Alasan Minggu Palma Istimewa Bagi Umat Katolik di Dunia

Lanny Kusuma diperbarui 14 Jul 2021, 18:21 WIB

Fimela.com, Jakarta Minggu Palma, hari peringatan selalu jatuh pada hari Minggu sebelum Paskah ini dirayakan umat Katolik di seluruh dunia dengan membawa daun palem. Minggu Palma juga menjadi rangkaian dari Pekan Suci yang istimewa.

Masuk dalam rangkaian Pekan Suci atau Kebangkitan Yesus, dalam kepercayaan kristiani Minggu Palma merupakan sebuah peringatan untuk menghormasi masuknya Yesus ke Yerusalem sebelum dikorbankan dan dibangkitkan kembali.

Seorang pastur diarak dengan naik gerobak penuh hasil bumi saat perayaan misa Minggu Palma di desa Mangunsuko, Magelang, Minggu (20/3). Prosesi Minggu Palma menjadi tanda dimulainya pekan suci umat Katolik menjelang Paskah. (Foto: Boy Harjanto)

"Masuknya Yesus Kristus ke kota suci Yerusalem adalah hal yang istimewa, sebab terjadinya sebelum Yesus mati dan bangkit dari kematian. Itulah sebabnya Minggu Palma disebut pembuka pekan suci, yang berfokus pada pekan terakhir Yesus di kota Yerusalem," kata pastor Paroki Gereja Santo Gregorius Agung Oeleta Romo Kristoforus U Mau Pr, Minggu (25/3/2018), dikutip dari Antara.

Soal penggunaan daun palem dalam perayaan ini bukan tanpa alasan, di mana saat Yesus memasuki Yerusalem, para pengikutnya melembari jalan dengan daun tersebut. Melembari jalan dengan daun palem juga ternyata telah menjadi kebiasaan yang dilakukan untuk orang berkedudukan tinggi di masa itu.

Selain itu penggunaan daun palem di Minggu Palma juga dianggap sebagai simbol kemenangan yang digunakan untuk menyatakan kemenangan martir atas kematian. “Martir sering digambarkan dengan daun palem di antara tempat untuk instrument dari sebuah kesyahidan,” jelas Yonas Komiasi Pr, pastor dari Stasi Yesus Maria Yosep Liliba.

2 dari 2 halaman

Tak Hanya Menggunakan Palem

Minggu Palma ini, umat dibagikan daun palem sebagai simbol kemenangan martir atas kematian.

Meski perayaan Minggu Palma identik dengan menggunakan daun palem, namun ternyata di beberapa negara tak menggunakan daun tersebut untuk merayakan momen sakral ini.

Dibeberapa negara yang tak memiliki pohon palem, mereka pun memanfaatkan tanaman lain untuk merayakan Minggu Palma, yaitu dengan menggunakan ranting atau bunga.