Menurut Dokter Ahli, Saat Suhu Udara Dingin Aplikasikan Pelembap Kulit Berjenis Khusus

Anisha Saktian Putri diperbarui 17 Jul 2019, 14:30 WIB

ringkasan

  • Untuk kulit normal dan kering bisa dipilih pelembap dengan tekstur creamy.
  • Dalam memilih pelembap, tidak hanya jenis kulit kita saja yang harus diperhatikan tetapi juga jenis pelembap itu sendiri.
  • Perubahan cuaca dari suhu panas ke suhu dingin pun juga berdampak pada kesehatan kulit.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, akhir-akhir ini suhu udara terasa lebih dingin saat malam hari di area pulau Jawa. Padahal, seharusnya Indonesia masih dalam kurun waktu musim kemarau atau musim panas 2019.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang dirilis dari Liputan6.com pada musim kemarau 2019, mayoritas cuaca di Pulau Jawa, terutama di Jakarta akan cerah dengan sedikit awan. Akibatnya, masyarakat akan merasa suhu udara yang panas pada siang hari, tapi dingin pada malam hari.

Kepala Sub Bidang Analisis Informasi Iklim BMKG Pusat Adi Ripaldi, dilansir dari Antara mengatakan suhu minimum wilayah DKI Jakarta tercatat 22 derajat Celcius, sedangkan suhu maksimum 32 derajat Celcius. Biasanya, rata-rata suhu harian DKI Jakarta berkisar antara 28 sampai 30 derajat Celcius.

Cuaca yang tak menentu ini kerap membawa masalah pada kulit. Perubahan cuaca dari suhu panas ke suhu dingin pun juga berdampak pada kesehatan kulit.

Agar tidak terjadi masalah kulit yang timbul karena cuaca dingin, sahabat Fimela dapat menggunakan krim pelembap yang tepat dan sesuai dengan jenis kulit wajahmu.

 

2 dari 3 halaman

Aplikasikan pelembap yang tepat

Ilustrasi krim pelembap. (Foto: Pexels/ Linda Prebreza)

dr. Gaby Syerly, pemilik klinik kecantikan Youth and Beauty mengatakan produk pelembap bisa digunakan sesuai jenis kulit wajahmu untuk menjaga kondisi kulit agar tetap prima. Sebab untuk cuaca dingin, kulit cenderung kering.

Untuk kulit normal dan kering bisa dipilih pelembap dengan tekstur creamy. “ Pilih pelembap water base, namun tetap teksturnya creamy atau ada oily sedikit tidak apa-apa. Karena kulit kering perlu emulsi oil untuk penyerapan pada kulitnya. Tapi tetap oily yang dipakai dan non komedogenic,” ujar dr. Gaby saat dihubungi redaksi Fimela.com, Rabu (17/7).

Sedangkan untuk kulit berminyak dan berjerawat bisa menggunakan pelembap dengan water base yang dapat menjaga kelembapan kulit wajah tanpa terasa lengket.

“Kalau wajah berminyak dan jerawat, water base dengan tekstur ringan tidak oily. Ini untuk mengurangi resiko komedogenic. Tapi kulit tetap terjaga hidrasi kulitnya,” tambahnya.

 

3 dari 3 halaman

Emoilen

Ilustrasi krim pelembap. (Foto: Pexels/ rawpixel.com)

Dalam memilih pelembap, tidak hanya jenis kulit kita saja yang harus diperhatikan tetapi juga jenis pelembap itu sendiri. Dr. Dewi Hasanah, SpKK, mengatakan ada tiga jenis pelembap, seperti Humektan, Emolien, dan Oklusif.

Nah, untuk cuaca sejuk dengan kelembapan tidak tidak terlalu rendah. Dr. Dewi menyarakan untuk memilih pelembap jenis Emolien berbentuk cream.

“Emolien bekerja dengan mengisi celah-celah di antara sel-sel kulit di paling luar. Sehingga penguapan air melalui kulit berkurang,” paparnya saat dihubungi redaksi Fimela, Rabu (17/7).

Dr. Dewi juga menyaranakan untuk wajah carilah pelembap emolien dengan tekstur ringan seperti lotion. Sedangkan untuk badan bisa menggunakan yang lebih pekat seperti krim.

“Ini bisa digunakan untuk jenis kulit apapun. Sebab dehidrasi adalah kondisi yang bisa terjadi pada setiap jenis kulit,” tambahnya.

dr. Gaby menambahkan selain menggunakan pelembap yang tepat, banyak minum air putih, konsumsi buah dan sayur juga disarankan.

“Konsumsi minuman dan makanan kaya vitamin C dan mineral,” tutup dr. Gaby.

#Growfearless with Fimela.com