Menyentuh, Gadis Sederhana Ini Lulusan Terbaik di Kampusnya - Kisahnya...

Fimela diperbarui 30 Okt 2017, 09:45 WIB

Sudahkah kamu bersyukur karena memiliki orangtua yang punya segalanya untukmu? Sudahkah kamu bersyukur karena bisa belajar dengan tenang tanpa harus memikirkan betapa kerasnya perjuanganmu untuk membiayai pendidikanmu sendiri? Dan, sudahkah kamu berterima kasih atas segala yang diberikan orangtuamu kepadamu?

Kisah menyentuh hati sekaligus bikin bangga kali ini datang dari seorang gadis yang baru-baru ini meraih gelar lulusan terbaik di kampusnya. Ia adalah Nurasih. Seorang gadis asal Sleman, Yogyakarta yang kini berusia 24 tahun.

Dilansir dari laman merdeka.com, Nurasih adalah lulusan terbaik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dengan mengambil jurusan akuntansi. Sebagai putri seorang pedagang angkringan, selama ini Nurasih hidup serba pas-pasan. Ia harus mau menelan pahit getirnya kehidupan untuk terus berjuang demi mendapatkan pendidikan terbaiknya dan mencukupi segala kebutuhannya.

Sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, Nurasih memiliki harapan besar agar bisa kuliah dan mendapatkan pendidikan tinggi sebaik-baiknya. Sayang, selepas lulus dari SMK dan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri, ia pun gagal. Namun semangatnya tak goyah, atas nasehat guru-gurunya, dengan segala keterbatasannya gadis ini melanjutkan pendidikannya di kampus swasta.



Beruntung, berkat ketekunan dan kecerdasaannya, Nurasih mendapat beasiswa di kampusnya. Beasiswa inilah yang akhirnya sedikit meringankan beban orangtua juga dirinya sendiri. "Kebetulan waktu itu saya diterima lewat jalur Bidik Misi di UMY. Jadi semua biaya kuliah ditanggung pemerintah. Kalau suruh bayar sendiri mungkin ibu saya tidak mampu. Ayah saya sejak kecil sudah tidak pernah bertemu."

Menurut gadis lulusan Akuntansi UMY ini, sejak kecil hidupnya serba pas-pasan. Ibunya, Sujeti terbiasa kerja keras demi mencukupi kebutuhannya dan kakaknya. Setiap hari, ibunya jualan nasi kucing dan gorengan yang dititipkan warung dekat rumahnya. Per hari, pendapatan ibunya sekitar Rp30 ribu. Pendapatan ini hanya cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari mereka.

Tak ingin menambah beban sang ibu, selama kuliah Nurasih pun harus pandai-pandai memutar otak, mengelola keuangan dan mencari biaya tambahan. Sembari kuliah, gadis ini juga menyambi kerja di sebuah biro perjalanan. Pagi kuliah, siang kerja dan malam belajar tentu membuat Nurasih sangat kelelahan. Namun ia tak pernah pantang menyerah.

Perjuangannya pun akhirnya terbayarkan pada tanggal 21 Oktober 2017. Nurasih berhasil mendapatkan gelar sarjana. Ia bahkan mendapat gelar sebagai lulusan terbaik dengan IPK 3,94 dengan masa studi selama 3 tahun 11 bulan di kampusnya. Ia menjadi salah satu lulusan terbaik dan berprestasi di mana namanya  bakal menjadi inspirasi banyak orang di luar sana.

Nurasih telah membuktikan bahwa segala keterbatasan bukan halangan untuk meraih mimpi, mendapatkan pendidikan terbaik dan berprestasi.





(vem/mim)