Sukses

Entertainment

Eksklusif, Chew Kin Wah Menutup Cek Toko Sebelah dengan Tawa

Fimela.com, Jakarta "Emak lu cantik nggak?". Kalimat Chew Kin Wah yang berperan sebagai Koh Afuk itu menjadi penutup film Cek Toko Sebelah yang sanggup membuat tawa penonton bioskop pecah. Bagaimana tidak, setelah dibuat menangis karena drama keluarga yang ditawarkan saat klimaks, penonton masih bisa tertawa lepas hingga akhir film.

***

Cek Toko Sebelah merupakan film Indonesia kedua yang membuat nama Chew Kin Wah harum di tanah air. Sebelumnya, aktor asal Malaysia tersebut turut membintangi film My Stupid Boss bersama dengan Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari.

Berasal dari Negeri Jiran, melakoni peran orang Indonesia bukanlah sebuah hal yang mudah untuk dijalani. Meski bahasa yang digunakan tak begitu berbeda, namun masih banyak kata yang miliki arti yang tak sama. Ditambah dengan logat yang asing, Chew Kin Wah harus berjuang ekstra untuk memerankan tokoh Koh Afuk.

Eksklusif, Chew Kin Wah Menutup Cek Toko Sebelah dengan Tawa. (Fotografer: Bambang E. Ros, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Chew Kin Wah sendiri merasa senang bisa turut ambil andil dalam film garapan Ernest Prakasa ini. Dalam film tersebut, dirinya bisa beradu akting dengan para aktor dan aktris bertalenta sekaligus para komika. Tentu saja hal tersebut menjadi pengalaman yang istimewa.

Bukan hanya sekadar bisa beradu akting, Chew Kin Wah pun sudah merasakan kedekatan yang amat sangat dengan para pemeran lain. Hal tersebut juga yang membuatnya merasakan emosi yang amat mendalam dalam sebuah adegan perpisahan di film Cek Toko Sebelah.

"Di film ini ada sebuah adegan yang benar-benar menjiwai saya. Itu adalah saat berinteraksi dengan para karyawan saya. Di situ saya merasa seperti keluarga. Jadi perpisahan yang ada di skenario seperti beneran," ujarnya pada Bintang.com saat ditemui beberapa waktu lalu.

Eksklusif, Chew Kin Wah Menutup Cek Toko Sebelah dengan Tawa. (Fotografer: Bambang E. Ros, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Film Cek Toko Sebelah kini telah resmi menjadi salah satu dari 10 film Indonesia yang paling laris sepanjang masa. Tentu saja, hal tersebut tak lepas dari kerja keras para pemainnya. Di film ini, emosimu bisa teramat sangat dipermainkan. Dari tertawa, menangis, tertawa sampai menangis, menangis, hingga tertawa sambil menangis.

Chew Kin Wah akan menceritakan pengalaman, usaha, dan juga pendapatnya mengenai film Cek Toko Sebelah dan film Indonesia lainnya. Jangan sampai ketinggalan, yuk kenalan dengan pemeran tokoh Koh Afuk di Cek Toko Sebelah dengan menyimak petikan wawancara Bintang.com dengan Chew Kin Wah ini.

Cerita Chew Kin Wah tentang Film Cek Toko Sebelah

Terlibat dalam industri film Indonesia tentu Chew Kin Wah miliki ceritanya sendiri. Ia pun mengisahkan tentang awal mula ia bisa turut membintangi film komedi garapan Ernest Prakasa. Tak hanya itu, aktor asal Malaysia ini pun berkisah tentang pengalamannya belajar bahasa Indonesia.

Pengalaman Cek Toko Sebelah yang tak terlupakan?

Banyak scene yang tak bisa dilupakan. Tapi, mungkin yang benar-benar tidak bisa dilupakan itu scene saat karyawan-karyawan saya itu diberi uang pesangon. Soalnya banyak orang yang tanya soal saya masuk toko dan menangis. Jawabannya, saya jarang menangis. Namun, di film ini ada sebuah adegan yang benar-benar menjiwai saya. Itu adalah saat berinteraksi dengan para karyawan saya. Di situ saya merasa seperti keluarga. Jadi perpisahan yang ada di skenario seperti beneran. Itu yang membuat susah dilupakan. Seperti beneran. Jiwa saya merasa seperti itu yang terjadi. Itu yang mendorong saya menuju scene yang lain.

Bisa ceritakan awal mulai terlibat dalam film Cek Toko Sebelah?

Awal mula CTS itu Maret atau April, Starvision kontak saya. Katanya Ernest Prakasa, sutradara baru ingin membuat sebuah film. Saya pun tertarik. Jadi saya sangka, orang Indonesia kan mungkin sudah tahu saya setelah My Stupid Boss saya nggak bisa bahasa Indonesia. Dialog di film sebelumnya juga sangat minim, jadi saya memirkan ini cerita komedi semacam Steven Chow di mana Ernest jadi Steven Chow dan saya jadi si ayah atau si orangtua yang jadi sidekick dia dari comedy duo.

Pas baca skrip juga ternyata banyak dialognya. Kamu serius milih saya? Saya pun awalnya bingung, awalnya bimbang gitu. Saya kan bicara dengan dengan logat Malaysia, bicara bahasa Malaysia, takutnya nggak masuk, nggak nyambung. Mereka juga ada 10 hari untuk reading dan belajar logat Indonesia.

Eksklusif, Chew Kin Wah Menutup Cek Toko Sebelah dengan Tawa. (Fotografer: Bambang E. Ros, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Setelah belajar, bedanya jauh nggak logat Indonesia dengan Malaysianya?

Iya, jauh beda. Jadi teman-teman saya di Indonesia yang nggak pernah dengar saya bicara bahasa Indonesia, mereka terkejut saat saya bisa bahasa. Di Malaysia banyak yang nggak bisa, karena orang Tiong Hoa di Malaysia belajar bahasa Chinese. Jadi belajar bahasa Indonesia mereka juga nggak begitu bagus.

Apakah film ini akan diputar di Malaysia?

Bukannya nggak boleh. Tapi mungkin film ini hanya akan ditonton oleh orang-orang Indonesia yang ada di Malaysia. Atau orang-orang Melayu. Kalau orang-orang Chinesenya sih nggak.

Kenapa?

Kalau di Indonesia filmnya banyak, ada film China, Malaysia, India. Kalau di Malaysia orang China akan pergi menonton film China, orang Melayu akan nonton film Melayu, begitu juga dengan orang India. Jadi orang China di Malaysia nggak akan nonton film selain itu di bioskop. Itu sih pendapat saya.

Eksklusif, Chew Kin Wah Menutup Cek Toko Sebelah dengan Tawa. (Fotografer: Bambang E. Ros, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Kata Indonesia yang paling sulit dipelajari?

Skenario-skenario atau scene-scene yang panjang, di mana saya sedang memberikan nasehat. Saat saya meminta Erwin untuk menjaga toko. Denny dan Ernest bilang mereka suka dengan saya. Tapi scene-scene di toko saat bersama dengan teman-teman yang jaga itu yang paling susah. Sebab mereka bisa improvisasi, dan saya agak "aihh... kalian ubah di mana ya?" dan logat-logat susah untuk saya ucapkan.

Pendapat mereka gimana?

Mereka suka bilang Melayu kamu mendayu, saya juga bilang kalau bahasa Indonesia kamu yang logatnya mendayu hahaha.. Jadi, itu kesulitan saya yang paling susah.

 

 

Film Indonesia di Mata Chew Kin Wah

Chew Kin Wah memberikan pendapat tentang cara pembuatan film di Indonesia dan Malaysia. Ia pun merasa senang karena film Cek Toko Sebelah laris dan dapat bertemu dengan aktor muda berbakat serta beradu akting dengan para komika Tanah Air.

Filmnya laris tapi nggak di Indonesia, gimana perasaannya?

Kalau saya bilang nggak gembira sih berarti saya bohong. Semua artis yang main film pasti ingin filmnya laris. Saya juga. Saya senang karena kerja keras yang dilakukan, ada balasan yang begitu besar. Seperti yang saya bilang ke Pak Robert yang diperankan Tora "Karma itu ada. Kalau kamu menabur yang baik kamu akan menuai yang baik,".

Bagaimana film CTS bagi Anda?

Jujur itu menjadi kata yang tepat. Film ini sangat jujur. Ada kejujuran yang disampaikan. Tak ada penipuan dengan magic atau CGI di mana-mana. Ini menceritakan tentang sebuah keluarga di Jakarta, itu saja.

Eksklusif, Chew Kin Wah Menutup Cek Toko Sebelah dengan Tawa. (Fotografer: Bambang E. Ros, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Beda cara kerja pembuatan film di Indonesia dan Malaysia?

Nggak ada banyak bedanya. Ada yang baik dan buruk. Seperti drama televisi juga ada yang baik dan buruknya. Ada juga produksi yang harus jadi dalam satu hari untuk membuat syuting satu film aja. Karena terbentur dana. Di Malaysia juga ada yang nggak ada reading yang nggak ada script. Nggak jauh beda. Di Hong Kong juga sama.

Awal terlibat di film Indonesia, My Stupid Boss gimana?

Itu kita semua ada casting di Malaysia. Sutradaranya, mba Upi pergi ke Malaysia dan jelasin ingin yang begini, begini, begini. Jadi memang ada screen test dan juga ada empat orang artis Malaysia diminta datang ke Jakarta untuk reading, rehearsal sebelum ditetapkan. Jadi semuanya nasib baik aja.

Ketemu aktor muda yang berbakat di Indonesia perasannya bagaimana?

Dion Wiyoko dari hari pertama saya ketemu dia, saya sudah tau dia berbakat. Jadi saya pun nggak tahu kenapa, dari reading saya tahu ini anak bagus. Tapi, beruntung juga bertemu dengan Reza Rahadian di My Stupid Boss. Ketemu banyak aktor dan aktris juga di film Cek Toko Sebelah dan semua komika, mereka semua punya banyak sekali talent.

Kalau ditawari lagi main film Indonesia, kira-kira apa yang dipertimbangkan untuk kembali tampil?

Waktu untuk syuting dan juga skrip dan skenario sih.

Eksklusif, Chew Kin Wah Menutup Cek Toko Sebelah dengan Tawa. (Fotografer: Bambang E. Ros, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Pernah nonton film Indonesia nggak sebelumnya?

Pernah. Tapi nggak banyak sih. Ulama dulu film tahun 80an. Karena saya baru saja main dengan artis Malaysia yang dulu pernah main film di Indonesia. Jadi dia suka cerita tentang film 80an. Pernah nonton film Belenggu juga.

Pendapat tentang film Indonesia?

Film Indonesia juga sudah banyak yang berkualitas. Ada yang harus dengan berpikir juga saat menontonnya untuk bisa mengikuti alur.

Apa ada proyek baru lagi di Indonesia?

Ya ada. Tapi saya masih belum bisa bilang. Masih dalam pembicaraan juga.

Dua judul film Tanah Air sudah sukses dibintangi oleh Chew Kin Wah. Telah berhasil dengan perannya di My Stupid Boss, namanya pun kian dikenal berkat karakter Koh Afuk yang ia perankan untuk film Cek Toko Sebelah. Pria yang kerap dipanggil Mr. Chew ini pun mengaku senang bisa bertemu dengan banyak orang berbakat di Indonesia.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading