Saat Dunia Ramai-ramai 'Bantai' Donald Trump

Ardini Maharani diperbarui 10 Des 2015, 22:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Donald Trump, kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik pekan ini menjadi buah bibir yang nggak berhenti dibicarakan. Kata-katanya pedas pada umat Islam. Secara tegas dia bilang akan melarang seluruh muslim masuk ke Negara Adidaya itu. Ini membuat banyak orang di negaranya berang. Netizen AS bahkan mengancam bakal pindah ke Australia jika Trump terpilih jadi calon presiden. Gedung Putih pun tak kalah galak. Mereka mengirimkan pernyataan resmi mengutuk kata-kata Trump dan baru kali ini istana kepresidenan AS itu melakukannya.

Bukan hanya dalam AS yang terguncang. Seluruh dunia pun ramai-ramai 'membantai' Trump. Kemarin, Kamis (10/12/2015), warga Inggris membuat petisi untuk diajukan pada parlemen yang isinya melarang Trump memasuki seluruh wilayah Britania Raya, demikian dilansir stasiun televisi BBC. Hampir 300 ribu orang menandatanganinya. Nantinya parlemen bakal membahas petisi tersebut dalam sebuah rapat khusus yang terbuka.

Petisi itu digagas oleh Suzanne Kelly. Menurutnya kata-kata Trump sudah perbuatan yang menimbulkan kebencian, provokasi, dan fitnah. Ini kategori yang bisa membuat seseorang dilarang masuk ke Inggris. Hukum tersebut bisa ditetapkan oleh kementerian dalam negeri.

Bukan hanya itu, Menteri Utama Skotlandia Nicola Sturgeon pun sudah mencabut status Trump sebagai duta bisnis untuk negaranya di Amerika. Petinju legendaris AS yakni Muhammad Ali yang beragama Islam ikut menanggapi ucapan Trump. "Saya seorang muslim. Saya yakin para pemimpin politik seharusnya menggunakan posisi mereka untuk memberikan pemahaman yang baik soal muslim dan menjelaskan teroris itu persepsi yang menyesatkan tentang Islam. Bukannya menyinggung keyakinan seperti yang dilontarkan Trump," ujar Ali seperti dikutip dari ABC News, Kamis (10/12/2015).

Paling fantastis yakni kecaman yang didapat Trump dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Secara tegas Netanyahu menolak ajakan Trump untuk melarang muslim masuk ke AS. Perkataan sembarangan pengusaha tajir itu harus ditebusnya. Secara mendadak jaringan retail terbesar di Timur Tengah, Lifestyle, mengeluarkan produk Trump dari rak mereka. Penarikan ini dilakukan di Uni Emirat Arab, Kuwait, Arab Saudi, dan Qatar.

Mulutmu harimaumu. Sayangnya hingga saat ini belum ada pernyataan menyesal dari Trump. Seandainya dia tetap dengan pendiriannya menolak muslim ke AS, bisa dipastikan karir Donald Trump akan tamat. Well, think about it again, Mr. Trump.

What's On Fimela