Sukses

Lifestyle

10 Ide Jualan Makanan Kekinian untuk Sekolah, Favorit Siswa-Siswi

Fimela.com, Jakarta - Memulai bisnis kuliner di area sekolah dapat menjadi sumber pendapatan yang konsisten, terutama pada waktu istirahat. Tingginya kebutuhan akan makanan ringan yang praktis dan terjangkau di kalangan siswa menjadi faktor utama yang mendukung kesuksesan usaha ini. Dengan adanya perencanaan yang baik, bisnis makanan bisa tumbuh dari modal awal yang minim menjadi sumber keuntungan yang cukup besar.

Penting untuk memilih jenis makanan yang disukai oleh siswa dan memiliki proses pembuatan yang sederhana agar biaya produksi tetap rendah. Selain itu, pemilihan bahan baku yang hemat dan penerapan strategi penjualan yang efisien merupakan kunci untuk mencapai target penjualan harian. Dengan demikian, pelaku usaha dapat memanfaatkan setiap peluang transaksi yang ada.

Berikut ini adalah 10 ide jualan makanan kekinian yang cocok untuk lingkungan sekolah, lengkap dengan estimasi modal yang terjangkau, tips pengemasan, strategi penjualan, serta proyeksi omzet. Simak selengkapnya berikut, dihadirkan fimela.com, Kamis (11/12). Ini akan memberikan wawasan yang berguna bagi siapa saja yang ingin memulai usaha di sektor ini.

Cilok Kuah

Cilok kuah adalah makanan ringan yang sangat disukai oleh banyak siswa, terutama karena teksturnya yang kenyal dan kuahnya yang pedas serta gurih. Makanan ini tidak hanya mudah untuk dibuat, tetapi juga bahan-bahannya terjangkau, sehingga menjadikannya pilihan yang ideal untuk dijadikan usaha di lingkungan sekolah.

Ketertarikan pelajar terhadap cilok kuah dapat menjamin adanya permintaan yang konsisten setiap harinya. Untuk memulai produksi cilok kuah, modal awal yang diperlukan mencakup tepung tapioka, berbagai bumbu, dan kemasan. "Perkiraan modal bahan baku untuk 200 porsi cilok kuah adalah sekitar Rp500.000." Kemasan dapat menggunakan mangkuk plastik kecil lengkap dengan sendok, sehingga memudahkan siswa untuk mengonsumsinya.

Pemasaran dapat dilakukan dengan cara menjual langsung di kantin atau area istirahat, serta menjaga agar produk tetap hangat agar menarik minat pembeli. Jika harga satu porsi cilok kuah ditetapkan Rp5.000, maka penjualan sebanyak 200 porsi dapat menghasilkan omzet kotor sebesar Rp1.000.000. Dengan modal bahan baku sebesar Rp500.000, keuntungan kotor yang diperoleh adalah Rp500.000. Penjualan harian dengan jumlah tersebut berpotensi menghasilkan omzet bulanan yang cukup signifikan, menawarkan peluang keuntungan yang menarik bagi pelaku usaha.

Telur Gulung

Jajanan telur gulung sangat populer di Indonesia, khususnya di kalangan siswa sekolah dasar, karena memiliki rasa yang gurih serta tekstur yang kenyal. Makanan ini dibuat dengan cara mencampurkan telur bersama bumbu-bumbu, lalu digoreng dan digulung menggunakan tusuk sate. Proses pembuatannya yang cepat dan bahan-bahan yang mudah diperoleh membuat telur gulung menjadi pilihan usaha yang praktis. Modal yang diperlukan untuk memproduksi telur gulung terdiri dari telur, bumbu, minyak goreng, dan tusuk sate.

Dengan estimasi biaya sekitar Rp1.000 untuk setiap porsi, satu telur dapat menghasilkan 4 hingga 5 tusuk kecil, sehingga pengeluaran modal sangat efisien. Pengemasan telur gulung biasanya dilakukan dengan menyajikannya langsung di tusuk sate, dan kadang-kadang ditambahkan saus atau mayones dalam kemasan sachet kecil. Penjualan dapat lebih menarik perhatian siswa dengan menampilkan proses memasak secara langsung di lokasi. Jika harga jual satu tusuk telur gulung ditetapkan Rp1.000 dan penjualan mencapai 300 tusuk dalam sehari, maka omzet harian yang diperoleh adalah Rp300.000.

Dengan asumsi modal bahan baku sekitar Rp150.000 untuk 300 tusuk, keuntungan kotor yang didapat dalam sehari mencapai Rp150.000. Potensi omzet bulanan dari penjualan telur gulung ini bisa mencapai jutaan rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ini tidak hanya menguntungkan tetapi juga memiliki daya tarik yang tinggi di kalangan anak-anak, menjadikannya pilihan yang cerdas bagi para pengusaha makanan.

Piscok (Pisang Cokelat)

<piscok, yang juga dikenal sebagai pisang cokelat, adalah salah satu jajanan yang sangat disukai banyak orang berkat rasanya yang renyah, gurih, dan manis. Makanan ini terbuat dari pisang yang diisi dengan cokelat, kemudian dibungkus dengan kulit lumpia dan digoreng hingga kecokelatan. Proses pembuatannya cukup cepat dan tidak memerlukan banyak bahan, sehingga pisang yang harganya terjangkau menjadikannya pilihan yang sangat ekonomis untuk dijadikan usaha.

Modal yang diperlukan untuk membuat piscok meliputi pisang, kulit lumpia, cokelat, dan minyak goreng. Untuk memproduksi sekitar 150 porsi piscok, estimasi biaya bahan baku adalah sekitar Rp400.000. Pengemasan produk ini dapat dilakukan dengan menggunakan kotak kertas kecil atau kantong plastik bening, dan bisa ditambahkan topping seperti meses atau keju parut agar tampilannya lebih menarik. Penjualan piscok sebaiknya dilakukan dalam keadaan hangat, mengingat makanan hangat biasanya lebih diminati oleh konsumen.

Jika satu porsi piscok dijual dengan harga Rp3.000, maka penjualan 150 porsi dapat menghasilkan omzet kotor sebesar Rp450.000. Dengan total modal bahan baku sebesar Rp400.000, keuntungan kotor yang bisa diperoleh adalah Rp50.000. Peningkatan jumlah penjualan dapat memberikan dampak positif terhadap keuntungan, karena piscok memiliki daya tarik yang tinggi, terutama di kalangan siswa. 

Jasuke (Jagung Susu Keju)

Jasuke, yang merupakan singkatan dari jagung susu keju, adalah sebuah camilan yang terbuat dari jagung manis yang telah direbus dan dipipil, kemudian dicampurkan dengan susu kental manis serta keju parut. Rasa manis yang berpadu dengan gurihnya keju menjadikan jasuke sebagai pilihan jajanan yang sangat digemari oleh banyak siswa. Selain itu, makanan ini juga dianggap sebagai alternatif yang sehat.

Untuk memproduksi jasuke, bahan-bahan yang diperlukan meliputi jagung manis, susu kental manis, keju, dan cup plastik kecil. Perkiraan biaya untuk bahan baku yang dibutuhkan untuk 100 porsi jasuke sekitar Rp350.000. Proses pengemasan menggunakan cup plastik kecil yang dilengkapi dengan tutup, sangat memudahkan siswa dalam membawa dan menikmati produk ini. Penjualan jasuke juga bisa ditingkatkan dengan menambahkan variasi topping atau bumbu tambahan yang menarik.

Jika satu porsi jasuke dijual dengan harga Rp4.000, maka penjualan untuk 100 porsi bisa menghasilkan omzet kotor sebesar Rp400.000. Dengan modal bahan baku yang mencapai Rp350.000, keuntungan kotor yang bisa diperoleh adalah Rp50.000. Jasuke memiliki potensi penjualan yang sangat baik berkat cita rasanya yang disukai banyak orang serta kemudahan dalam mengonsumsinya.

Martabak Mini

Martabak mini merupakan salah satu jajanan yang sangat diminati oleh kalangan pelajar karena cita rasanya yang manis serta kemampuannya untuk diolah dengan berbagai macam topping. Dengan ukuran yang kecil, jajanan ini sangat praktis untuk dinikmati sebagai camilan di waktu istirahat sekolah. Proses pembuatannya juga terbilang sederhana dan tidak memerlukan peralatan yang kompleks. Untuk memproduksi martabak mini, bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain tepung terigu, telur, gula, susu, dan berbagai topping seperti meses, keju, atau selai. Menurut perkiraan, modal untuk bahan baku 100 buah martabak mini adalah sekitar Rp450.000.

Untuk kemasan, bisa digunakan kotak kertas kecil atau piring kertas yang dilengkapi alas daun pisang agar tampak lebih menarik. Strategi penjualan dapat ditingkatkan dengan memberikan berbagai pilihan topping yang menarik perhatian siswa. Jika harga jual satu buah martabak mini adalah Rp3.500, maka penjualan 100 buah akan menghasilkan omzet kotor sebesar Rp350.000. Dengan modal bahan baku sebesar Rp450.000, keuntungan kotor yang diperoleh mencapai Rp100.000. Martabak mini tidak hanya menarik dari segi rasa, tetapi juga memiliki daya tarik visual yang dapat mendorong pelanggan untuk melakukan pembelian berulang.

Sosis Bakar Mini

Sosis bakar mini adalah salah satu jajanan yang sangat digemari di kalangan siswa sekolah. Rasa gurih yang ditawarkan serta cara penyajian yang praktis membuat makanan ini menjadi pilihan favorit. Selain itu, sosis bakar mini juga memberikan kepuasan karena dapat mengenyangkan perut dan mudah untuk dinikmati, terutama karena disajikan dengan tusukan sate. Proses pembakaran sosis ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para siswa yang melihatnya. Modal yang diperlukan untuk memproduksi sosis bakar mini mencakup sosis kecil, tusuk sate, serta tambahan saus dan mayones. Diperkirakan, total biaya bahan baku untuk 150 tusuk sosis bakar mini adalah sekitar Rp550.000.

Pengemasan sosis bakar mini dapat dilakukan dengan menyajikannya langsung di tusuk sate, dan sering kali ditambahkan saus sambal atau mayones dalam kemasan sachet kecil. Untuk meningkatkan penjualan, sangat disarankan agar sosis bakar disajikan dalam keadaan hangat dan dengan aroma yang menggugah selera. Jika harga jual satu tusuk sosis bakar mini adalah Rp4.000, maka penjualan 150 tusuk dapat menghasilkan omzet kotor sebesar Rp600.000. Dengan modal bahan baku yang mencapai Rp550.000, keuntungan kotor yang diperoleh dari penjualan ini adalah Rp50.000. Sosis bakar mini jelas memiliki potensi penjualan yang menjanjikan, berkat kepraktisan dan rasa yang disukai oleh banyak orang.

Seblak Seribuan

Seblak seribuan merupakan camilan yang digemari banyak orang, terutama kalangan pelajar, karena memiliki cita rasa pedas dan gurih yang khas. Camilan ini disajikan dalam ukuran kecil, dilengkapi dengan kerupuk, bumbu sederhana, serta tambahan seperti bawang goreng atau cabai, sehingga memberikan sensasi rasa yang kuat dan memuaskan. Porsi kecilnya sangat ideal untuk dinikmati sebagai camilan cepat saat jam istirahat, menjadikannya pilihan favorit di kalangan siswa.

Untuk memproduksi seblak seribuan, modal yang diperlukan mencakup kerupuk, bumbu, dan kemasan. Sebagai contoh, perkiraan biaya bahan baku untuk 200 porsi seblak seribuan berkisar di angka Rp300.000. Kemasan yang digunakan bisa berupa cup plastik kecil atau mangkuk kertas, yang memudahkan siswa saat menikmati camilan ini. Agar penjualan semakin meningkat, seblak sebaiknya disajikan dalam keadaan hangat, karena aroma pedas dan gurihnya dapat menarik perhatian siswa.

Jika seblak seribuan dijual dengan harga Rp1.000 per porsi, maka penjualan 200 porsi akan menghasilkan omzet kotor sebesar Rp200.000. Dengan modal bahan baku yang mencapai Rp300.000, keuntungan kotor yang dapat diperoleh adalah Rp100.000. Dengan harga yang terjangkau dan rasa yang digemari banyak siswa, seblak seribuan memiliki potensi penjualan yang sangat baik dan menjanjikan.

Kue Cubit Mini

Kue cubit mini merupakan salah satu jajanan yang dikenal memiliki tekstur yang lembut serta rasa manis yang disukai banyak orang, sehingga sangat aman untuk dinikmati oleh semua kalangan, termasuk para siswa. Dengan ukuran yang kecil, satu adonan dapat menghasilkan banyak porsi, menjadikannya pilihan yang sangat efisien untuk dijadikan usaha kuliner.

Topping yang sederhana dapat menambah daya tarik visual dari kue cubit mini ini. Untuk memulai usaha, modal yang diperlukan mencakup bahan-bahan seperti tepung terigu, telur, gula, susu, serta topping seperti meses atau keju. Diperkirakan, modal untuk bahan baku dalam pembuatan 150 buah kue cubit mini berkisar sekitar Rp400.000. Pengemasan produk ini bisa menggunakan kotak kertas kecil atau piring kertas, dan menambahkan topping sederhana akan membuatnya semakin menarik.

Penjualan kue cubit mini dapat ditingkatkan dengan menyajikannya dalam keadaan hangat, mengingat proses pemanggangan yang cepat memungkinkan penyajian yang segar. Misalnya, jika satu hingga dua potong kue cubit mini dijual dengan harga Rp1.000, maka penjualan 150 buah dapat menghasilkan omzet kotor sebesar Rp150.000. Dengan modal bahan baku sebesar Rp400.000, keuntungan kotor yang diperoleh adalah Rp50.000. Kue cubit mini memiliki daya tarik tersendiri karena rasanya yang enak dan harganya yang sangat terjangkau.

Donat Kentang Mini

Donat kentang mini punya tekstur lembut dan manis, cocok untuk lidah anak sekolah. Anda bisa membuat adonan dari malam hari dan menggorengnya pagi sebelum berangkat.

Untuk topping, cukup taburkan gula halus, meses, atau glaze sederhana. Bentuk mini membuatnya terlihat lucu dan menarik perhatian pembeli. Dengan modal murah, satu adonan bisa menghasilkan puluhan donat kecil yang bisa dijual dengan harga terjangkau namun tetap menguntungkan.

Crepes Mini

Crepes mini merupakan jenis makanan ringan yang terbuat dari adonan tipis dan dapat diberi berbagai topping, seperti cokelat, keju, dan stroberi. Banyak orang menyukai makanan ini karena variasi topping yang ditawarkan sangat beragam. Untuk membuat crepes mini, Anda bisa menggunakan teflon biasa yang akan menghasilkan crepes dengan tekstur renyah. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat crepes mini meliputi tepung terigu, telur, gula, susu, serta berbagai topping pilihan. Diperkirakan, modal untuk bahan baku 100 buah crepes mini mencapai sekitar Rp500.000.

Pembungkusan crepes mini dapat dilakukan dengan menggunakan kertas pembungkus atau piring kertas kecil, dan penataan topping yang menarik dapat meningkatkan daya tariknya. Untuk meningkatkan penjualan, menyajikan crepes secara langsung akan menarik perhatian siswa, karena proses pembuatannya dapat menjadi daya tarik tersendiri. Jika satu buah crepes mini dijual dengan harga Rp3.000, maka penjualan 100 buah dapat menghasilkan omzet kotor sebesar Rp300.000. Dengan modal bahan baku sebesar Rp500.000, keuntungan kotor yang diperoleh adalah Rp100.000. Crepes mini sangat menarik perhatian karena penampilannya yang menggoda dan variasi rasa yang dapat disesuaikan dengan selera siswa.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading