Sukses

Parenting

Keguguran (Spontaneous Abortion)

Keguguran merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan bagi Bunda pada masa awal kehamilan. Bagaimana tidak? Bayangan Bunda yang akan memiliki bayi yang lucu sirna begitu saja ketika Bunda divonis keguguran oleh dokter.

Keguguran atau yang juga dikenal dengan istilah spontaneous abortion ini ditandai dengan hilangnya janin dalam kandungan. Dikutip dari webmd.com, sebanyak 15% kehamilan berakhir dengan keguguran. Keguguran biasanya terjadi di tiga bulan pertama masa kehamilan dan jarang terjadi jika kelahamilan tersebut sudah menginjak usia empat bulan dan seterusnya.

Jika Bunda mengalami pendarahan baik sedikit ataupun pendarahan berat, nyeri pada perut, demam, dan nyeri pada punggung segeralah untuk ke rumah sakit karena hal tersebut merupakan gejala-gejala dari keguguran. Kesegeraan Bunda untuk mengecek kondisi, diharapakan mampu untuk menyelamatkan Bunda dari keguguran.

Apakah masih bisa hamil setelah mengalami keguguran? Tentu Bunda, jadi Bunda tidak perlu terlalu khawatir, karena sedikitnya 85% dari wanita yang pernah mengalami keguguran dapat memiliki kehamilan dan kelahiran yang normal. Jadi, keguguran tidak ada pengaruhnya dengan kesuburan anda.

Namun ada sekitar 1%-2% wanita yang mengalami keguguran secara berulang-ulang. Jika Bunda mengalami keguguran sebanyak tiga kali atau lebih, bisa jadi terdapat kelainan kromosom pada tubuh Bunda. Bunda dapat segera menghubungi dokter dan melakukan terapi penyembuhan.

Pasca keguguran, tidak hanya pemulihan fisik yang dibutuhkan tetapi juga pemulihan secara mental. Untuk itu, jangan salahkan diri anda jika terjadi kegugran. Ingatlah, keguguran tidak berdampak pada kesuburan anda. Peluang anda untuk mendapatkan momongan masih terbuka lebar.

Oleh: Ratna Komala Dewi

(vem/rsk)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading