Sukses

Lifestyle

Survei: 71% Masyarakat Indonesia Berinvestasi Melalui Aplikasi

Fimela.com, Jakarta Pandemi Covid-19 yang melanda dunia memengaruhi banyak orang di dunia. Kali ini, pandemi berhasil mendorong masyarakat Indonesia untuk memahami pentingnya memiliki rencana keuangan, termasuk dana darurat, asuransi kesehatan, hingga investasi.

Dilansir dari survei “Insights and Future Trends of Investment in Indonesia” yang diselenggarakan oleh Populix diketahui bahwa mayoritas 72% responden telah mulai berinvestasi, khususnya di kalangan generasi milenial. Angka tersebut meningkat, jika dibandingkan dengan survei yang dilakukan pada Januari 2021 dengan angka 44% responden yang telah mulai berinvestasi.

Dr. Timothy Astandu, Co-Founder dan CEO Populix mengatakan survei tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, yang kini melek akan investasi. Kehadiran berbagai aplikasi investasi di tanah air juga tentunya mendorong inklusivitas kepada anak muda untuk mulai berinvestasi, di mana hal ini terlihat juga dari mayoritas responden yang memilih untuk menjalankan investasi melalui aplikasi.

“Tentunya hal ini menjadi catatan positif untuk Indonesia. Namun, fenomena ini juga menjadi alarm pengingat bahwa diperlukan kolaborasi antara berbagai pihak untuk terus mengimbangi minat anak muda Indonesia pada tren investasi dengan literasi keuangan yang lebih baik lagi,” imbuh Dr. Timothy Astandu.

Perilaku dan tujuan investasi masyarakat Indonesia

Sebanyak 64% responden dari segala rentan usia memiliki tujuan utama berinvestasi adalah mengumpulkan dana darurat. Selain itu, Gen Z dan milenial cenderung berinvestasi untuk mendapatkan penghasilan tambahan, sedangkan gen Z untuk mengumpulkan dana pensiun.

Adapun, instrumen investasi yang digunakan, antara lain:

  • Reksa dana sebesar 47%
  • Perhiasan emas 46%
  • Saham 32%
  • Logam mulia 30%
  • Deposito 29%
  • Properti 21%
  • Kripto 20%

Sementara itu, sarana untuk mencari infromasi seputar instrumen investasi yang sering digunakan, antara lain:

  • Media sosial (Youtube dan Instagram) sebesar 68%
  • Informasi resmi OJK sebesar 42%
  • Teman atau rekan kerja sebesar 40%
  • Situs resmi institusi keuangan sebesar 34%
  • Influencer sebesar 32%

 

Sumber dana dan platform investasi masyarakat Indonesia

Sebanyak 71% responden memilih aplikasi untuk berinvestasi karena cenderung lebih mudah karena tidak membutuhkan modal yang besar. Adapun aplikasi yang sering digunakan, antara lain:

  • Bibit sebesar 56%
  • DANAeMAS sebesar 33%
  • Ajaib sebesar 28%
  • Tokopedia sebesar 25%
  • OVO Invest sebesar 20%

Di sisi lain, 44% responden memilih menggunakan bank untuk berinvestasi karena dapat dipercaya, mudah, dan ketentuannya tidak rumit. Beberapa bank utama yang dipercaya oleh responden untuk berinvestasi meliputi:

  • BRI sebesar 31%
  • BCA sebesar 31%
  • Bank Mandiri sebesar 30%
  • BNI sebesar 27%

Rencana investasi masyarakat Indonesia di masa depan

Di tengah meningkatnya minat masyarakat dalam berinvestasi, sebanyak 28 responden mengungkapkan belum bisa berinvestasi karena kondisi keuangan yang tidak mencukupi untuk memulai investasi (sebesar 78%).

Selain itu, masih juga terdapat pemahaman bahwa investasi membutuhkan dana yang besar (36%), takut mengambil risiko (32%), kesulitan untuk memahami informasi seputar investasi (20%), trauma pengalaman penipuan investasi di masa lalu (14%), dan bertentangan dengan kepercayaan atau berisiko mengandung riba (8%).

Meskipun begitu, sebanyak, 95% responden sudah memiliki rencana untuk berinvestasi di masa depan, terutama pada instrumen logam mulia (49%), perhiasan emas (42%), saham (42%), properti (37%), reksa dana (35%), dan deposito (32%).

 

*Penulis: Angela Marici.

#Women for Women

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading