Annisa Trihapsari Kenang Perjuangan Sang Ayah Melawan Penyakit

Rivan Yuristiawan diperbarui 18 Nov 2016, 20:21 WIB

Fimela.com, Jakarta Ajie Mulyo, ayahanda Annisa Trihapsari meninggal, Kamis (17/11/2016) sore. Almarhum meninggal akibat komplikasi penyakit jantung dan ginjal yang sudah diidapnya sejak lama. Annisa pun menceritakan perjuangan sang ayah melawan penyakitnya sebelum meninggal.

"Jadi memang ayah sudah sakit lama dan sering cuci darah. Jadi papah awalnya jantung sih. Papah sempat kritis kan dulu itu abis cuci darah selama 13 jam. Alhamdulillah waktu itu allah kasih mukzijat, dimudahin dan dikasih umur lagi. (1,5 tahun lalu)," ungkapnya saat ditemui awak media, Jumat (18/11/2016) di TPU Jeruk Purut.

Setelah mengalami masa kritis pada tahun 2015 lalu, sang ayah pun lantas diharuskan rutin menjalankan cuci darah agar kondisinya tetap stabil.

"Nah selama 1,5 tahun ini dibilang drop sih nggak. Cuma memang udah cuci darahnya terlalu sering dan umur juga jadi drop papah," tambahnya.

Kondisi sang ayah yang memang sudah berusia sepuh dikatakan Annisa kerap membuat sang ayah beberapa kali masuk ke rumah sakit.

"Papah sebelumnya masuk ke ICCU, nafasnya sesak, paru-parunya nggak apa-apa. Tapi karena jantungnya ada pembengkakan, jadi nafasnya aggak susah karena jntungnya terlalu keras bekerja. 10 hari di ICCU, sempat pulang 5 hari nginap dirumah saya," jelasnya.

Dan, saat-saat menginap di rumahnya itu lah, dikatakan Annisa yang menjadi saat terakhir sang ayah sebelum kondisinya drop dan memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

"Mestinya sabtu kemarin cuma kontrol aja, kontrol paru-paru aja. Pas check up sabtu, di telpon sama kakak ternyata papah sudah nggak boleh pulang, harus masuk ke HCU. Diruangan itu kondisinya drop banget, Akhirnya anak-anak papah dikumpulin dan papah harus masuk ke ICU dan harus di ventilator," tutur Annisa.

Dan, perjuangan berat sang ayah melawan penyakit yang menggerogoti kesehatannya pun harus berakhir di ruang ICU rumah sakit Fatmawati.

"Jam 5 masuk ICU, proses masuk ventilatornya itu kadar oksigen papah 20 persen. Akhirnya kaka semuanya engga tega lihat papah, udah deh nis kita semua (kaka-kakanya) setuju pakai ventilator. Semua anak-anaknya ada diruangan itu. Papah senyum sampai bilang ke anak-annaknya 'makasih yah makasihh yah'," terangnya.

Namun takdir berkata lain, perjuangan almarhum dan anak-anaknya berujung pahit.  Ayah Annisa Trihapsari akhirnya meninggal setelah hampir sepekan mendapat perawatan di rumah sakit dan dikebumikan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan.