Fimela.com, Jakarta Apa arti cinta pertama untukmu? Apa pengalaman cinta pertama yang tak terlupakan dalam hidupmu? Masing-masing dari kita punya sudut pandang dan cerita tersendiri terkait cinta pertama, seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My First Love: Berbagi Kisah Manis tentang Cinta Pertama berikut ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Meliana Aryuni
Bicara tentang cinta pertama, rasanya tidak pernah akan habis untuk membicarakannya. Ingatan akan perasaan yang sering terkubur bertahun-tahun yang lalu seakan muncul kembali. Ada yang mengalami fase menyedihkan pada saat cinta itu hadir dan ada juga yang membuat tertawa atas kekonyolan yang pernah terjadi.
Saya tidak tahu kapan cinta pertama saya. Kadang saya sering bingung dengan penyebutan cinta pertama. Termasukkah perasaan pertama kali saat menyukai seseorang atau cinta yang benar-benar disatukan oleh ikatan pernikahan?
Baiklah, apa pun persepsi tentang cinta pertama itu, kali ini saya akan menceritakan bagaimana saya menyukai seseorang yang saat ini menjadi pendamping hidup saya. Mungkin dia yang menjadi cinta pertama. Saya pun tidak yakin bahwa lelaki yang bertanggung jawab dalam kehidupan keluarga kecil saya adalah cinta pertama saya.
Advertisement
Lelaki yang Awalnya Aku Tolak
Lelaki itu adalah lelaki yang tidak begitu saya kenal. Tempat tinggalnya pun jauh dan berbeda pulau dengan saya. Pertemuan tidak sengaja ini akhirnya membuat saya dan lelaki ini bersatu. Itu pun dikenalkan oleh seorang teman tanpa disengaja.
Dia adalah lelaki yang meminta langsung kepada kedua orang tua saya agar menjadi istrinya. Saya tidak menyangka hal itu akan terucap dari mulutnya begitu cepat. Saya kira itu hanya bualannya saja. Pada kenyataannya, lelaki itu begitu gigih mempertahankan pendiriannya setelah berkali-kali saya tolak karena sangat banyak ujian yang harus dilaluinya.
Awalnya, lelaki ini saya tolak dengan menjodohkannya kepada dua orang teman saya yang sangat ingin menikah. Salah satunya memutuskan mau dijodohkan dengan si lelaki. Namun, siapa sangka si lelaki balik menodong saya agar menjadi istrinya. Saya kaget dong! Padahal saya menolak dan menawarkan teman saya. Eh, lelaki itu malah menginginkan saya. Itu namanya balik bandar kata orang Palembang.
Berbagai penolakan saya lakukan karena melihat permintaan orang tua kepada si lelaki sangat besar. Mulai dari membuat SKCK, ijazah, dan permintaan lainnya. Namun, si lelaki terus maju. Sikapnya ini membuat pikiran saya berubah. Kenapa saya harus menolaknya, toh dia tidak melakukan hal yang salah.
Menguji Kesungguhan dan Kegigihannya
Akhirnya, saya pun ingin menguji niatnya itu. Perbedaan pulau membuat saya sulit untuk mengetahui pribadi lelaki ini sehingga saya meminta adik lelaki saya yang sekolah di pulau itu untuk melihat dan menilai langsung si lelaki. Sebenarnya, adik saya tidak merekomendasikan lelaki ini. Namun, saya pikir dia bersedia menemui adik saya adalah bentuk kesungguhan atas apa yang telah diucapkan.
Ujian kedua pun saya ajukan kepada lelaki ini. Pada tanggal yang saya tentukan, saya meminta agar lelaki ini datang langsung menemui kedua orang tua saya dan mengatakan secara langsung keinginannya itu. Betul, dia pun melakukannya!
Ujian berlanjut dengan permintaan dari ayah saya, yaitu ijazah, foto kopi KTP, dan SKCK asli. Nah, permintaan yang aneh bagi saya saat itu. Namun, lelaki ini bisa mengabulkannya. Keren, 'kan? Aduh, lelaki ini membuat saya jadi serba salah!
Ujian terakhir adalah permintaan orang tua saya untuk mempersiapkan sejumlah dana untuk pernikahan. Meskipun terlihat terseok-seok, permintaan itu berhasil diwujudkannya. Berbagai ujian sudah terlewati oleh lelaki ini, saya tidak berkutik menghadapi kegigihannya untuk menikahi saya.
Sekarang sudah 10 tahun pernikahan kami, berbagai peristiwa sedih dan senang saya jalani dengan lelaki ini. Rasa kesal sering hadir pada kehidupan kami. Lelaki yang belum pernah saya jumpai secara langsung itu telah memberikan banyak pelajaran kehidupan. Mungkin benar, dia adalah cinta pertama saya.
#WomenforWomen