Sukses

Lifestyle

Sayang atau Manipulatif? Kenali Batas Antara Perhatian dan Toxic Relationship

Fimela.com, Jakarta Dalam sebuah hubungan, perhatian dari pasangan sering kali dianggap sebagai tanda cinta yang tulus. Pesan seperti “Lagi di mana?” atau “Udah makan belum?” bisa terasa begitu manis, seolah ada seseorang yang benar-benar peduli. Begitu juga saat pasangan ingin selalu tahu tentang kegiatan kita, mengingatkan untuk istirahat, atau bahkan merasa cemburu saat kita terlalu dekat dengan orang lain. Semua itu, pada awalnya, tampak seperti bentuk kasih sayang yang mendalam.

Namun, seiring berjalannya waktu, perhatian yang dulu terasa hangat bisa berubah menjadi sesuatu yang menyesakkan. Pertanyaan sederhana bisa berubah menjadi interogasi, kekhawatiran bisa menjadi kontrol, dan cemburu bisa berkembang menjadi larangan-larangan yang membatasi kebebasan. Apa yang awalnya terasa sebagai tanda cinta, perlahan bisa bertransformasi menjadi hubungan yang tidak sehat.

Di sinilah letak permasalahannya—batas antara perhatian yang tulus dan sikap manipulatif dalam hubungan sering kali begitu samar. Tidak sedikit orang yang baru menyadari bahwa mereka berada dalam hubungan yang toksik setelah terlalu dalam terjebak di dalamnya. Lantas, bagaimana cara membedakan antara pasangan yang benar-benar peduli dengan pasangan yang sebenarnya sedang mengontrol? Melansir verywellmind.com, berikut adalah ciri-ciri bahwa pasanganmu manipulatif dan kamu menjalani toxic relationship.

1. Gaslighting dan Membuatmu Meragukan Dirimu Sendiri

Salah satu tanda awal manipulasi dalam hubungan adalah gaslighting. Pasangan yang melakukan gaslighting cenderung berbohong dan menyalahkanmu atas sesuatu yang bukan kesalahanmu, dan meremehkan perasaanmu. Mereka mungkin mengatakan hal-hal seperti, "Kamu lebay banget," atau "Kamu terlalu sensitif," setiap kali Sahabat Fimela mencoba mengungkapkan perasaan.

Tujuan gaslighting adalah membuat Sahabat Fimela meragukan validitas emosi sendiri. Pasangan yang manipulatif akan terus menyangkal kesalahan mereka dan bahkan membuatmu percaya bahwa semuanya adalah kesalahanmu sendiri. Jika setelah berbicara dengan pasangan, Sahabat Fimela sering merasa bingung, kecewa pada diri sendiri, atau tidak bisa mempercayai insting, bisa jadi Sahabat Fimela sedang mengalami gaslighting.

2. Bersikap Pasif-Agresif, Menyampaikan Kemarahan Secara Tidak Langsung

Komunikasi yang sehat seharusnya terbuka dan jujur. Namun, pasangan yang manipulatif sering kali menggunakan sikap pasif-agresif untuk menyampaikan ketidaksenangannya. Mereka mungkin menghindari diskusi, menghindarimu, atau menggunakan sarkasme untuk menutupi perasaan sebenarnya.

Contohnya, mereka bisa saja menarik perhatian dengan cara yang tidak langsung, seperti menghela napas berat, merajuk, atau memberikan komentar sinis. Mereka berharap akan ditanya, "Kenapa?" tanpa mereka harus secara langsung mengungkapkan apa yang salah. Jika pasangan sering bersikap seperti ini, bisa jadi mereka sedang memanipulasi secara emosional.

3. Sering Berbohong dan Menyalahkanmu

Dalam hubungan yang sehat, kedua belah pihak harus bisa bertanggung jawab atas kesalahan masing-masing. Namun, pasangan yang manipulatif cenderung menghindari tanggung jawab dengan berbohong atau mengalihkan kesalahan kepadamu. Mereka mungkin mengarang cerita atau melebih-lebihkan situasi agar terlihat sebagai korban.

Meskipun kebanyakan orang pernah berbohong untuk menghindari konflik, seseorang yang manipulatif akan menggunakan kebohongan untuk mengontrol dan menyesatkan pasangannya. Jika Sahabat Fimela sering merasa ragu dengan ingatan sendiri karena pasangan terus membantah atau mengubah cerita, bisa jadi ini adalah tanda manipulasi emosional.

4. Love Bombing, Perhatian Berlebihan yang Berujung Mengontrol

Pada tahap awal hubungan, perhatian yang berlebihan sering dianggap sebagai tanda cinta yang kuat. Namun, jika pasanganmu terlalu cepat mengungkapkan perasaan yang dalam, memberikan hadiah besar tanpa alasan jelas, atau menuntut komitmen sejak dini, ini bisa menjadi tanda love bombing.

Seorang love bomber akan memujamu setinggi langit di satu waktu, lalu tiba-tiba meremehkan atau mengabaikanmu di waktu lain. Mereka menciptakan ketergantungan emosional agar Sahabat Fimela merasa perlu mempertahankan hubungan, meskipun hubungan tersebut sudah tidak sehat. Siklus ini sering berlanjut dengan manipulasi lain seperti gaslighting dan paksaan.

Cara Membedakan Perhatian yang Tulus dan Manipulasi

Membedakan antara perhatian yang tulus dan manipulasi bukanlah hal yang mudah, terutama karena keduanya sering kali terlihat serupa di awal. Salah satu perbedaan utama terletak pada kebebasan yang diberikan dalam hubungan. Pasangan yang benar-benar peduli akan mendukung kemandirian dan kebahagiaan pasangannya, sementara pasangan yang manipulatif cenderung membatasi ruang gerak dan mengontrol keputusan pasangannya. Jika seseorang mulai melarang pasangannya bertemu teman-teman atau membuatnya merasa bersalah saat menghabiskan waktu sendiri, itu bisa menjadi tanda bahwa hubungan telah beralih ke arah yang tidak sehat.

Selain itu, perhatian yang tulus membangun rasa percaya, sedangkan manipulasi justru menciptakan ketakutan. Pasangan yang saling percaya tidak akan merasa perlu untuk terus-menerus mengawasi atau mempertanyakan keberadaan satu sama lain. Sebaliknya, pasangan yang manipulatif sering kali menunjukkan sikap curiga yang berlebihan dan mengajukan pertanyaan yang terasa seperti interogasi. Jika seseorang merasa takut untuk berkata jujur karena khawatir akan reaksi pasangannya, maka hubungan tersebut mungkin sudah mengarah ke kontrol emosional.

Perbedaan lain terletak pada penerimaan terhadap kekurangan masing-masing. Dalam hubungan yang sehat, pasangan menerima satu sama lain dengan segala kelebihan dan kekurangan, serta mencari solusi bersama ketika ada perbedaan. Sebaliknya, pasangan yang manipulatif cenderung menuntut kesempurnaan dan mengancam akan pergi jika pasangannya tidak berubah sesuai harapan mereka. Jika seseorang terus-menerus merasa tidak cukup baik atau dipaksa untuk mengubah diri demi mempertahankan hubungan, maka bisa jadi yang terjadi bukanlah perhatian, melainkan bentuk kontrol terselubung.

Mengenali perbedaan ini sangat penting agar seseorang dapat menilai apakah mereka berada dalam hubungan yang sehat atau justru dalam jerat manipulasi emosional. Jika perhatian yang diberikan mulai terasa menyesakkan, membatasi kebebasan, atau menimbulkan ketakutan, maka hubungan tersebut patut dievaluasi lebih dalam.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading