Sukses

Lifestyle

Sering Kesemutan? Hati-hati, Bisa Jadi Gejala Neuropati Perifer

Fimela.com, Jakarta Kesemutan adalah hal yang cukup sering dialami oleh banyak orang. Kesemutan bisa terjadi di bagian tubuh manapun, namun paling sering terjadi di bagian tangan dan kaki.

Kesemutan adalah suatu kondisi yang bisa dibilang cukup ringan. Kesemutan sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya. Namun terkadang kondisi tersebut bisa terjadi berulang dan rasanya pasti tidak nyaman dan cukup mengganggu.

Namun kesemutan ternyata bisa jadi pertanda kalau kamu sedang mengalami suatu penyakit tertentu. Hal inilah yang perlu kamu waspadai kalau kamu mengalami kesemutan. Kesemutan bisa jadi merupakan gejala dari neuropati perifer. Apa itu neuropati perifer? Simak penjelasannya berikut ini.

Apa Itu Neuropati Perifer?

Neuropati perifer adalah penyakit akibat kerusakan pada sistem saraf perifer atau sistem saraf tepi. Kerusakan tersebut menyebabkan terganggunya fungsi saraf tepi dalam mengirimkan sinyal dari organ ke otak atau sebaliknya.

Sistem saraf tepi berfungsi untuk mengirimkan sensasi fisik dari seluruh organ tubuh ke otak. Saraf tepi juga menyalurkan perintah dari otak untuk menjalankan fungsi tertentu, seperti menggerakkan tubuh, mengeluarkan keringat, meningkatkan detak jantung, dan mengatur tekanan darah.

Pada penderita neuropati perifer, fungsi-fungsi di atas dapat terganggu sebagian atau seluruhnya. Keluhan yang dialami dapat berbeda-beda, tergantung bagian dan lokasi saraf tepi yang terganggu. Namun, gejala yang paling banyak terjadi adalah, nyeri, kesemutan, dan lemah otot.

Selain karena kerusakan pada sistem saraf, neuropati perifer juga bisa disebabkan oleh berbagai penyakit atau kondisi berikut:

  • Diabetes
  • Infeksi bakteri atau virus, misalnya HIV, cacar, difteri, kusta, dan hepatitis C
  • Penyakit autoimun, seperti sindrom Guillain-Barre, lupus, sindrom Sjögren, dan rheumatoid arthritis
  • Faktor genetik, misalnya penyakit Charcot-Marie-Tooth
  • Hipotiroidisme
  • Kekurangan vitamin B1, B6, B12, dan vitamin E
  • Penyakit liver
  • Penyakit ginjal
  • Peradangan pembuluh darah (vaskulitis)
  • Penumpukan protein amiloid di dalam jaringan atau organ tubuh (amiloidosis)
  • Kerusakan saraf, misalnya akibat cedera atau efek samping operasi
  • Kanker darah multiple myeloma
  • Kanker kelenjar getah bening atau limfoma
  • Keracunan merkuri atau arsenik
  • Kecanduan alkohol
  • Tumor yang menekan saraf tepi
  • Efek samping penggunaan obat dalam jangka panjang, antara lain antibiotik (nitrofurantoin dan metronidazole), obat kemoterapi untuk kanker usus, obat antikonvulsan (misalnya phenytoin), thalidomide, dan amiodarone

Neuropati perifer juga lebih berisiko terjadi pada seseorang yang memiliki kondisi berikut ini:

  • Berat badan berlebih
  • Tekanan darah tinggi
  • Usia 40 tahun ke atas

Gejala dan Jenis Neuropati Perifer

1. Neuropati motorik

Neuropati motorik adalah gangguan pada saraf yang mengontrol gerak tubuh (fungsi motorik). Gejalanya antara lain:

  • Kedutan dan kram otot
  • Lemah otot hingga kelumpuhan pada satu otot atau lebih
  • Kaki yang lunglai dan tampak jatuh saat berjalan (foot drop)
  • Penurunan massa otot (atrofi otot)

2. Neuropati sensorik

Neuropati sensorik adalah gangguan pada saraf yang mengirim sinyal sensasi, seperti sentuhan, suhu, atau nyeri. Gejala yang bisa timbul adalah:

  • Mudah merasa sakit meski hanya tersentuh sedikit (alodinia)
  • Nyeri seperti tertusuk atau terasa panas, biasanya terjadi di kaki atau telapak kaki
  • Kesemutan pada bagian tubuh yang terdampak
  • Ketidakmampuan dalam merasakan nyeri atau perubahan suhu, terutama di kaki
  • Gangguan keseimbangan atau koordinasi gerak tubuh (ataksia sensorik)

3. Mononeuropati

Mononeuropati adalah jenis neuropati perifer yang terjadi hanya pada salah satu saraf tepi yang spesifik. Gejala yang ditimbulkan meliputi:

  • Penglihatan ganda atau sulit fokus, yang terkadang disertai sakit pada mata, jika terjadi pada saraf yang mengontrol gerakan bola mata (saraf kranial III, IV, atau VI)
  • Kelumpuhan pada salah satu sisi wajah atau Bell’s palsy, jika terjadi pada saraf yang mengontrol gerakan wajah (saraf kranial VII)
  • Jari tangan terasa lemah atau kesemutan atau carpal tunnel syndrome, jika terjadi pada saraf medianus di pergelangan tangan

4. Neuropati otonomik

Neuropati otonomik adalah cedera pada saraf otonom. Saraf ini berfungsi mengontrol proses tubuh yang bekerja secara otomatis, seperti tekanan darah, fungsi pencernaan, dan fungsi kandung kemih. Berikut adalah gejalanya:

  • Detak jantung cepat (takikardia) meski saat beristirahat
  • Disfagia atau sulit menelan
  • Perut kembung
  • Sering bersendawa
  • Mual
  • Sembelit atau diare di malam hari
  • Buang air besar yang sulit dikontrol (inkontinensia tinja)
  • Beser atau sering buang air kecil
  • Tubuh jarang berkeringat, atau sebaliknya terus-menerus berkeringat
  • Gangguan fungsi seksual, seperti disfungsi ereksi
  • Hipotensi ortostatik

Jika kamu mengalami gejala di atas dan tak kunjung sembuh atau bertambah gejala lain seperti mati rasa, nyeri hingga hilang keseimbangan, maka sebaiknya segera periksakan ke dokter. Apalagi jika kamu punya riwayat penyakit yang bisa menyebabkan neuropati perifer seperti diabetes, penyakit autoimun, dan lain-lain.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Kesemutan adalah suatu sensasi abnormal yang dirasakan seseorang. Keluhan ini bisa terasa di bagian tubuh mana pun

    Kesemutan

  • Neuropati perifer adalah kerusakan yang terjadi pada saraf tepi (perifer), yaitu jaringan saraf yang terletak di luar otak dan sumsum tulang

    Neuropati Perifer

  • Fimela Hype

Loading