Sukses

Entertainment

Editor Says: Mampukah Indonesia Tandingi Musik K-Pop?

Fimela.com, Jakarta The Tielman Brothers, Daniel Sahuleka hingga Anggun membuat musisi Indonesia disegani publik internasional dengan karya mereka. Tak bisa dipungkiri, Indonesia merupakan salah satu 'gudang' musisi penuh talenta.

Indonesia juga menjadi rumah bagi beragam musik tradisional yang kerap mendunia. Salah satunya dangdut, musik yang digandrungi bahkan dipelajari di luar negeri.

Karenanya jangan heran jika di YouTube banyak kita temui bule membawakan lagu dangdut dengan bahasa mereka maupun bahasa asli kita. Nama Rhoma Irama pun telah tersohor di Negeri Paman Sam sebagai salah satu musisi besar.

Rhoma Irama (Deki Prayoga/Bintang.com)

Namun Indonesia punya pesaing yang sulit untuk dikalahkan. Tak lain dan tak bukan adalah K-Pop, yang belakangan ini semakin banyak peminatnya dari berbagai belahan dunia. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan 'pengonsumsi' K-Pop yang masif.

Memang sangat sulit membendung gencarnya arus musik asal Korea ini. Selain menyuguhkan pesona fisik berkat polesan makeup atau operasi plastik, mereka juga dikenal akan totalitasnya di dunia hiburan.

Tentunya sudah sering kita dengar betapa familiarnya operasi plastik di kalangan idol Korea. Menurut pemberitaan, ada juga sejumlah artis yang wajahnya kerap dijadikan model untuk operasi. Tapi memang tak semua idol melakukan hal tersebut, tentunya.

Yoona SNSD

Bicara soal totalitas, sejumlah agensi K-Pop dikenal punya regulasi ketat untuk mencetak entertainer sejati. Bukan hal asing lagi mendengar istilah trainee dan siksaan berat yang mereka jalani sebelum debut, demi menjadi bintang. Dengan kombinasi fisik menawan dan kualitas musik, apalagi yang sanggup membendung mereka?

Mampukah Indonesia menandingi popularitas musik K-Pop? Ini pertanyaan yang mungkin juga sedang bersemayam di kepalamu.

Indonesia dan K-Pop

Apa yang dimiliki Indonesia untuk menandingi K-Pop? Karena sempat saya singgung tentang dangdut, bukan berarti dangdut-lah jawabannya. Kenapa?

Karena sejatinya keduanya tak setara jika dibandingkan. Meski sama-sama dikenal masyarakat luar negeri, dangdut tergolong musik tradisional yang punya segmen sempit. Di sisi lain, K-Pop bukan musik tradisional dan masih terpecah menjadi sejumlah genre lainnya. 

EXO K-Pop

Kedua, orang juga memperhatikan K-Pop cukup konsisten menggunakan bahasa Korea dengan sedikit campuran bahasa Inggris. Mereka tetap menggunakan bahasa mereka di lagu maupun saat tur di luar negeri. Korea dan Jepang adalah dua negara yang sangat bangga dengan bahasa nasional mereka.

Lalu bagaimana Indonesia bisa bersaing di kancah internasional? Saat ini sebenarnya musisi dalam negeri sudah berada di jalur yang benar. Mereka menunjukkan karakter masing-masing dengan bebas. Tengok saja karya-karya milik Mocca, Stars and Rabbit, Joey Alexander, Agnez Mo hingga Rich Chigga.

Mereka tak mengelompokkan diri dalam nama I-Pop (Indonesian Pop), tapi mereka berdiri sendiri dengan musikalitas menarik dari sudut pandang mereka sendiri-sendiri.

Rich Chigga 

Para musisi berbakat ini punya kapasitas yang tak kalah dari nama-nama tenar di luar sana. Sayangnya dukungan dan apresiasi yang mereka terima dari dalam negeri justru kurang, sehingga langkah mereka untuk berkiprah kerap terkendala.

Ini saatnya musik Indonesia bangkit. Siapa lagi yang bisa memberi support untuk para musisi selain kita? 

Bukan berarti pemuda-pemudi Indonesia tak boleh menggilai K-Pop, tapi alangkah lebih baiknya jika musisi Indonesia juga mendapat perhatian besar dari penikmat musik. Sekecil apapun dukungan tersebut akan sangat berarti.

 

Nizar Zulmi

Redaktur Kanal Musik Bintang.com

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading