Pertama di Dunia! Bandung Miliki Microlibrary dari 2 Ribu Ember

Febriyani Frisca diperbarui 10 Jan 2016, 12:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Apakah kamu penah mendengar microlibrary? Jadi, microlibrary merupakan sebuah perpustakaan mini. Nggak hanya sekadar perpustakaan, namun ada hal unik dari microlibrary yang terletak di jalan Bima, kecamatan Cicendo, Bandung. Perpustakaan dua lantai tersebut memanfaatkan ember bekas es krim sebanyak 2000 buah sebagai dinding bangunannya.

Ribuan ember es krim tersebut disusun sedemikian rupa sehingga membentuk kode binari dengan kalimat "Buku adalah jendela dunia" yang dapat dibaca dari kejauhan. Ember bekas yang berfungsi sebagai penutup ruangan tingkat dua dari microlibrary itu dirancang oleh Daliana Suryawinata dari SHAU Architecture.

Microlibrary Menjadi Awal Misi Bandung Sebagai Kota Buku. Proses pembangunan Microlibrary dengan luas 160 meter persegi ini memerlukan waktu 3 bulan dengan total biaya sebesar Rp 520 juta yang berasal dari sumbangan dari Yayasan Dompet Duafa. Di lantai dasar, terdapat semacam aula mini yang bisa digunakan sebagai tempat pertemuan, diskusi, dan acara lainnya. Sedangkan pada lantai dua berisi rak yang berisi ratusan buku.

Berdasarkan penyataan dari Daliana, selaku perancang microlibrary mengungkapkan bahwa penggunaan ember bekas es krim untuk dekorasi sebuah perpustakan mungkin pertama kali di dunia. Selain sebagai dinding, fungsi ember tersebut sebagai ventilasi, sehingga udara dari luar dapat masuk langsung tanpa memasang AC (Air Conditioner) lagi. Pengunjung pun dapat melihat isi perpustakaan dari luar.

Dengan menggunakan ribuan ember tersebut secara nggak langsung menawarkan konsep ramah lingkungan. Sebab, sumber pencahayaan di siang hari berasal dari sinar matahari dapat masuk kedalam area microlibrary. So, selain ramah lingkungan, pemilihan desain ini juga ramah penggunaan listrik. Konsep ember es krim tersebut juga dapat menunjukan bahwa barang-barang bekas pun dapat memiliki sebuah nilai seni tinggi yang mendorong generasi muda untuk berpikir secara kreatif.

Lebih dari itu, microlibrary nggak hanya sebagai tempat baca saja, melainkan terdapat banyak fasilitas yang ada disana, seperti mainan tradisional dan alat peraga PAUD. Di sana kamu juga dapat mengikuti berbagai kegiatan, kayak English Club, knowledge sharing dan hal bermanfaat lainnya. Microlibrary telah diresmikan oleh walikota Bandung, Ridwan Kamil pada 4 September 2015 lalu. (M. Sufyan)