Seni Budaya: Tambah Pundi-Pundi Rupiah dengan Teknik Oshibana

Fimela Editor diperbarui 17 Sep 2013, 07:00 WIB
2 dari 4 halaman

Next

Apa sih Oshibana?

Oshibana, mungkin tidak semua orang mengenal teknik merangkai bunga yang diambil dari seni budaya Jepang. Padahal, selain untuk mengisi waktu luang, kerajinan tangan yang satu ini juga bernilai ekonomis. Hanya bermodalkan bunga dan peralatan sederhana, dengan keterampilan dan imajinasimu, kamu bisa meraih pundi-pundi uang tambahan lho, Fimelova.

Untuk mencari tahu lebih banyak lagi soal Oshibana, kami berbincang-bincang dengan salah satu pakar Oshibana di Indonesia, Ibu Muthia yang menjadi pendiri dan pengasuh komunitas Oshibana Art di Indonesia. “Oshibana adalah teknik mengeringkan bunga dengan cara ditekan. Untuk mengeringkan bunga, alat yang dibutuhkan cukup sederhana, kertas buram, busa, dan plastik. Untuk membuat bunga kering secara sempurna, kita perlu waktu setidaknya 5 hari. Dan perlu diketahui, bukan hanya kelopak bunga saja yang bisa kita gunakan dalam teknik Oshibana. Mulai dari bunga, batang, hingga daun pun bisa dimanfaatkan,” jelas Muthia, saat sesi workshop Oshibana art di acara Jak-Japan Matsuri.


Apa yang membedakan Oshibana dengan teknik mengeringkan bunga lain?

Buat kamu pencinta berbagai kerajinan tangan yang berhubungan dengan bunga dan tumbuhan, pasti istilah Herbarium pernah hinggap di telingamu. “Sebenarnya selain Oshibana, kita telah mengenal teknik pengeringan tanaman lain, Herbarium. Apa yang membedakan Oshibana dengan Herbarium? Keunggulan Oshibana adalah teknik yang berasal dari seni budaya Jepang ini lebih sempurna karena bisa mempertahankan warna asli bunga dan membuat produk yang kita hasilkan lebih cantik,” papar Muthia.

Belajar langsung teknik Oshibana di Jepang selama 1.5 tahun, ternyata perempuan yang memiliki workshop Oshibana di daerah Bogor ini tidak tahan untuk berbagai teknik ini kepada perempuan di sekelilingnya.

What's On Fimela
3 dari 4 halaman

Next

Oshibana dan pemberdayaan perempuan

“Sejak kecil saya memang sangat cinta pada tumbuh-tumbuhan, itulah yang mengawali saya berkenalan dengan Oshibana saat saya harus tinggal di Jepang. Karena itu, saya memutuskan untuk mempelajari Oshibana lebih dalam. Semakin saya pelajari, saya semakin cinta pada Oshibana. Ketika pulang ke Indonesia, awalnya saya menularkan kepada orang lain karena sebatas hobi. Namun, setelah berjalan sekitar 5—6 tahun, saya pun akhirnya membuat buku,” Muthia bercerita.

Dengan menyebarkan teknik ini, Muthia mengaku sudah ada beberapa komunitas yang khusus untuk menampung orang-orang yang tertarik dengan teknik ini. Dengan merangkai bunga kering, bisa dihasilkan aksesori, lukisan, cinderamata, dan juga untuk mempercantik perabot rumah. “Di Indonesia, saya menularkan Oshibana sudah sejak 2001. Nah, dari perjalanan sekian tahun, sudah cukup banyak orang-orang yang mengenal Oshibana. Dari situ, ada beberapa orang yang memang memutuskan untuk kembali menularkannya pada orang lain, membuat buku, atau menghasilkan produk yang memang bisa menambah penghasilan rumah tangga mereka, misalnya saja Bukecik dan Buteka. Bukecik adalah Komunitas Bunga Kering Cikarang sedangkan Buteka adalah Bunga Tekan Karawang. Nah, mereka adalah orang-orang yang sudah menguasai teknik Oshibana. Dengan teknik ini, mereka membuat berbagai macam produk yang bisa menambah penghasilan keluarga mereka,” tuturnya.

4 dari 4 halaman

Next

 

Tidak disepelekan, produk yang bisa dihasilkan dengan memanfaatkan teknik ini sudah memiliki pasar sendiri. Walaupun Muthia mengaku produk yang dijual belum skala besar, tapi sudah ada beberapa produk Oshibana dari Indonesia yang hinggap di beberapa negara lain, Amerika, Australia, dan Jepang.

Mengenalkan Oshibana, bagaimana dengan seni budaya asli Indonesia?

Oshibana adalah teknik yang berasal dari Jepang. Dengan menyebarkan teknik ini, secara otomatis tentu kita membantu untuk memperkenalkan seni budaya Jepang kepada masyarakat Indonesia. Mengapa justru malah memilih untuk memperkenalkan seni budaya dari Jepang?

“Justru, dengan teknik ini, saya juga ingin memperkenalkan keanekaragaman bunga dan kekayaan Indonesia. Banyak lho bunga-bunga cantik dari Indonesia yang bisa digunakan dalam teknik ini. Selain itu, beberapa lukisan yang saya buat juga tetap mengangkat seni budaya dari Indonesia, lukisan pengantin Jawa misalnya. Jadi, di sini ada akulturasi antara seni budaya Jepang dan Indonesia. Walaupun menggunakan teknik dari Jepang, kami tetap mengangkat kekayaan seni budaya Indonesia,” jelas Muthia menutup pembicaraan.

Nah, buat kamu yang penasaran dengan teknik pemanfaatan bunga kering dari Jepang ini, kamu bisa coba mengunjungi Oshibana Art di facebook. Dari sana, kamu bisa berkenalan lebih jauh lagi dengan Oshibana.