Menyaksikan 3/4 Koral Dunia di Gugusan Kepulauan Indonesia Timur

Patricia Wulandari diperbarui 03 Des 2015, 11:00 WIB

Jakarta Bagi para pemilik mata yang tak pernah terpuaskan, Wakatobi merupakan destinasi wisata yang tak boleh terlewatkan. Gugusan kepulauan Wakatobi memiliki alam yang masih asri, pasir putih, suasana tenang dengan air laut biru yang jernih, dan gua-gua bawah laut yang disuguhkan khusus untuk wisatawan yang haus akan atmosfer pantai yang memesona.

Wakatobi terdiri dari empat pulau utama, yaitu Wangiwangi, Kalidupa, Tomia, dan Binongko. Kepulauan ini memiliki luas 1,39 juta hektar yang 93% perairannya merupakan laut yang dikelilingi pantai dari pulau-pulau karang sepanjang 600 km. Sementara Karibia hanya memiliki 50 spesies dan Laut Merah 300 spesies terumbu karang, sebanyak 750 dari 850 terumbu karang dunia ada di Wakatobi. Para ahli kelautan mengatakan, jika kita mengunjungi terumbu karang di Wakatobi maka kita telah menyaksikan 3/4 koral di dunia!

Saat menceburkan diri ke perairan Wakatobi, kita akan disambut oleh 93 spesial ikan berwarna-warni seperti anemon, napoleon, pogo-pogo, dan ikan bantal, Fimelova. Pantai Wakatobi juga diramaikan raja udang erasia dan beberapa jenis penyu yang sering bertelur di pantai. Juga terdapat berbagai jenis burung laut yang bertengger di karang seperti angsa-batu coklat dan cerek melayu yang terbang ke laut untuk berburu ikan.

Setiap bulan November, Wakatobi juga dikunjungi "tamu" setia yang menjadikan perairan Wakatobi sebagai rumah liburan musim dinginnya. Tamu itu tidak lain dan tidak bukan adalah ikan paus sperma (Physeter macrocephalus). Kawanan paus sperma berada di Wakatobi untuk menghangatkan diri saat belahan bumi lain membeku di bulan November. Pada bulan tersebut, perairan Wakatobi cenderung lebih hangat dan berlimpah plankton yang bisa mengenyangkan perut kawanan paus. Bila beruntung, Fimelova juga bisa menemukan sang raksasa ikan pari manta (Manta ray) yang ikut menghangatkan diri di perairan Wakatobi.

Wakatobi juga menyuguhkan pengalaman bermalam dengan ragam pilihan. Ada sekitar 200 penginapan sederhana, berbentuk rumah panggung kecil dari kayu, tersebar di sebagian pulau. Pantainya sangat indah berpasir putih bersih diiringi dengan nyiur melambai lengkap dengan langit bewarna merah muda bercampur ungu menjelang matahari terbenam, sangat sempurna untuk perjamuan romantis dengan pasangan kita, Fimelova.

Tidak hanya memanjakan mata, Wakatobi juga memanjakan lidah kita dengan ragam sajian kuliner bercita rasa tinggi. Wakatobi terkenal dengan kuliner tradisionalnya seperti pepes buli-buli. Kuliner yang hanya bisa ditemukan di Wakatobi ini terbuat dari anemon laut yang direbus, kemudian dicincang dan dicampuri potongan mangga. Setelah itu dicampurkan dengan bumbu seperti jahe, ketumbar, merica, bawah putih, dan bawang merah.

Ada pula pogollu, makanan khas Kaledupa terbuat dari kacang merah yang direbus dan dicampur dengan adonan sagu lokal serta gula merah. Lalu ada pula Perangi. Makanan khas Kaledupa, terbuat dari daging ikan segar yang dicincang dengan campuran jeruk nipis, cabai, bawang merah dengan sedikit merica.

Oh ya, satu lagi yang tak boleh Fimelova lewatkan adalah Kasuami! Kuliner khas pulau wangi-wangi ini terbuat dari singkong beracun yg diolah khusus oleh penduduk setempat. Kasuami umumnya berbentuk tumpeng atau gunungan dan berwarna putih kekuning-kuningan. Hidangan ini diolah dengan cara mengukus parutan singkong yang telah dimasukkan kedalam cetakan berbentuk kerucut/tumpeng dan dimasak selama kurang lebih 15 menit.

Keindahan dan kekayaan kawasan Taman Nasional Wakatobi sebenarnya sudah terkenal di mancanegara, terutama setelah Ekspedisi Wallacea dari Inggris pada tahun 1995 yang menyebutkan bahwa kawasan di Sulawesi Tenggara ini sangat kaya akan spesies koral. Kini, segala pesona yang disajikan Wakatobi telah mengundang sekitar 14.000 wisatawan lokal dan mancanegara setiap tahunnya. Tak heran bila wisatawan mancanegara mengklaim Wakatobi sebagai salah satu surga bawah laut paling indah di dunia.

 

#pesonaindonesia