Ada Pesan Kebhinekaan dan Toleransi dalam Film The Last Barongsai

Syaiful Bahri diperbarui 23 Jan 2017, 12:42 WIB

Fimela.com, Jakarta Aktor Dion Wiyoko merupakan aktor keturunan Tionghoa yang mengawali karirnya sebagai model. Melalui film terbarunya, The Last Barongsai, Dion mengatakan senang dengan film yang mengangkat tema budaya serta memiliki unsur kebhinekaan sebagai pesan di filmnya.

Adapun di film The Last Barongsai, Dion berperan sebagai Aguan, yang mampu hidup rukun dengan berbagai suku dan agama di Indonesia. Bicara Kebhinekaan, inilah pandangan Dion Wiyoko tentang kebhinekaan yang ada di filmnya tersebut.

"Ya, sebenernya pluralisme banyak sih ya. Masalah kebhinekaan di film ini. Yang pertama, yang memproduksi film ini saja non Chinese. Itu saja sudah menunjukkan kebhinekaan. Om Rano dan yang lainnya akhirnya memproduksi film The Last Barongsai ini yang mungkin dekat dengan tradisi Cina Benteng," ucap Dion Wiyoko usai press screening film The Last Barongsai di CGV, Blitz, Grand Indonesia, Jakarta, Jumat (20/1/2017).

Demikian halnya tentang keberagaman agama yang ada di Indonesia. Dion berpendapat tidak harus terpecah belah ketika hidup rukun beragama bisa terjadi di Indonesia.

"Ya kenapa harus pecah meski beda. Di film ini, ada adegan Aziz (Aziz Gagap) dan Aguan yang bersahabat sejak lama. Saya mengucap salam kepada muslim, sapaan dari non muslim kepada muslim 'Assalamualaikum' gitu. Itu memang Indonesia yang seharusnya," ucapnya menambahkan.

Mengenai kebhinekaan, aktor kelahiran Surabaya, 3 Mei 1985 silam ini mengatakan sejak kecil sudah diajarkan tentang kebhinekaan dan toleransi oleh keluarganya. Dengan hadirnya film The Last Barongsai, Dion Wiyoko berharap film tersebut bisa menjadi contoh hiburan akan kondisi negara saat ini tentang Kebhinekaan.