Sukses

Entertainment

Eksklusif, Baim Wong Pernah Merasa Gagal di Dunia Hiburan

Fimela.com, Jakarta Enam belas tahun sudah Baim Wong mengarungi industri hiburan tanah air. Pahit getir tentu pernah dilalui pemilik nama asli Muhammad Ibrahim ini. Tidak terkecuali terserang star syndrom saat namanya kian dikenal masyarakat luas. Ia juga pernah merasa gagal di dunia hiburan

***
Perjuangan Baim Wong meniti karier di panggung hiburan tidaklah mudah. Bermodal keberanian, dia berjuang seorang diri. Ditolak rumah produksi sana-sini sudah sering dialami Baim kala itu. Namun perjuangannya berbuah manis. Hingga kini, Baim pun semakin eksis. Baim memulai kariernya di tahun 2001 dengan membintangi sinetron Tujuh Tanda Cinta.

Baim Wong sempat berhenti dari dunia hiburan tahun 2003 dan kemudian kembali lagi di tahun 2005. (Fotografer: Adrian Putra, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Sempat vakum, Baim memulai kembali kariernya di tahun 2005. Perlahan namun pasti, namanya kian dikenal masyarakat luas. Tanpa disadari, dia terjankit star syndrome.

"Terkadang saya juga nggak tahu dimana fase saya seperti itu. Memang ada perasaan saya merasa lebih dari orang lain, merasa saya dibutuhkan. Dan semua itu membuat kita jadi sombong," kata Baim Wong, kepada Bintang.com, di kediamannya.

(Fotografer: Adrian Putra, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Teguran orang terdekat menjadi obat mujarab untuk menyembuhkan star syndrom. Terutama keluarga yang selalu mendukung karier Baim Wong selama ini. "Memang semua itu tanpa disadari diri sendiri. Jadi memang harus hati-hati," ujarnya.

Selain panggung hiburan, Baim juga menekuni bisnis. Belakangan, Baim tengah merintis usahanya di bidang kuliner yang diberinama Bakmi Wong. Diakui Baim, semua dilakukan untuk membuat bangga kedua orangtuanya.

Bintang.com berkesempatan berbincang-bincang dengan Baim Wong tentang perjuangannya meniti karier di entertainment, hingga Baim mengalami star syndrom. Berikut petikan wawancara Baim, saat tim Bintang.com bertamu ke kediamannya, di kawasan Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Berjuang Sendirian di Dunia Hiburan

Baim Wong berjuang sendiri meniti karier di dunia hiburan. Tanpa koneksi, kenalan, ataupun sogokan yang bisa membuatnya mencicipi industri ini. Semua dijalani Baim bermodalkan keberanian dan keyakinan. Kini, dia bisa berbangga hati dengan hasil yang telah diraihnya.

Mungkin bisa diceritakan bagaimana perjuangan kamu di dunia hiburan?
Yang pastinya saya di dunia hiburan itu sendiri, nggak (bergantung) sama orangtua. Coba semuanya sendiri. Dari casting, dari keberanian, dari ajakan, semua nggak ada faktor dari keluarga. Jadi semua yang dicapai itu kebanggaan sendiri. Pastinya semua itu kembali lagi buat membanggakan orangtua. Ya bisa dibilang mereka itu bangga punya anak seperti saya, hahaha.

Punya keberanian terjun ke dunia hiburan dari mana?
Keberanian itu datang dari diri saya sendiri. Terkadang juga dari faktor saya mau kerja sendiri, mandiri, nggak mau tergantung orangtua. Apa ya yang bisa menghasilkan, apa ya yang bisa dikerjakan, dan akhirnya coba di dunia seperti ini. Orangtua awalnya berpikir saya cuma iseng, dan mereka nge-push saya di kuliah. Tapi akhirnya saya di sini.

Perjuangan Baim Wong di dunia hiburan membuahkan hasil. (Fotografer: Adrian Putra, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Lika-liku meniti karier di dunia hiburan?
Kegagalannya banyak ya, nggak diterima. Saya mulai karier tahun 2001 dan pernah berhenti tahun 2003, karena merasa tidak nyaman dengan apa yang dilakukan. Mulai lagi tahun 2005, dan itu perjuangannya nggak gampang. Ditolak sana-sini, ke rumah produksi ditolak, lama banget dengan proses hampir setahun dan akhirnya dapat peran lagi setelah lama nggak dapat. Seiring waktu akhirnya juga, yang awalnya biasa saja dan tidak serius, akhirnya saya belajar, baca buku. Sekarang juga kita masih merasa nol, masih belajar

Apa sih yang membuat Baim Wong cinta terhadap dunia akting?
Saya sudah sangat mencintai. Ketika cut, permainan yang saya mainkan, terkadang tidak bisa saya ulang lagi. Karena semua itu tidak ada yang palsu, pura-pura. Semua itu rill. Kalau saya bilang, itu yang buat ketagihan. Rasanya ya nggak bisa disebutkan, karena saya yang merasakan. Kenapa saya bilang masih nol, karena terlalu banyak yang bisa dipelajari dari akting. Manusia bisa jadi baik karena akting. Manusia bisa jadi lebih baik lagi karena akting. Buat saya akting itu ya hidup.

Sekarang mulai bisnis kuliner juga?
Masih belajar, Insha Allah jauh berkembang dari satu ke yang satu. Banyak banget ide ya, yang pasti sangat dinikmati untuk bisnis.

Baim Wong sedang mencoba beberapa bisnis kuliner. (Fotografer: Adrian Putra, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Alasannya?
Saya memang suka bisnis, banyak pemikiran kreatif. Saya suka restoran suka desain.

Bisnisnya apa?
Banyak, kalau sekarang lagi konsen pembuatan mie ayam, baru namanya Bakmi Wong, sebentar lagi juga akan rilis.

Mulai berbisnis karena merasa jenuh di dunia hiburan?
Dibilang jenuh nggak lah. Memang bisnis salah satu passion saya juga. Meng-create sesuatu, berimajinasi, kreatif, jadi tidak ada kaitannya sama dunia hiburan.

Saat Star Syndrom Melanda

Star syndrome pernah dialami Baim Wong, seiring namanya kian dikenal masyarakat luas. Fase dimana Baim merasa dibutuhkan orang lain, dan berkecukupan. Bersyukur kondisi itu bisa dilewati berkat orang-orang terdekat, terutama keluarga.

Saat meraih popularitas, apakah anda sempat mengalami star syndrome?
Ada, ada yang namanya star syndrom. Itu ada ketika pribadi seseorang itu merasa dibutuhkan orang lain, merasa dia berkecukupan, itu ada namanya star syndrom. Dan memang pernah merasakan juga, waktu itu ditegur dan harus dari diri sendiri.

Menyadarinya seperti apa?
Tentu bantuan dari orang sekitar, keluarga, mereka bilang kita berubah. Memang semua itu tanpa disadari oleh diri sendiri. Jadi memang harus hati-hati. Orang yang seperti itu (star syndrome) akan cukup jadi bintang saja, bukan masuk kategori seorang aktor. Karena aktor itu orang yang menghargai orang lain.

Baim Wong kemudian tersadar dari fase star syndrome dan menjalani kehidupan lebih baik lagi. (Fotografer: Adrian Putra, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Contoh kecilnya seperti apa?
Apa ya, terkadang saya juga nggak tahu dimana fasenya saya seperti itu. Memang ada perasaan saya lebih dari orang lain, saya merasa dibutuhkan. Dan semua itu membuat kita jadi sombong. Yang simple, kalau syuting maunya pulang paling cepat. Itu baru di lokasi ya bukan di luar. Mungkin kalau di luaran efeknya makin parah. Di lokasi kita datang semaunya, tanpa disadari.

Titik balik kedewasaan seorang Baim?
Kedewasaan karena usia, pengalaman, bisa dibilang dari keterpurukan kita. Semua berawal dari situ. Tapi balik lagi, orang usia 40 atau 50 saja belum tentu dewasa. Banyak orang yang masih ke klab malam, padahal sudah punya keluarga. Jadi kalau saya bilang bukan kita merasa suci atau merasa benar. Saya pernah baca buku, 50 persen kita tergantung teman-teman di sekitar kita.

Kini, Baim Wong ingin membahagiakan orangtuanya. (Fotografer: Adrian Putra, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Bagaimana orangtua memandang kesuksesan anda?
Kayaknya mereka bangga lihat saya, hahaha. Sekarang saya mau bikin mereka bangga lagi sama saya. Untuk sekarang saya juga maunya maksimal. Tetaplah, apa yang saya lakukan semua untuk orangtua

Apa yang mau anda kasih kepada orangtua?
Kalau kita jadi orang yang mapan pasti semuanya lah mau kita berikan ke orangtua. Apapun itu, baik harta, jasmani, rohani akan kita berikan ke orangtua

Cita-cita sederhana namun penuh makna Baim Wong adalah berbakti pada orangtua. Hal yang diimpikan seorang anak untuk kemudian diwujudkan. Baim Wong menyadari, tanpa doa dan dukungan orangtua, ia tak akan pernah menjadi seperti sekarang ini. Salut Baim!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading