Sukses

Lifestyle

Mengapa Seseorang Suka Bergosip? Ini Kata Ahli

Fimela.com, Jakarta Bergosip atau membicarakan seseorang tanpa diketahui orang yang bersangkutan merupakan hal yang biasa dilakukan banyak orang. Berbeda dengan obrolan biasa, gosip cenderung membicarakan keburukan orang lain untuk menjelekkan atau merendahkan. Informasi yang disebarkan melalui gosip bahkan sering kali tidak sesuai dengan kenyataan.

Saat membicarakan orang lain, mungkin sebagai pendengar kita akan merasa tertarik dan penasaran. Apalagi bila desas-desu yang disampaikan adalah hal yang sensitif. Namun, berbeda dengan seseorang yang menjadi bahan pembicaraan. Saat kabar buruk tentangnya telah tersebar, orang yang menjadi bahan pembicaraan biasanya akan merasa tertekan dan merasa terpojoki.

Melansir dari Well and Good, terdapat alasan psikologis yang menyebabkan orang suka bergosip.  Berikut penjelasannya.

1. Menambah Kedekatan Antar Rekan Berbicara

Biasanya gosip dilakukan bersama dengan orang yang dikenal untuk menjaga kerahasiaannya. Namun tak jarang pula suatu kelompok dipersatukan karena tertarik dengan topik yang sama. Psikolog klinis menjelaskan misalnya saat sedang membicarakan skandal artis, awalnya hanya beberapa orang yang sudah saling mengenal saja yang asik membicarakan artis tersebut. Namun ketika ada orang lain menimpali topik yang sama, kedua belah pihak akan otomatis bersatu dan akrab karena tertarik pada topik yang sama.

2. Membicarakan Hal Negatif Terasa Lebih Menarik

Topik yang sering dibicarakan saat bergosip adalah hal yang menyalahi atau tidak sesuai dengan budaya yang berlaku. Dalam hal ini, termasuk penilaian orang lain mengenai benar atau salahnya tindakan seseorang. Studi tahun 2011 menemukan bahwa otak cenderung fokus pada mereka yang melakukan hal-hal yang menyusahkan atau tidak benar di mata publik. Saat orang lain melakukan sesuatu yang tidak biasa, walaupun belum tentu salah ia akan secara otomatis jadi bahan pembicaraan suatu kelompok. Hal yang tidak sejalan seperti yang orang lain pikirkan akan menjadi sasaran empuk topik perbincangan.

3. Memberi Informasi Penting atau Sekedar Hiburan

Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki rasa ingin tahu besar mengenai segala hal yang terjadi di lingkungan sosial. Dalam hal ini, gosip membantu seseorang untuk mengetahui berbagai informasi tanpa harus melihatnya langsung. Melansir dari Everyday Health, pada dasarnya gosip dapat membantu orang siap masuk dalam suatu lingkungan sosial. Misalnya ingin bertemu dosen untuk pertama kalinya. Untuk mengetahui dosen tersebut agar bisa mempersiapkan diri, gosip akan sangat membantu. Gosip mempermudah persiapan diri untuk menghadapi situasi yang belum pernah dirasakan.

4. Membuat Diri Merasa Lebih Baik

Banyak gosip buruk dilakukan untuk membuat diri merasa lebih baik daripada orang yang bicarakan. Hal ini merupakan cara yang salah untuk membangun harga diri. Penelitian di jurnal Frontiers in Psychology yang diterbitkan pada Mei 2019 mengatakan terdapat enam motif untuk bergosip yaitu mengumpulkan dan memvalidasi informasi, membangun hubungan, melindungi diri sendiri, kesenangan sosial, dan pengaruh negatif. Ditemukan bahwa membicarakan topik negatif saat bergosip bahkan dapat berdampak positif pada kelompok sosial dan mendorong kerja sama.

5. Menimbulkan Perasaan Senang

Studi pada 2015 mengatakan saat seseorang mendengar gosip baik tentang dirinya, ia akan merasa bangga dan senang. Dalam hal ini gosip baik memberi efek yang sama baiknya saat seseorang dipuji. Namun, bila gosip yang didengar adalah hal negatif, akan berdampak pada psikis. Dampak yang timbul antara lain stres, cemas, khawatir, dan tidak percaya diri.

Gosip mungkin memberi beberapa dampak positif seperti membuat seseorang menjadi dekat dengan lawan bicara dan meningkatkan keakraban. Namun, saat yang dibicarakan adalah hal negatif tentu akan memberi kerugian bagi orang yang dibicarakan.

Penulis : Mufiidaanaiilaa Alifah S.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading