubuh kita memiliki dua hormon utama yang mempengaruhi pengaturan rasa lapar, yakni ghrelin yang merangsang nafsu makan dan leptin yang menekan nafsu makan. Ketika kita tidak makan atau sedang puasa, ghrelin akan meningkat. Kemudian, setelah makan kadar leptin akan memberi tahu tubuh bahwa perut sudah penuh.

Namun, jika kita makan berlebihan saat buka puasa dapat mengganggu keseimbangan hormon yang mengontrol rasa kenyang dan lapar, sehingga sulit untuk menentukan kapan tubuh membutuhkan makanan.

 

3. Meningkatkan risiko penyakit

Kebiasaan makan berlebih ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan obesitas dan resistensi insulin sebagai dua faktor risiko utama untuk sindrom metabolik.

Pada gilirannya, kondisi ini secara konsisten terbukti meningkatkan masalah kesehatan lainnya seperti penyakit jantung dan stroke. Kamu dapat mengurangi risiko kondisi ini dengan menghindari kalori tinggi, makanan olahan, makan banyak sayuran kaya serat, dan memoderasi ukuran porsi karbohidrat.

4. Merusak fungsi otak

Seiring waktu, makan berlebihan dapat merusak fungsi otak. Beberapa studi mengikat menemukan bahwa, makan berlebihan terus-menerus mempengaruhi penurunan mental pada orang dewasa yang lebih tua, dibandingkan dengan mereka yang tidak makan berlebihan.

Satu studi pada orang dewasa yang lebih tua menemukan bahwa kelebihan berat badan berdampak negatif pada memori, dibandingkan dengan individu dengan berat badan.

5. Menyebabkan mual dan gangguan pencernaan

Makan berlebihan secara teratur dapat menyebabkan perasaan mual dan gangguan pencernaan yang tidak nyaman. Dalam kasus yang parah, mual ini dapat memicu muntah, yang merupakan cara tubuh Anda untuk mengurangi tekanan lambung akut.

Meskipun banyak obat yang dijual bebas dapat mengobati kondisi ini, pendekatan terbaik adalah mengatur ukuran porsi Anda dan makan lebih lambat untuk mencegah gejala ini sejak awal.

 

6. Menyebabkan gas berlebih dan kembung

Makan makanan dalam jumlah besar dapat membebani sistem pencernaan, memicu gas dan kembung. Apalagi jika makanan yang dikonsumsi merupakan makanan pedas dan berlemak, serta minuman berkarbonasi seperti soda.

Selain itu, makan terlalu cepat juga dapat meningkatkan gas dan kembung karena makanan dalam jumlah besar dengan cepat masuk ke perut. Untuk mengatasinya, makanlah secara perlahan dan batasi ukuran porsi makanan yang mengandung gas.

7. Membuat tubuh mengantuk dan cepat lelah

Setelah makan berlebihan, biasanya tubuh akan menjadi lesu atau lelah. Ini disebakan adanya fenomena yang disebut hipoglikemia reaktif, di mana gula darah turun segera setela makan besar.

Gula darah rendah biasanya dikaitkan dengan gejala seperti kantuk, lesu, detak jantung cepat, dan sakit kepala. Hal ini tentu tak boleh disepelekan karena dapat mengganggu produktivitas sehari-hari.

Penulis: Hilda Irach

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading