Mantan Minta Balikan, Terima atau Tolak?

Karla Farhana diperbarui 14 Jul 2017, 21:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Memang sulit memutuskan untuk mengatakan selamat tinggal kepada orang yang sangat kamu cintai. Apa lagi, saat kamu dan sang mantan putus dulu, masalahnya nggak berat-berat amat. Paling karena sama-sama egois dan nggak ada yang mau mengalah. 

Atau, bisa juga karena masalah sepele seperti cemburu membabi buta. Sebenarnya, kamu sangat nggak kuat kalau sampai harus berpisah dengannya. Sayang, hubungan terpaksa kandas karena kamu merasa ini yang terbaik buat kamu dan dia. 

Mulanya, saat menjalani hari-hari pertama kamu merasa ada yang berbeda. Nggak ada lagi orang yang berbicara sama kamu lewat telepon. Nggak ada lagi yang bikin gemes dan tertawa. Tentunya, nggak ada lagi pelukan hangat darinya. 

Kamu jadi kesepian. Tapi, kamu juga sadar. Kamu nggak bisa begini terus sementara si mantan sudah bisa tertawa lepas meskipun menjalani hari tanpamu. Perih rasanya saat bertemu dengan si dia lagi usai putus, dan melihatnya bercanda dan menjalani hari tanpa beban dengan teman-temannya. 

Apa boleh buat, deh. Nasi sudah menjadi bubur. Kamu nggak mungkin mohon-mohon minta balikan, sementara dia jelas-jelas nggak mau. Kamu akhirnya menapaki kehidupan yang agak berbeda dari biasanya. Nggak apa-apa, meskipun nggak ada lagi yang peluk kamu, kamu masih punya banyak orang yang sayang kepadamu. Ada keluarga, sahabat, dan teman-teman baru di kampus. 

Bulan demi bulan berganti. Hingga nggak terasa sudah lebih dari setahun kamu jomblo dan hidup tanpa ada kehadiran mantan terindahmu. Kamu pun sudah nggak lagi menangis setiap malam. Kamu bahkan menjadi lebih fokus pada kuliah dan juga rencana membangun karier. 

Tapi tiba-tiba, ponselmu berdering. Nama yang muncul pada layar ponsel bikin kamu kaget setengah mati. Setelah 1 tahun lebih dia menghilang dan kamu nggak pernah bertemu lagi dengannya, mantanmu malah kembali menelepon. Karena merasa sudah tak lagi marah dengannya, telepon itu kamu jawab demi menjalin silaturahmi dan memperbaiki jalin persahabatan. 

 

2 dari 2 halaman

Terima atau Tolak?

Sayangnya, niatmu dengannya nggak sejalan. Kamu ingin persahabatan, dia malah mau balikan. Ribuan kata maaf pun dia ungkapkan, sampai-sampai kamu sudah capai dengan kata maaf dalam berbagai bentuk dan kalimat. Rayuan juga terus dia lontarkan. 

Nggak cuma berani telepon setiap hari, doi juga ternyata sering kepoin kamu di media sosial. Kamu ya, memang berusaha untuk bersikap menolak dan biasa saja. Sampai akhirnya, dia menjemput kamu lagi di kampus. Memberikan semua 'bukti' kalau dia menyesal telah melepaskanmu begitu saja. Dan dia begitu bodoh karena membutuhkan waktu satu tahun lebih untuk menyadari hal ini. 

Sebenarnya, hati kamu luluh juga melihat semua usaha sang mantan yang ingin balikan. Tapi, haruskah kamu terima mantanmu kembali setelah bertengkar hebat lalu putus? Setelah kamu harus menjalani hari-hari kelam tanpanya, dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk move on? 

1. Balikan bukan berarti kamu lemah dan kalah darinya, girls. Kamu harus sadar, kalau dalam hubungan percintaan bukan sebuah lomba. Kalau memang masih sayang, dan kamu juga percaya dengannya, balikan bukan 'dosa' besar buat kamu yang masih sayang sama mantan. 

2. Tapi, kalau kamu membutuhkan waktu untuk berpikir dan menimbang-timbang, juga nggak masalah. Kamu mungkin butuh waktu setelah kejadian satu tahun lalu. Kamu juga mungkin harus menata pikiran lagi, karena, percintaan itu memang soal perasaan. Tapi bukan berarti logika nggak bisa dipakai.

3. Menolak juga bukan berarti kamu kejam. Kamu punya alasan kuat untuk menolak dan memilih untuk menjadikannya mantan sekaligus teman dekat untuk sekarang ini. Karena kau sudah cukup dengan segala drama, pertengkaran, amarah yang meletup-letup. Karena kamu ingin mencintai orang lain, sosok lain, yang mungkin lebih compatible untuk bekerja sama membangun sebuah hubungan harmonis sebagai pasangan. Setiap keputusan adalah pilihan yang sudah kamu pertimbangkan matang-matang, dan akan kamu perjuankan serta pertanggungjawabkan di masa depan.