Istri Setia Dampingi Tukul Arwana dari Nikah Sampai Ajal

Teddy Kurniawan diperbarui 24 Agu 2016, 05:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Mengungkap kisah cinta Tukul Arwana dan istri tercinta, Susiana atau yang sering dipanggil Susi Similikiti, seperti terbawa dalam nostalgia drama cinta yang berujung pada kebahagiaan. Memulai hari bersama dengan kesederhanaan, pasangan Tukul Arwana dan Susiana bergitu sabar menghadapi perjalanan kehidupan.

Semua lantaran rumah tangga Tukul Arwana dan Susiana berlandaskan cinta dan keikhlasan. Rasa cinta keduanya mengalahkan kenyataan, bahwa mereka hidup dalam kesederhanaan bahkan seringkali kekuarangan. Namun semua terbayar dengan kebahagiaan, sampai maut memisahkan.

Susiana, sosok pendamping yang setia, tak menolak pinangan Tukul Arwana, sang arjuna yang memang tengah mencari cinta. Dalam pandangan Susiana, sosok Tukul Arwana adalah pria pekerja keras dan pantang menyerah dengan keadaan.

Tukul Arwana pun demikian, memandang sosok Susiana sebagai perempuan ideal untuk mendampinginya. Bertemu di acara kondangan dan berakhir di pelaminan. Menariknya, saat itu Tukul mengaku melihat kaki Susiana terlebih dahulu dan langsung merasa cocok. Alasannya, kaki Susiana terlihat bersih, menandakan perempuan yang kerap menjaga kebersihannya.

Kisah berlanjut sampai Tukul Arwana berani meminang sang pujaan hati. Berbicara apa adanya sebagai seniman pengangguran, justru yang membuat Susiana jatuh hati. Proses pacaran selama satu tahun lebih, akhirnya Tukul Arwana dan Susiana naik pelaminan. Tentunya dengan pesta sederhana dan alakadarnya. Saat sukses, Tukul Arwana tidak pernah malu mengakui, kondisinya saat itu memang serba memprihatinkan.

Perlahan, nama Tukul Arwana mulai harum diperbincangkan. Program demi program televisi yang dibawakannya menuai rating yang membanggakan. Hal tersebut tidak lantas membuat Tukul Arwana melepas beragam kesederhanaannya. Bersama sang istri, Tukul Arwana selalu mendidik anak-anaknya untuk hidup tidak memanfaatkan keadaan sang ayah yang berada di puncak kesuksesan.

Potret kesederhanaan tersebut terus terpatri dalam keluarga yang bersahaja tersebut. Tidak ada pesta yang membuat uang melayang, tak ada perayaan besar-besaran dalam setiap acara syukuran hingga tak ada hidup yang bermewah-mewahan. Kalaupun Tukul Arwana bisa membeli beberapa barang mewah, itu pun tidak berlebihan. Tukul Arwana lebih suka berada dalam kebersahajaan bersama Susiana.

Kesetiaan Susiana teruji di kala susah dan senang. Merangkul di kala Tukul Arwana hidup dalam kesusahan, Memeluk erat dikala dalam kesenangan. Sampai akhirnya ajal menjemput, Susiana tetap dalam kesetiaan.