Kesalnya, Masih Banyak Pelaku Pelecehan Verbal yang Berkepala Batu

Endah Wijayanti diperbarui 11 Mar 2020, 12:57 WIB

Fimela.com, Jakarta Pernah pada suatu pagi, saat saya sedang berjalan kaki menuju kantor, seorang tukang kebun di salah satu rumah yang saya lewati melontarkan kata-kata yang bikin tidak nyaman. Meski sepintas seperti candaan, tapi sebenarnya yang ia lakukan adalah bentuk pelecehan verbal. Awalnya saya mencoba cuek, tapi setelah beberapa meter berjalan, ia masih melontarkan kata-kata yang membuat saya tidak nyaman.

Saya pun langsung berbalik dan mengatakan, "Pak, yang Bapak katakan itu tidak sopan!" Bukannya minta maaf atau menunjukkan rasa bersalah, si bapak itu malah masih cengegesan dan berkata balik, "Tidak sopan apanya?" Argh! Sungguh kesal berhadapan dengan catcaller atau pelaku pelecehan verbal yang ketika ditegur malah masih membela diri dan berkepala batu. Nyatanya seringkali pelaku pelecehan verbal bersikap masa bodoh dengan yang dilakukannya meski sudah jelas salah dan ditegur.

 

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Catcalling is Never Your Fault

Ilustrasi/copyright shutterstock

Melansir plan-international.org, pelaku pelecehan menyukai perhatian. Tak heran bahwa kadang "cara terbaik" meresponsnya adalah mengabaikannya. Bila kita merasa tidak berada pada kondisi atau situasi yang aman, ada baiknya kita memprioritaskan keamanan kita terlebih dahulu. Jika belum sanggup untuk menunjukkan rasa marah atau "mengedukasi" pelaku pelecehan, maka utamakan kesematan kita dulu. Bagaimana pun, bukan kita yang salah, sebab kita yang menjadi korban.

3 dari 4 halaman

Pelaku Pelecehan Kebanyakan Pengecut

Ilustrasi pelecehan seksual (iStockphoto)

Pernah juga pada suatu waktu, ketika saya sedang berjalan sendiri dan ada pria yang melontarkan kata-kata yang melecehkan, saya langsung menatapnya. Menatapnya dengan rasa tidak suka. Dia pun dengan sendirinya langsung "menyusut" dan malah melengos. Dasar pengecut, ya!

Ada saatnya kita perlu menunjukkan rasa tidak suka. Menunjukkan bahwa kita juga punya kekuatan untuk membuat pelaku pelecehan itu menyadari kesalahannya. Walau mungkin tak mudah atau bahkan kita sendiri masih merasa takut, tapi kita tetaplah berhak untuk bisa mendapatkan keamanan dan kenyamanan ke mana pun kita pergi.

4 dari 4 halaman

Pelecehan Verbal Bukan Candaan

Ilustrasi. (iStockphoto)

Orang-orang yang sering melontarkan kata-kata tak senonoh pada perempuan yang dilihatnya seringkali merasa apa yang diucapkannya adalah candaan. Menganggap perkataan yang tak senonoh sebagai gurauan. Orang-orang yang seperti itu pun kadang orang yang paling keras kepala. Selalu membela diri saat ditegur atau ditunjukkan kesalahannya. Masih banyak pelaku pelecehan verbal yang berkepala batu.

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan saat mendapat pelecehan verbal. Mengabaikannya, menunjukkan rasa tidak suka, menegur langsung, melaporkannya ke pihak yang berwajib, hingga mendokumentasikannya. Semoga kita bisa senantiasa dijauhkan dari catcallers yang sangat mengganggu keseharian kita.

 

#ChangeMaker