Menikah adalah Resolusi Pertamaku Tahun Ini

Endah Wijayanti diperbarui 14 Jan 2019, 12:56 WIB

Fimela.com, Jakarta Apapun mimpi dan harapanmu tidak seharusnya ada yang menghalanginya karena setiap perempuan itu istimewa. Kita pun pasti punya impian atau target-target yang ingin dicapai di tahun yang baru ini. Seperti kisah Sahabat Fimela ini yang kisahnya ditulis untuk mengikuti Lomba My Goal Matters: Ceritakan Mimpi dan Harapanmu di Tahun yang Baru.

***

Oleh: Nurul Banezi - Tangerang

Ada banyak mimpi yang ingin kucapai. Ada banyak resolusi yang kuinginkan. Aku adalah perempuan muda berstatus mahasiswi tingkat akhir berusia 23 tahun. Tepat bulan Juli 2019 nanti, akan menginjak usia 24 tahun. Usia yang cukup matang untuk menjajaki kehidupan yang lebih serius dan penuh pencapaian.

Sahabat, harapan yang diusahakan dengan tekad, kerja keras, pengorbanan, dan keyakinan semoga berbuah kenyataan. Berikut beberapa resolusi dan mimpi yang ingin aku capai tahun 2019 ini:

Menikah

Sama seperti perempuan single lainnya, di usia yang sudah tak lagi remaja resolusi pertamaku tahun ini adalah menikah. Bukan semata karena terjebak usia yang semakin tua. Namun, aku merasa memang sudah waktunya aku menapaki sebuah fase hidup bernama pernikahan.

Aku pun sadar, bahwa untuk mencapai pernikahan yang berkah dan bahagia. Ada banyak hal yang harus kusiapkan, di antaranya adalah mental. Sikap mental dalam jiwa harus terus kulatih agar saat waktunya tiba aku sudah benar-benar siap menjalankan peran sebagai seorang istri dan ibu.

Beberapa diskusi dengan keluarga dan calon suami pun sudah aku jalankan, tinggal kesiapan dari segi finansial dan kemantapan antara kedua keluarga. Aku pun menyadari bahwa tantangan ke depan dalam mempersiapkan pernikahan mungkin tak selalu mudah, maka dengan tekad yang kuat aku selalu berusaha menguatkan diri juga calon pasangan bahwa kita harus terus berikhtiar maksimal dan tak pernah putus asa menjemput pertolongan-Nya bagi hamba-Nya yang memiliki niat baik dan mulia.

Dari segi keilmuan pun tak pernah aku tinggalkan untuk terus mempelajarinya, mempelajari bagaimana bersikap yang baik sebagai pasangan dan mempersiapkan diri menjalani biduk rumah tangga sebagai orang tua. Alhamdulillah, di era modern seperti sekarang ilmu dari para pakar bisa aku dapatkan dengan mudah melalui sharing para praktisi pernikahan di media sosial, pelatihan-pelatihan tentang kerumahtanggaan pun akan aku ikuti.

Sungguh merupakan berkah tersendiri buatku yang tengah mempersiapkan pernikahan, dengan harapan bukan membangun pernikahan yang asal-asalan namun semoga berjalan sesuai harapan bertabur kebaikan dan memberikan banyak kebermanfaatan bagi orang lain.

 

 

 

What's On Fimela
Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Lulus kuliah

Ya, aku adalah seorang mahasiswi dari fakultas pendidikan yang baru saja akan memulai bimbingan skripsi. Masih ada banyak tahapan yang harus aku lewati, agar bisa segera lulus kuliah dan selesai sesuai harapan. Selain bimbingan, di semester 8 ini aku juga masih harus full mengikuti perkuliahan karena mata kuliah yang belum habis. Maklum, sebagai kelas karyawan jangka waktu menempuh pendidikannya lebih lama dibanding kelas reguler biasa.

Tak hanya itu, aku juga harus mengikuti semester tambahan setelah usai semester 8 nanti. Ada dua mata kuliah yang belum diikuti karena sempat cuti, lalu mata kuliah satu lagi remidial karena merupakan mata kuliah prasyarat untuk Praktek Mengajar, yang nilainya tidak boleh di bawah B.

Alhasil, aku harus lebih bersabar dibanding teman-teman lainnya dalam menyelesaikan perkuliahan. Sempat down, putus asa, dan perasaan tidak karuan menerima kenyataan akan lebih lambat menyelesaikan perkuliahan. Namun sekarang, aku sudah bisa lebih menerima bahwa ini jalanku. Aku hanya harus menjalaninya dengan sepenuh hati, kerja keras, dan pengorbanan lebih demi tercapainya harapan bisa egera menyelesaikan perkuliahan.

Lebih aktif lagi di dunia literasi

Di tahun ini, aku ingin lebih banyak membaca buku dan belajar agar pikiranku lebih berisi. Aku ingin memperluas wawasan, meningkatkan keterampilan di bidang kepenulisan. Jika tahun sebelumnya, aku sempat hiatus di dunia kepenulisan padahal aku sempat menerbitkan buku antologi meskipun hanya baru satu, juga meramaikan jagad media sosial dengan tulisan-tulisan yang aku share dari blog pribadiku.

Tahun ini, aku harus lebih semangat dan produktif lagi dalam membaca dan belajar ilmu kepenulisan. Bukan sahaja untuk kesenangan, namun lebih dari itu aku ingin mengembangkan bakat dan minatku agar bisa melesat melebihi harapan.

Ilustrasi. (Sumber Foto: Gail Minogue)

Tidak malas, tidak menunda, profesional di setiap tugas dan kewajiban

Penyakit malas dan menunda yang kadang menghampiri bahkan bisa sampai menghambat kemajuan, harus aku buang jauh-jauh dan lawan. Banyak hal yang harus kukerjakan, dari mulai tugas perkuliahan, pekerjaan, dan mewujudkan seabrek harapan. Kedua penyakit tak baik ini harus aku sembuhkan. Agar bisa profesional di setiap tugas dan kewajiban.

Ikhlas dan lebih banyak memberi

Salah satu tugas kemanusiaan kita diutus ke dunia adalah menjadi sebaik-baik manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Aku malu, jika tak ada sama sekali kebermanfaatanku bagi orang lain. Sebagai manusia apa yang sudah kuberikan untuk kehidupan terutama keluargaku?

Hal inilah yang ingin aku lakukan di tahun ini, lebih banyak menabung kebaikan kepada keluarga dan orang-orang sekitar dengan penuh ketulusan dan kelapangan. Aku ingin kebermanfaatanku hidup di bumi bisa melebihi rentang usia yang Allah beri, dengan menebarkan banyak kebaikan, kesabaran, dan ketulusan pada sekitar. Bukankah Tuhan akan membantu hamba-Nya yang senang membantu urusan hidup orang lain?