Sukses

Lifestyle

Studi Ungkap Gen Z Punya Kata Sandi Lebih Buruk dari Kakek Nenek!

ringkasan

  • Studi terbaru dari NordPass mengungkapkan bahwa Generasi Z memiliki kebiasaan kata sandi yang lebih lemah dibandingkan generasi yang lebih tua, termasuk Baby Boomers
  • Meskipun Gen Z sering dianggap sebagai 'digital native', mereka menunjukkan tingkat kelelahan kata sandi yang tinggi, dengan 72% responden mengakui penggunaan kembali kredensial yang sama di berbagai platform.
  • Di sisi lain, Gen Z lebih cenderung mengadopsi metode keamanan modern seperti <em>passkey</em>, biometrik, dan otentikasi dua faktor, sementara generasi yang lebih tua masih mengandalkan kata sandi tradisional

Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, sebuah studi terbaru yang diterbitkan oleh Independent.co.uk pada 19 November 2025, mengungkap fakta mengejutkan. Penelitian ini menunjukkan bahwa Generasi Z, yang sering dianggap sebagai 'penduduk asli digital' dengan pemahaman bawaan tentang teknologi, ternyata memiliki kebiasaan kata sandi yang lebih buruk dibandingkan dengan generasi yang lebih tua, termasuk mereka yang berusia di atas 80 tahun.

Temuan ini secara signifikan membantah mitos bahwa kaum muda secara inheren lebih mahir dalam keamanan siber. Data menunjukkan pilihan kata sandi mereka justru lebih rentan dan mudah ditebak.

Ini memunculkan pertanyaan penting tentang efektivitas kampanye kesadaran keamanan siber selama bertahun-tahun. Studi ini menyoroti perlunya pendekatan baru dalam edukasi keamanan digital untuk semua kalangan, tidak terkecuali generasi muda.

Pilihan Kata Sandi Gen Z yang Mengejutkan

Siapa sangka bahwa generasi yang lahir setelah tahun 1997 ini cenderung memilih kata sandi yang sangat mudah ditebak. Studi yang dilakukan oleh manajer kata sandi NordPass mengungkapkan bahwa '12345' menjadi pilihan paling populer di kalangan Gen Z.

Kombinasi angka berurutan lainnya juga mendominasi daftar kata sandi pilihan mereka. Selain itu, kata 'password' menempati peringkat kelima, menunjukkan kurangnya inovasi dalam menciptakan keamanan. Bahkan, kata 'skibidi' yang terkesan santai berhasil masuk ke peringkat ketujuh, semakin memperjelas pola kebiasaan ini.

Perbandingan menarik muncul ketika melihat generasi sebelumnya. Baby Boomers, yang lahir antara tahun 1946 dan 1964, justru memilih '123456' sebagai kata sandi teratas. Pilihan ini, meskipun sederhana, dianggap sedikit lebih aman dan juga menjadi favorit bagi Milenial serta Generasi X.

Mitos "Digital Native" yang Terbantahkan

Anggapan umum bahwa Generasi Z memiliki pemahaman bawaan tentang risiko keamanan siber kini dipertanyakan. Penulis laporan NordPass secara tegas menyatakan bahwa temuan ini "membantah mitos" tersebut. Ini adalah pengingat penting bahwa usia tidak selalu berkorelasi dengan literasi keamanan digital.

Meskipun ada upaya signifikan selama bertahun-tahun untuk mengedukasi pengguna tentang keamanan siber melalui kampanye kesadaran, data menunjukkan sedikit peningkatan dalam kebersihan kata sandi dan kebiasaan keamanan yang meluas. Hal ini mengindikasikan bahwa metode edukasi yang ada mungkin perlu dievaluasi ulang untuk mencapai efektivitas yang lebih baik.

Kelelahan kata sandi (password fatigue) juga menjadi faktor signifikan. Sebuah studi oleh alat manajemen kata sandi Bitwarden menemukan bahwa 72 persen responden Gen Z mengakui menggunakan kembali kredensial yang sama di berbagai platform. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan Baby Boomers, di mana hanya 42 persen yang melakukan hal serupa.

Tren Keamanan Digital yang Berbeda Antar Generasi

Menariknya, meskipun memiliki kebiasaan kata sandi yang buruk, penelitian juga menunjukkan bahwa Generasi Z lebih cenderung menggunakan langkah-langkah keamanan yang lebih canggih seperti passkey, biometrik, dan otentikasi dua faktor (2FA). Ini menunjukkan adanya kesadaran akan pentingnya keamanan, meski tidak dalam bentuk kata sandi tradisional.

Sebaliknya, laporan penipuan dari Google pada Juni lalu menyoroti bahwa Gen X dan Baby Boomers secara signifikan lebih mungkin untuk tetap menggunakan kata sandi sebagai metode masuk utama mereka. Generasi yang lebih tua cenderung kurang mengadopsi metode otentikasi modern yang lebih aman dan nyaman.

Perusahaan teknologi besar seperti Google pun secara aktif menganjurkan pergeseran dari kata sandi tradisional. Mereka mendorong penggunaan metode otentikasi modern yang menawarkan keamanan lebih baik dan kenyamanan lebih tinggi. Ini adalah langkah maju yang penting dalam menghadapi ancaman siber yang terus berkembang, dan Gen Z tampaknya lebih cepat beradaptasi dengan inovasi ini.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading