Sukses

Lifestyle

Tak Perlu Menutup Diri dengan Kekurangan yang Ada, Kita Semua Istimewa

Fimela.com, Jakarta Kita semua pasti pernah merasakan perasaan tak nyaman seperti rendah diri, sedih, kecewa, gelisah, dan tidak tenang dalam hidup. Kehilangan rasa percaya diri hingga kehilangan harapan hidup memang sangat menyakitkan. Meskipun begitu, selalu ada cara untuk kembali kuat menjalani hidup dan lebih menyayangi diri sendiri dengan utuh. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Bye Insecurities Berbagi Cerita untuk Lebih Mencintai dan Menerima Diri Sendiri ini.

***

Oleh:  Jekaristian lase

Hai perkenalkan aku Jekaristian lase. Aku seorang wanita yang selalu membandingkan diriku dengan orang lain, selalu protes atas semua kekurangan yang ada dalam diriku baik itu dari segi fisik, pendidikan, keluarga, prestasi dan pertemanan. Aku juga selalu kagum melihat kelebihan orang lain di sekitarku maupun di media sosial.

Aku lahir dengan kekurangan fisik bagian mata gangguan saat mata tidak melihat persis ke arah yang sama pada saat bersamaan yang sering dikenal dengan sebutan mata juling. Saat aku masih kecil mungkin kekurangan itu tidak terlalu berdampak pada diriku karena aku masih belum tahu apa itu mata juling. Aku hanya anak kecil yang tahu dunia bermain, dan saat umurku pun mulai beranjak dewasa aku belum menyadari serta merasa kekurangan dalam diriku. 

 

Berdamai dengan Kekurangan Diri

Hingga suatu hari aku lagi duduk menonton televisi teman melihatku dan bertanya padaku, “Kenapa matamu berbeda arah, tidak sejajar?” dan seketika aku ciut dengan perkataan itu lalu aku mulai mencari tahu di internet kenapa mataku tidak sejajar akhirnya di situlah aku tahu bahwa mataku juling, jujur saat itu aku sedih mengetahui kekuranganku itu.

Bahkan di sekolah sampai memasukki dunia perkuliahan pun aku sering melihat orang lain dengan membentuk mataku sipit agara mata julingku tidak terlalu kelihatan karena menurutku dengan seperti hal itu membuat aku percaya diri memberanikan diri melihat/menatap orang lain dengan membentuk mata sipit.

Terkadang aku juga malu menatap atau melihat orang yang berbicara denganku karena aku inscure dengan kekuranganku di bagian mata, bahkan jika dalam keramaian aku sering menundukkan pandangan. Karena aku malu jika orang lain tiba-tiba melihatku saat aku lagi melihat/menatap sesuatu ternyata mataku juling dan tidak searah.

Bahkan jika aku diajak berfoto sama orang lain aku sangat insecure karena arah pandangan mataku tidak searah. Bahkan sering kali jika aku berfoto sendiri/sama orang lain aku membentuk mataku sipit agar bola mataku yang juling tidak terlalu terlihat. Hal itu aku lakukan karna aku pernah dapat ejekan dari orang lain karena mataku yang juling. Sehingga rasa malu  selalu menghampiriku aaat aku berada di lingkungan sosial terlebih di keramaian aku takut dan trauma diejek orang lain karena keadaan mataku yang juling.

Bukan hanya soalnya keadaan fisik mata juling yang sering kali membuat aku insecure terhadapan orang lain. Akan tetapi, juga dari segi pendidikan, prestasi, keluarga dan pertemanan sering kali aku membandingkan diriku dengan orang lain.

Kadang aku merasa kenapa ya aku tidak seberuntung orang lain yang punya fisik yang sempurna, punya pendidikan tinggi, punya prestasi yang bagus sehingga mereka banyak dikagumi dan dipandang banyak orang. Sedangkan aku selalu gagal dalam meraih prestasi. orang lain bisa punya keluarga yang terpandang/kaya yang apa pun mereka minta selalu selalu ada terlebih dalam fasilitas yang disediakan orang tua. Sedangkan aku punya keluarga yang serba kekurangan dari segi pendididikan, ekenomi serta selalu dipandang sebelah mata oleh orang lain dianggap remeh terus.

Menjalani Hidup dengan Sebaik-baiknya

Rasa insecure selalu menghampiri setiap hari kali aku menangis bahkan stress memikirkan kekurangan yang terjadi dalam diri bahkan aku selalu bertanya kenapa aku diciptakan di dunia ini kalau hanya jadi orang yang dipandang sebelah mata oleh orang serta banyak kekurangan tidak ada yang istimewa dalam diriku yang bisa dibanggakan.

Sehingga pada suatu ketika aku diajak kakak sepupu di tempat kerjanya di dinas sosial. Aku melihat anak-anak distabilitas yang hampir semua seumuran denganku. Setelah melihat mereka seketika air mata keluar.

Aku sangat menyesali segala kelakuanku yang tidak bersyukur dan selalu membandingkan diri dengan orang lain. Sedangkan masih banyak anak-anak maupun seumuran denganku yang punya kekurangan bahkan bisa dibilang mereka lebih dari aku, akan tetapi aku melihat keceriaan dalam diri mereka tanpa ada rasa insecure maupun malu saat bertemu dengan banyak orang. Mereka begitu bahagia menikmati hidup mereka walau mereka punya keterbatasan.

Bukan hanya itu, saat aku ibadah di gereja pendeta berkata begini, "Setiap kita yang diciptakan kita berharga dan istimewa segala sesuatu yang Tuhan berikan dalam hidup kita baik mapun buruk semua mendatang kan kebaikan. Mungkin sekarang kita belum mengerti semua tapi suatu saat kita akan tahu rencana-Nya indah dalam hidup kita. Jangan pernah menyesali hidupmu yang penuh kekurangan. Jangan pernah membandingkan dirimu dengan orang lain sehingga segala kebaikan dan banyak kelebihan dalam dirimu yang tuhan berikan kamu tidak menyadarinya karena kamu sibuk melihat dan membandingkan diri dengan  orang lain."

Dan sejak saat itu aku pun perlahan-lahan bangkit dan menghilangkan kata insecure dan membandingkan diri dalam hidupku. Aku belajar bersyukur atas semua yang Tuhan kasih dalam hidupku. Yang baik maupun  buruk aku mulai menyadari bahwa tidak ada hidup yang sempurna dari segi mana pun semua di dunia karena kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta.

Aku mulai merenungi dan bersyukur segala kelebihan dalam diriku. Aku tidak mau fokus untuk terus melihat kekuranganku sehingga aku lupa akan kelebihan yang Tuhan kasih. Aku mulai merasakan bahwa diriku hebat, berharga, dan istimewa.

Aku hebat dalam melukis cerita hidupku dengan orang-orang di sekitarku dengan menjadi  bermanfaat serta terus menebar kabaikan bagi orang lain. Aku berharga serta istimewa dalam keluargaku terlebih aku bersyukur punya keluarga yang sangat mengasihi dan mencintai anak-ana nya dan tidak menuntut jadi orang sehebat dan sempurna seperti pencapaian orang lain. Sekarang aku sudah nggak memikirkan kekuranganku. Kini berusaha mencintai diri sendiri tanpa menginginkan menjadi diri orang lain.

Siapa pun yang membaca ini aku  cuma mau bilang kita berharga dan istimewa. Tak perlu kecewa dan menyesali segala kekurangan dalam hidup. Kamu punya banyak kelebihan yang mungkin banyak orang yang secara diam-diam kagum akan kelebihanmu.

Aku juga masih manusia yang masih terus belajar dalam perjalanan hidup terlebih bangkit dari rasa insecure yang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kamu dan aku hebat, berharga dan istimewa.

Mari bersyukur atas apa pun yang ada dalam diri kita. Mari kita mencintai diri kita, dan selalu menjadi diri sendiri tanpa perlu menginginkan diri/hidup kita seperti orang lain. Semoga ceritaku ini bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya dan menjadi seamngat bagi kamu yang lagi berusaha bangkit dari rasa insecure akan kekurangan dalam dirimu.

 

#WomenforWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading