Fimela.com, Jakarta Seiring berjalannya waktu budaya childfree atau memilih untuk tidak memiliki anak semakin berkembang pada masyarakat Indonesia. Fenomena Childfree sendiri menuai pro dan kontra mengingat tidak lazim dalam budaya masyarakat Indonesia.
Di Indonesia, childfree berdampak pada penurunan angka kelahiran. Dari data yang dikeluarkan oleh BPS menunjukkan laju pertumbuhan penduduk pada 2010-2020 mencapai 1,25%. Angka ini menurun dari periode sebelumnya pada 2000-2010 yang menunjukkan angka 1,49%.
Secara definitif, Childfree merupakan istilah yang digunakan bagi orang-orang yang memilih untuk tidak memiliki keturunan dalam kamus Cambridge. Baik itu anak kandung maupun anak angkat dari adopsi. Ada berbagai macam alasan hingga seseorang atau pasangan akhirnya memilih untuk childfree.
Advertisement
Advertisement
Dampak childfree
Mulai dari masalah finansial, trauma masa kecil, hingga menerima kenyataan untuk tidak memiliki keturunan setelah mencoba berbagai progam kehamilan. Meski demikian, pilihan untuk childfree, terutama di Indonesia memang bukan perkara mudah.
Keputusan untuk childfree pasti akan menuai pro dan kontra. Salah satu yang paling terasa adalah tekanan sosial dari keluarga dan lingkungan masyarakat karena stigma yang melekat pada lingkungan sosial. Belum lagi masalah dalam pernikahan dan keuangan yang menjadi masalah lanjutan dari keputusan untuk childfree.
Oleh karena itu, banyak pasangan atau seseorang yang memutuskan untuk childfree mulai mengubah perencanaan hidupnya di masa mendatang. Sadar bahwa ia mungkin akan sendiri, atau hanya dengan pasangan di masa tua, para penganut childfree memilih berfokus pada persiapan pensiun dan merencanakan kematian.
Lantas, seperti apa persiapan yang dilakukan oleh para penganut childfeee.
Persiapan childfree
1. Mengamankan finansial
Memilih untuk childfree mungkin akan membuat kita memiliki tanggung jawab finansial yang lebih sedikit. Namun, dana yang semestinya digunakan untuk membiayai kehidupan anak bisa digunakan menjadi tabungan masa tua, yang nantinya mungkin bisa dibelikan aset rumah maupun produk investasi lainnya untuk meningkatkan nilai aset yang dimiliki.
2. Tinggal di panti jompo
Pertimbangan tinggal di panti jompo menjadi salah satu hal yang dipikirkan oleh penganut childfree ketika memasuki usia lansia. Dengan harapan bisa tetap diurus oleh orang lain meski tidak memiliki anak. Dari beberapa sumber, ternyata tinggal di panti jompo juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sehingga memang harus dipersiapkan dana yang cukup untuk bisa menikmati hari tua dengan layak. Itu sebabnya, mengamankan finansial sejak muda bisa tahapan yang paling penting ketika childfree.
Advertisement
3. Asuransi kesehatan dan jiwa
Tidak hanya berorientasi pada peningkatan aset, mereka yang memilih childfree juga harus membekali diri dengan asuransi kesehatan dan jiwa. Seiring bertambahnya usia, tubuh akan menjadi lebih rentan terhadap penyakit. Dengan memiliki asuransi, setidaknya kamu dan pasangan tidak perlu khawatir perihal ketika harus berobat ke rumah sakit.
4. Persiapan pemakaman
Kehilangan pasangan menjadi skenario paling ditakutkan ketika memutuskan untuk childfree. Ketika pasangan telah tiada itu artinya kamu akan tinggal sendiri. Meski demikian, hal ini tetap harus dipersiapkan. Salah satunya dengan mulai memilih lokasi pemakaman yang sesuai dengan budget. Sehingga kamu bisa menakar berapa biaya yang dibutuhkan untuk pemakaman di lokasi tersebut.
Sejumlah pasangan yang memilih childfree bahkan sudah membayar down payment di lokasi pemakaman yang dituju. Untuk kemudian dicicil sehingga tidak memberatkan pasangan atau keluarga ketika dimakamkan. Memiliki asuransi jiwa juga menjadi opsi yang dipilih agar tidak perlu khawatir akan biaya pemakaman.