Pentas Indonesia Kita Persembahkan Presiden Kita Tercinta

Puput Puji Lestari diperbarui 10 Mar 2017, 03:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Di sepanjang tahun 2017 Program Indonesia Kita akan hadir dengan mengangkat tema Lintas Benua, Silang Budaya. Tema ini akan hadir perdana di bulan Maret 2017 dengan judul pentas Presiden Kita Tercinta yang merupakan pertunjukan ke 23 Program Indonesia Kita 2017.

Lintas Benua, Silang Budaya dirumuskan oleh Tim Kreatif Indonesia menjadi tema program Indonesia Kita 2017. Butet Kertaredjasa, Agus Noor dan Djaduk Ferianto, yang merupakan Tim Kreatif Indonesia Kita, ingin mengajak masyakarat untuk melihat kembali perjalanan-perjalanan kebudayaan.

Ketika Indonesia sebagai bangsa diproklamirkan pada tahun 1945, para seniman setelahnya dengan terbuka menerima “kebudayaan dunia sebagai warisan” yang menjadi sumber inspirasi penciptaan. “Kami adalah ahli waris yang syah dari kebudayaan dunia,” begitu dinyatakan dalam “Surat Kepercayaan Gelanggang” yang antara lain disuarakan oleh penyair besar Indonesia, Chairil Anwar.

Persilangan kebudayaan memperlihatkan pergaulan lintas benua. Hal ini bisa dilihat dari karya sastra, unsur gerak tarian dan juga musik. Dan kesadaran sebagai ahli waris kebudayaan dunia itulah yang mendasari semangat Indonesia Kita pada program tahun 2017, untuk kembali mengolah beragam unsur kebudayaan yang datang dari berbagai penjuru dunia, dan tentu memperluas pekerjaan artistik pada pementasan-pementasan yang akan dilaksanakan di tahun 2017.

Tim Kreatif Indonesia Kita berupaya menafsir dan merumuskan Lintas Benua, Silang Budaya, ke dalam beberapa gagasan pentas, yaitu: Tiga Generasi Wayang, Rampak Gerak Nusantara, Dari Sastra ke Panggung Dunia, dan Pantura: Pintu Pergaulan Dunia.

Lakon Presiden Kita Tercinta akan menampilkan naskah lama yang ditulis oleh Agus Noor. “Naskah ini pernah masuk lima besar lomba penulisan naskah yang diadakan Federasi Teater Indonesia. Saya tulis semasa era presiden Gus Dur. Naskah ini akan saya sesuaikan dengan perkembangan Indonesia hari ini” ujar Agus Noor, yang juga akan menyutradai pertunjukan Presiden Kita Tercinta.

Lakon ini berkisah tentang sebuah negeri republik yang sedang dilanda isu makar. Presiden dinyatakan menghilang. Ini membuat suasana negeri menjadi mencemaskan. Rasa tidak aman mendera. Ada kabar menyatakan Presiden ditahan dan diperlakukan tidak adil. Ada pula yang mengabarkan Presiden telah mati dieksekusi. Dalam situasi seperti itu, aparat keamanan segera memutuskan untuk mengadakan pemilihan presiden pengganti agar situasi negeri bisa terkendali.

Keputusan aparat keamanan memunculkan reaksi baru. Banyak tokoh yang merasa paling pantas dan layak, ingin maju dalam pemilihan presiden pengganti. Seluruh rakyat diwajibkan untuk ikut dalam pemilihan presiden yang diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya itu. Cak Lontong didapuk menjadi bintang pertunjukan Presiden Kami Tercinta yang akan dipentaskan Jumat-Sabtu (10/11 Maret 2017).

What's On Fimela