Sukses

Parenting

4 Cara Mengumandangkan Adzan yang Benar untuk Bayi Baru Lahir

Fimela.com, Jakarta Mengumandangkan adzan ke telinga bayi yang baru lahir merupakan hukum sunnah bagi orang tua khususnya seorang ayah yang beragama Islam. Para orang tua yang berasal dari keluarga muslim pasti ingin anaknya disambut dengan cara-cara yang sesuai dengan ajaran Islam

Dilansir dari Islamqa.org, bacaan adzan dan iqamah di telinga bayi yang baru lahir dianggap sunnah dan Nabi Muhammad SAW telah melakukan hal ini terhadap Hasan Radiyallahu Anhu. Hal ini tercantum pada hadis di bawah ini:

"Diriwayatkan bahwa Abu Rafi' (seorang sahabat) berkata, "Aku melihat Rasulullah (semoga Allah memberkati dia dan keluarganya dan memberi mereka kedamaian) mengazan di telinga al-Hasan, putra Ali ketika Fatimah melahirkannya"

Meskipun riwayat hadis ini dianggap lemah, riwayat ini sudah secara umum diterima oleh kalangan ulama hadis karena terdapat beberapa riwayat-riwayat pendukung lainnya seperti yang dijelaskan di archiveislam.com. Oleh karena itu, merangkum dari berbagai sumber, berikut merupakan alasan dan tata cara yang benar terkait mengumandangkan adzan di telinga bayi yang baru lahir.

Mengapa Perlu Mengumandangkan Adzan pada Bayi yang Baru Lahir?

Bagi seorang muslim, pastinya sering kali menyaksikan proses pembacaan adzan pada bayi yang baru lahir. Hal ini pun terkadang menimbulkan pertanyaan soal kenapa dilakukan pembacaan adzan tersebut. Melansir dari lifeinsaudiarabia.com, berikut 4 alasan mengapa bayi yang baru lahir perlu dikumandangkan adzan:

1. Penanda bahwa Seorang Muslin

Mengumandangkan adzan pada bayi yang baru lahir disebut sebagai penanda bahwa bayi tersebut merupakan seorang muslim. Orang tua bayi menjunjung tinggi dan berpegang teguh terhadap agamanya, dan ingin anaknya untuk terus berada di jalan Islam.

2. Mensucikan Bayi

Adzan yang dikumandangkan di telinga bayi juga bertujuan untuk menyucikan bayi dari segala hal-hal buruk serta gangguan setan yang jahat. Saat bayi baru lahir, ada kemungkinan bahwa iblis telah memiliki rencana buruk bagi bayi tersebut, sehingga mengumandangkan adzan dapat mengusir iblis tersebut untuk tidak mendekati sang bayi. 

Bacaan zikir yang menyebut nama Allah juga dapat membantu mengusir kejahatan iblis. Dengan mengumandangkan adzan di telinga bayi, iblis sudah diberi peringatan bahwa bayi tersebut lahir dalam keadaan muslim dan diharapkan untuk tidak mengikuti jalan atau godaan iblis.

3. Membuat Allah Senang

Orang Islam percaya bahwa mengumandangkan adzan pada bayi yang baru lahir dapat membuat Allah senang dan bayi tersebut akan tumbuh menjadi seorang muslim yang baik.

4. Mengingatkan pada Kematian

Pembacaan adzan pada bayi mengingatkan bahwa setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati. Adzan dikumandangkan pada saat bayi baru lahir dan juga pada saat seseorang meninggal dunia. Hal ini memberi peringatan bahwa setiap kehidupan pasti akan binasa dan juga sebagai pengingat bahwa jarak antara kehidupan dan kematian sama dengan jarak antara adzan dan sholat.

Orang yang Mengumandangkan Adzan

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah siapa yang akan mengumandangkan adzan pada bayi yang baru lahir. Anggota keluarga pria yang diutamakan untuk membacakan kalimat adzan di telinga bayi. Namun, mengutip dari islamqa.org, jika tidak ada anggota keluarga pria yang dapat hadir dan melakukan adzan, tidak apa-apa digantikan dengan anggota keluarga perempuan sekalipun itu merupakan ibu dari si bayi tersebut.

 Menghadap Kiblat

Untuk mengumandangkan adzan di telinga bayi yang baru lahir, posisi bayi harus dihadapkan ke arah kiblat. Hal ini sama saja ketika orang dewasa yang mengumandangkan adzan di masjid yang diharuskan menghadap ke arah Ka'bah atau kiblat.

Adzan dan Iqamah di Telinga Kiri dan Kanan

Adzan harus dikumandangkan di telinga kanan bayi, apapun jenis kelamin bayi tersebut. Setelah selesai mengumandangkan adzan di telinga kanan bayi, bacakan iqamah di telinga kiri bayi. Mengutip dari lifeinsaudiarabia.com, pembacaan bagian "ḥayya ʿalā ṣ-ṣalāhti" pada adzan dan iqamah dibacakan di telinga kanan bayi. Lalu untuk pembacaan bagian "ḥayya ʿalā l-falāḥi" pada adzan dan iqamah dibacakan di telinga kiri bayi.

Mengutip dari islamqa.org, satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa orang atau anggota keluarga yang mengumandangkan adzan dan iqamah di telinga bayi, tidak diwajibkan untuk meletakkan jarinya di telinganya, seperti yang biasa dilakukan oleh para muazin.

Menggunakan Suara yang Pelan

Mengumandangkan adzan dan iqamah di telinga bayi yang baru lahir tidaklah harus menggunakan suara yang keras seperti yang biasa didengar di masjid. Gunakan suara yang lembut dan pelan tetapi masih bisa terdengar oleh orang di dalam ruangan yang sama. 

Penulis: Frida Anggi Pratasya

#Women for Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading