Pacaran Sebentar Tapi Galaunya Lama Banget Saat Putus, Kok Bisa?

fitriandiani diperbarui 08 Agu 2018, 11:06 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap orang bisa dan berhak merasakan galau, terutama setelah putus cinta. Namanya kehilangan seseorang yang biasa mengisi hari-harinya, perasaan sedih pasti tak terbendung lagi.

Lamanya pacaran juga sering jadi tolak ukur seberapa lama seseorang akan merasa galau ketika putus. Dengan logika tersebut, berarti semakin lama pacarannya, semakin lama galau ketika putusnya.

Jikalau demikian, lantas bagaimana dengan mereka yang pacaran sebentar, tapi merasakan kegalauan hebat ketika putus hingga perasaan itupun terjadi berlarut-larut?

Well, pacaran sebentar tapi putusnya lama itu sangat mungkin terjadi. Kamu juga mungkin pernah mengalami. Ada banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, bukan soal waktu kebersamaan semata.

Perasaan-perasaan yang ada, yang sudah terlanjur tumbuh maupun yang belum sempat tumbuh, semuanya bekerja sama memberi makan kegalauan panjang di dalam dada pasca putus cinta.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Apa Sih yang Bikin Seseorang Galau Panjang Saat Putus, Walau Hubungan yang Terjalin Relatif Singkat?

Ilustrasi relationship. (Foto: unsplash.com/Sylvain Reygaerts)

Apalagi alasannya kalau bukan karena masih penasaran?

Belum puas menghabiskan waktu bersama sudah harus berpisah saja. Tentu saja rasanya tak rela. Segenap hatimu masih menginginkannya, namun dia pergi mencampakkan semua yang kamu coba berikan untuk dia dan hubungan kalian. Kenapa? Apa masalah sebenarnya?

Ada penyesalan karena merasa belum cukup melakukan yang terbaik

Di mana-mana yang namanya penasaran memang racun. Dalam situasi seperti ini, rasa penyesalan pasti memperburuk rasa kehilangan yang ada. Makanya, kegalauanmu ibarat mendapat nyawa baru tiap kamu berpikir kamu belum memberi yang terbaik sampai perpisahan kalian tiba.

3 dari 3 halaman

Waktu Kebersamaan yang Singkat adalah Pemicu Semua Kegalauan

Ilustrasi relationship. (Foto: unsplash.com/Tony Lam Hoang)

Masih banyak sisa-sisa harapan terhadapnya

Harapan yang kamu semai belum sempat kamu tuai. Rasanya, kamu masih butuh banyak waktu untuk melihat dan menikmatinya tumbuh jadi bahagia. Sayang, dia memilih untuk membunuh harapan-harapan itu sebelum sempat tumbuh.

Karena baru sebentar, kamu juga masih menganggapnya sosok yang sempurna

To be honest, belum banyak hal tentang dirinya yang kamu lihat dan kamu tahu. Bagimu dia masih sempurna seperti yang selalu kamu bayangkan.