Hidup akan Lebih Baik tanpa Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Endah Wijayanti diperbarui 25 Nov 2019, 13:19 WIB

Fimela.com, Jakarta Memiliki sosok pahlawan yang sangat berjasa dalam hidupmu? Punya pengalaman titik balik dalam hidup yang dipengaruhi oleh seseorang? Masing-masing dari kita pasti punya pengalaman tak terlupakan tentang pengaruh seseorang dalam hidup kita. Seperti pengalaman Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My Hero, My Inspiration ini.

***

Oleh: Dyah - Sragen

Perjalananku bukan satu atau dua hari, bukan minggu dua minggu, bukan bulan berbulan. perjalananku selama 1,5 tahun alias delapan belas bulan. Masuk dunia perkuliahan pada tahun 2017 awal dari diriku minder atas segala yang aku punya. Aku orang desa, dari keluarga yang sederhana yang sangat aku syukuri, yaitu keluargaku berkecukupan walaupun penuh kekurangan. Penuh kekurangan inilah yang membuatku minder dengan keadaan yang lain. Ketika yang lain ke kampus naik mobil, barangnya branded, apalah dayaku naik motor itu pun laju satu jam sekali perjalanan. Panas hujan selalu kulewati walaupun sering menangisi keadaanku.

Setiap pagi aku harus bangun pagi pagi benar untuk melakukan pekerjaan rumah tangga, biasanya aku kebagian bagian memasak sarapan, mencuci baju dan mencuci piring. Soalnya ibu tiap pagi harus pergi ke pasar untuk bekerja, mau tidak mau aku harus menggantikan peran ibukku, apalagi aku anak pertama. Kerepotan tiap pagi inilah yang sering membuatkan kewalahan, sedangkan setiap jam enam aku harus sudah berangkat. Ketika ibu belum pulang dari pasar kadang aku juga harus rela jika tidak diberi uang saku. Sebenarnya ini hanya hal yang sepele, tapi sikapku yang terlalu baper dengan keadaan kala itu aku sering menangisi keadaan. Aku selalu membandingkan keadaanku dengan orang lain, ini menempatkan percaya diriku semakin selangkah di belakang mereka.

Tidak sampai di situ, ketika aku melihat postingan teman-temanku di Instagram, aku semakin insecure dengan diriku. Postingan temanku yang kehidupan penuh bermewahan, temanku yang mempunyai posisi jabatan yang strategis, temanku yang sudah berkeluarga dengan keadaan keluarga yang mapan. Aku iri dengan mereka, aku insecure dengan diriku sendiri. Sampai puncaknya aku bermedia sosial menggunakan fake account untuk bersembunyi. Aku menghindar dari teman temanku. Tapi ternyata menghindar dan bersembunyi semakin membuatku semakin kacau dengan keadaanku.

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Sawang Sinawang

ilustrasi./Photo by Raka Miftah from Pexels

Hingga, pada akhirnya aku membaca sebuah buku ada kutipan, “Urip iku sawang sinawang , urip ora mung nggo seneng seneng tapi urip iku urup,” artinya, “Hidup (orang lain) itu bukan hanya apa yang kamu lihat (yang terlihat bahagia belum tentu bahagia, yang terlihat mewah belum tentu mewah), hidup bukan hanya untuk bersenang bersenang, tapi hidup itu menyala (bermanfaat bagi sesama).” Kutipan itu berhasil menyentil hatiku.

Sebanyak apa aku melihat channel motivasi di Youtube, membaca buku buku motivasi, mendengar nasihat nasihat orang lain, semua tak akan ada gunanya jika itu tak berawal dari diriku sendiri. Aku selalu berpegang bahwa tidak ada yang bisa diandalkan/dipercaya kecuali diriku sendiri. Dari sinilah titik baliknya.

Aku memulai lembaran baru pada hidupku, aku mulai menghapus fake account-ku, aku mulai percaya diri dengan apa yang aku punya. Aku sadar, ujian hidup tidak akan pernah berhenti, jadi aku menangis secukupnya jika aku mendapat ujian hidup yang melebihi orang lain. Aku mengerti, jika Tuhan memberiku ujian hidupku melebihi orang lain berarti hidupku lebih istimewa dari orang lain. Tidak hanya itu, sekarang aku sibuk dengan kegiatan di kelompok belajar desa sebagai pengajar dan relawan.

Aku sangat bersyukur dengan diriku sendiri. Pahlawanku adalah aku. Jika saja dulu aku tak menolong diriku sendiri aku pasti semakin terjerembab dalam ketidak percayaan diri. Sekarang aku bahagia dengan apa yang aku punya. Aku tidak akan membandingkan diriku dengan orang lain, tapi aku akan membandingkan diriku dengan diriku di hari kemarin. Karena akan rugi jika hari kemarin lebih baik dengan hari ini.

I'am happy and very grateful for being me.

 

#GrowFearless with FIMELA