Buket Cinta, Karya Seni Megah Terbaru Eko Nugroho dari 300 Kilogram Sampah

Melida Rostika diperbarui 17 Agu 2017, 13:00 WIB

Jakarta Bali, jadi satu tujuan wisata untuk berlibur menikmati matahari yang dicintai wisatawan domestik maupun mancanegara. Bila kebetulan sedang berlibur di pulau dewata, sempatkan datang melihat satu karya seni dengan ukuran mega karya Eko Nugroho. Bukan sembarang instalasi seni, karya yang ukuran 10 meter x 7 meter ini dibuat dari 300 kilogram sampah. Terpasang di bagian depan Colosseum Potato Head Beach Club yang ikonik, karya ini bisa dinikmati siapapun yang berkunjung ke lokasi itu.

Dengan filosofi Potato Head Family sendiri yang memperhatikan pentingnya isu lingkungan di Indonesia, dimana bagian luar bagunan tersebut dibuat dari ribuan jendela kayu jati antik yang dikumpulkan dari seluruh Indonesia, hal ini juga merupakan salah satu contoh dari daur ulang dan transformasi material sehari-hari untuk menciptakan karya seni yang artisik.

Terkenal dengan karya muralnya, Eko Nugroho mengatakan lewat rilis media bahwa ia selalu mencari cara baru untuk mengekspresikan kreativitasnya dan menghubungkan karyanya dengan isu-isu lain, dan kali ini mengenai isu lingkungan di tanah air sendiri. Kecintaan sang seniman kepada Indonesia juga  yang menginspirasi dirinya  untuk menciptakan ‘Bouquet of Love’. Indonesia adalah negara tropis yang kaya dan indah, yang juga sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang dinamis, dan hal tersebut bagi Eko Nugroho bisa jadi satu ironi bila melihat jumlah sampah yang semakin banyak seiring dengan kemajuan negara. Sang seniman bersama tim nya bekerja dengan pengepul sampah lokal dan bank sampah sekitar untuk mengumpulkan berbagai macam sampah, termasuk diantaranya ember plastik, botol air dan minuman ringan, dan peralatan elektronik untuk membangun ‘Bouquet of Love’. 

Masih dengan gayanya yang menggabungkan segala aspek kehidupan dengan realita ironis yang terjadi di sekitar, instalasi ini berupa lempengan sampah yang digabungkan jadi satu membentuk mural dengan kombinasi warna kontras yang cantik, serta gambar sepasang mata khas gaya sang seniman. Membutuhkan waktu pengerjaan selama lima minggu setelah bahan-bahan dikumpulkan, “Bouquet of Love” bisa jadi satu karya seni yang selain menghibur, memanjakan hasrat seni dalam diri, namun juga sebagai pengingat kita akan isu lingkungan yang tengah terjadi. Setiap harinya, limbah sampah semakin bertambah, kesadaran kita akan isu ini harus lebih ditanamkan, demi menciptakan kelestarian lingkungan dan demi tempat tinggal yang jauh lebih baik bagi di masa depan, bagi seluruh penghuni bumi. 

(Picture: Exclusive)

What's On Fimela