Sukses

Parenting

Jangan Anggap Sepele! Waspadai 4 Dampak Buruk Silent Treatment pada Anak

Fimela.com, Jakarta Tak dapat dipungkiri, menjadi orangtua tidak semudah membalikkan telapak tangan atau menyatakan cinta pada pujaan hati. Rasa lelah, marah, takut, kecewa menghantui mereka sepanjang hidupnya, apalagi menyangkut soal anak-anak yang mereka besarkan dengan sepenuh hati. Ketakutan menjadi salah satu perasaan yang umum dimiliki mereka, tapi juga paling diabaikan karena rasa lelah dan amarah yang menguasai diri ketika mendidik anak-anak yang susah sekali diatur dan menjengkelken. Dengan demikian, digunakanlah metode silent treatment dalam pengasuhan anak yang dirasa lebih efektif karena tidak mengundang kekerasan secara fisik maupun verbal.

Menilik lebih jauh lagi tentang metode silent treatment untuk anak, apakah ini bagus atau tidak untuk perkembangannya seringkali terlewatkan adalah dampak selanjutnya yang timbul dari metode ini jika terus menerus diterapkan. Akibat yang bisa muncul dapat mengganggu kesejahteraan mental dan emosional, terutama pada anak-anak yang masih berusaha memahami dunia dan membutuhkan sistem pendukung. Pertimbangkan kembali kesulitan yang bisa mereka miliki jika menemukan diri mereka dalam situasi yang sulit tetapi tanpa sistem pendukung. Seberapa tidak berdayanya mereka? Bahkan dalam jangkan panjang, dampak silent treatment dapat merusak ikatan orangtua dan anak. Maka dari itu, mari kita belajar bersama mengenal apa yang dimaksud silent treatment dan dampaknya agar kita sebagai orangtua memikirkan berulangkali jikalau sedang menghadapi anak-anak. Melansir dari eurokidsindia.com, ada 4 dampak yang akan ditimbulkan bahkan hingga anak dewasa jika melakukan metode ini. Berikut ini adalah penjelasannya.

Apa itu Silent Treatment?

Pernahkah kamu diabaikan dan bagaimana rasanya? Pastinya sangat sakit hati bukan. Itulah kira-kira yang dirasakan anak-anak ketika orangtua mereka mengabaikan setiap ocehan, keluhan, dan tangisannya. Tindakan ini biasanya dilakukan sebagai respon terhadap suatu masalah atau konflik yang sedang terjadi. Dalam teknik pengasuhan anak-anak, taktik ini sering digunakan untuk menarik perhatian dan membuat mereka mengakui kesalahan atau bisa dibilang ini adalah semacam hukuman yang halus tanpa harus memarahi dan memukul anak-anak. Namun, terkadang ini bukanlah langkah yang baik untuk perkembangan mereka kedepannya.

Dampak yang Ditimbulkan Metode Silent Treatment pada Anak

1. Hubungan Menjadi Jauh

Anak-anak yang sering mendapatkan silent treatment cenderung akan kehilangan koneksi bersama orangtua, mereka akan menjauh karena tidak ingin terus-terusan diabaikan. Selain itu, jika metode ini dilakukan secara teratur dalam jangka yang lama, anak-anak akan merasa tidak nyaman, memisahkan diri, dan berhenti mengandalkan orangtua pada permasalahan yang dihadapi. Kemudian, mereka akan tumbuh menjadi seorang yang penyendiri dan diam membisu.

2. Anak-anak Merasa Terasing

Pikiran anak-anak kemudian akan mulai berpikir negatif sepanjang momen-momen mereka didiamkan secara sepihak. Mereka akan mulai berpikir bahwa orangtua tidak lagi peduli bahkan lebih buruk lagi, seperti tidak lagi menginginkannya. Perlu diketahui juga, bahwa sifat keingintahuan seorang anak akan berada pada puncaknya sepanjang tahun-tahun pembentukan mereka. Alih-alih memikirkan apa yang mereka lakukan salah, mereka akan menjadi kebingungan dan berada di bawah tekanan.

 

 

3. Menekankan Anak-anak

Menurut beberapa ahli, silent treatment adalah pelecehan emosional yang membuat anak-anak menderita kerusakan mental. Ketika orangtua mencoba mendisiplinkan dengan cara seperti ini, anak-anak akan terlalu memikirkan situasi dan berjuang untuk mengomunikasikan emosi mereka karena rasa takut, rasa bersalah, dan tekanan yang ekstrem. Akibatnya, anak-anak akan mengalami ketegangan saat mereka tumbuh dewasa dan menjadi orang yang pendiam dan takut membuat kesalahan.

4. Trauma dan Gangguan Fisiologis

Banyak orangtua berpendapat bahwa hukuman fisik, seperti memukul, menjewer telinga, dan mencubit dapat mengakibatkan trauma pada anak saat dewasa. Maka dari itu, mereka memilih metode silent treatment yang dirasa lebih efektif dan tidak akan menimbulkan trauma apapun. Namun, faktanya perawatan yang tenang dan terkesan lembut ini juga dapat menyebabkan trauma psikologis. Anak-anak akan enggan memulai karena ini. Mereka akan terus berusaha menghindari masalah dan akan akan terus mencari orangtua mereka untuk disetujui sebagai pengganti segala sesuatu yang lain. Selain itu, anak-anak yang mengalami trauma kronis juga dapat memiliki penyakit fiik, termauk sakit kepala, tremor yang berlebihan, sakit perut, kecemasan, dan masih banyak lagi. Jika ditelusuri lagi, penyebab utama penyakit tersebut dikarenakan mereka mengalami stres.

 

Demikianlah dampak yang dapat terjadi jika melakukan silent treatment pada anak. Lebih baik jagalah komunikasi dengan anak-anak, dengarlah mereka dan kenali masalah yang terjadi pada anak.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading