Belajar Terus Berkebun dan Lebih Peduli terhadap Lingkungan Hidup

Endah Wijayanti diperbarui 17 Jan 2019, 13:10 WIB

Fimela.com, Jakarta Apapun mimpi dan harapanmu tidak seharusnya ada yang menghalanginya karena setiap perempuan itu istimewa. Kita pun pasti punya impian atau target-target yang ingin dicapai di tahun yang baru ini. Seperti kisah Sahabat Fimela ini yang kisahnya ditulis untuk mengikuti Lomba My Goal Matters: Ceritakan Mimpi dan Harapanmu di Tahun yang Baru.

***

Oleh: Siti Nurhasanah - Jakarta

“Wah, tamannya indah sekali, segar ya dilihatnya tumbuh subur semua tanamannya kayak di Taman Safari,” begitulah di antara kesan-kesan tetangga yang melewati taman kecil di belakang rumahku. Dan kesan-kesan yang positif itu selalu membuatku merasa bersemangat untuk terus belajar berkebun dan menanam beraneka ragam tanaman meskipun dengan lahan yang sempit.

Aku termasuk orang yang tak bisa diam dan keinginan belajar untuk sesuatu yang aku minati pasti akan aku cari. Di mana aku bisa belajar seperti menjahit langsung deh aku daftar jahit. Berhubung dengan kemacetan juga kelelahan di setiap weekend akhirnya kursus jahit berhenti di tengah jalan.

Tapi setahun belakangan ini sepertinya aku telah jatuh cinta pada kegiatan satu ini, yaitu berkebun. Melihat tanaman tumbuh segar, subur dengan warna warni yang indah benar-benar membuat hatiku selalu bahagia, rutinitas kerja, kemacetan rasanya semua terobati dengan melihat keindahan tanaman-tanaman di kebunku yang mungil itu. Mereka selalu memberikan energi yang positif untuk aku memulai hari. Tidak ada pernah ada lelahnya setiap kali dengan kesibukan pagi memulai hari sehabis subuh dengan merawat mereka meskipun dengan waktu yang sedikit karena harus bekerja. Saat ini tanaman yang aku tanam masih tanaman obat seperti daun sirih hijau, daun sirih merah, kembang telang, jintan, dan bunga-bunga seperti adenium dan tapak dara.

What's On Fimela
Daun sirih./Copyright Siti Nurhasanah

Dulu lahan itu aku biarkan menganggur karena kesibukan sehingga tumbuh tanaman yang awut-awutan dilihatnya pun tidak menarik dan sangat terasa panas di siang hari. Untuk memulai bertanam sebenernya sempat ragu apakah bisa aku menanam karena khawatir tanaman akan mati tapi ternyata semua itu hanya mitos. Tidak ada tangan dingin tangan panas tapi kita harus mempelajari dan mengenali tanah dengan baik.

Untuk membuat tanaman tumbuh subur, segar, indah yang diperlukan adalah memberikan perhatian pada tanahnya karena di dalam tanah terdapat kehidupan yang harus dipelihara yang nantinya akan membuat tanaman kita tumbuh subur. Ternyata bertanam itu juga perlu ilmu dan juga harus mempunyai sifat pantang menyerah dan sabar ketika memulai untuk menyemai benih kemudian gagal dan kita harus coba terus. Melihat tanaman yang tumbuh subur, segar dari mulai benih sampai hasilnya bisa dinikmati baik dipandang maupun dapat dikonsumsi adalah salah satu kebahagiaan yang tak ternilai.

Tamanku./Copyright Siti Nurhasanah

Dengan kegiatan positif berkebun ini di tahun 2019 banyak sekali hal-hal yang menjadi resolusiku seperti ingin belajar menanam sayuran organik bebas pestisida sehingga aman dikonsumsi minimal untuk keluarga, bahkan bisa memberikan kemandirian pangan nantinya dalam rumah tangga. Menanam cabai, tanaman selada, tomat, pare dan sebagainya. Kemudian saya juga ingin menghijaukan lingkungan sehingga lingkungan terlihat hijau dan membuat pikiran kita selalu happy juga ingin mengedukasi ibu-ibu di lingkungan untuk menyukai bercocok tanam.

Sampah… yup berbicara masalah ini juga harus mendapatkan perhatian khusus. Selama ini termasuk saya tidak pernah berpikir dimanakah akan berakhir sampah yang kita konsumsi. Baru-baru ini terjadi seekor paus mati di Wakatobi karena memakan sampah plastik seberat 5,9 kg. Bahan plastik sendiri adalah bahan yang sangat lama untuk bisa terurai dan membutuhkan waktu 50-100 tahun untuk terurai. Wow, ini sangat memprihatinkan dan kita harus buka mata kita untuk peduli terhadap lingkungan karena semua akan berdampak pada kita juga.

Tapak dara./Copyright Siti Nurhasanah

Semenjak belajar berkebun ini saya juga mulai peduli untuk mempelajari pemanfaatan plastik-plastik tersebut seperti botol-botol minuman kita bisa buat ecobricks untuk pagar taman dan sebagainya, kemudian sampah-sampah dapur bisa kita gunakan untuk kompos. Saya bukan seorang aktivis lingkungan hidup, tapi dengan berkebun dan banyak hal-hal yang saya pelajari sehingga membuat saya juga banyak tersadar dan berfikir untuk juga ikut menjaga kelestarian alam ini. Dari mulai hal-hal kecil dilingkungan kita pastinya akan berpengaruh besar juga untuk kelestarian alam ini.

Jadi my goal di 2019 ini terus belajar dan belajar dan jangan pernah patah semangat untuk belajar bertanam meskipun dilahan sempit dan hijaukan lingkungan juga menularkan kebaikan pada lingkungan sekitar. Menanam banyak memberikan perubahan positif pada diri ini dan keluarga, bersyukur dengan suami yang juga tak kenal lelah untuk bantu membeli peralatan juga bahan-bahan berkebun.

Setiap pagi sambil sarapan sama-sama kita nikmati hijaunya taman dan bahkan keindahan kupu-kupu yang sedang hinggap di bunga, bahagia itu sederhana. Menanam juga banyak mengajarkan kesadaran pada hidup ini bahwa semua terjadi karena kuasa Allah SWT dan we are nothing without Allah SWT.

"Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup (yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah. Maka mengapa kamu masih berpaling?" (QS. Al An’am:95)