Imunisasi Kanker Serviks di Masa Pandemi Penting untuk Cegah Wabah Baru Muncul

Anisha Saktian Putri diperbarui 08 Des 2020, 10:30 WIB

ringkasan

  • Kanker Serviks merupakan penyebab kematian no. 2 perempuan di Indonesia padahal penyakit ini bisa dicegah dengan imunisasi HPV.
  • Imunisasi tidak boleh ditunda karena bisa menimbulkan risiko akan terjadinya wabah baru dalam masa pandemi COVID-19.

Fimela.com, Jakarta Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), imunisasi merupakan bentuk pencegahan penyakit - penyakit menular yang paling efektif dan efisien di seluruh dunia. 

Dengan memasukkan antigen ke dalam tubuh, imunisasi dapat memicu pembentukan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu. Oleh karena itu, imunisasi perlu diberikan secara rutin kepada anak-anak dan orang dewasa sesuai anjuran dokter dan pemerintah supaya mendapatkan perlindungan dari berbagai penyakit menular tertentu.

Salah satu penyakit yang sering menyerang para perempuan di Indonesia adalah kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi human papillomavirus atau HPV. Berdasarkan data GLOBOCAN 2018, di Indonesia terdapat 2 perempuan meninggal setiap jam karena kanker serviks dengan 88 kasus baru terdiagnosa setiap harinya.

Penderita paling banyak adalah perempuan yang masih dalam usia produktif, 36-55 tahun. Artinya, lebih dari 18.000 perempuan Indonesia setiap tahunnya harus meninggalkan keluarga serta impian hidup mereka yang telah dibina selama bertahun-tahun. Angka ini meningkat drastis dari data GLOBOCAN 2012, yang menyatakan 26 perempuan Indonesia meninggal setiap hari akibat kanker serviks. 

Untuk itu, WHO telah merekomendasikan imunisasi HPV sebagai pencegahan utama terhadap Kanker serviks.

Dr. Soitawati, M. Epid, Kepala Seksi Imunisasi Lanjutan dan Khusus Kementerian Kesehatan mengatakan, Kanker Serviks merupakan penyebab kematian no. 2 perempuan di Indonesia padahal penyakit ini bisa dicegah dengan imunisasi HPV. 

Namun, pandemi COVID-19 telah memberikan dampak penurunan signifikan terhadap cakupan imunisasi di Indonesia. Kementerian Kesehatan melaporkan setidaknya 83,9 persen pelayanan kesehatan terkait imunisasi anak di Indonesia terhenti akibat pandemi.

“Selama pandemi Covid-19 ini semua imunisasi harus tetap dilakukan sesuai jadwal imunisasi yang telah dianjurkan, termasuk imunisasi HPV.  Saat ini, semua fasilitas kesehatan di Indonesia sudah memenuhi protokol kesehatan dengan baik jadi tidak perlu khawatir untuk datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk menglekapi imunisasi yang tertunda,” tambah Dr. Soitawati.

2 dari 2 halaman

Tidak boleh ditunda

Belum Menikah Apa Perlu Periksa Kanker Serviks (George-Rudy / shutterstock)

Menurut Dr. Soitawati imunisasi tidak boleh ditunda karena bisa menimbulkan risiko akan terjadinya wabah baru dalam masa pandemi COVID-19.  Khususnya untuk anak perempuan kelas 5 dan kelas 6 SD, pemerintah di beberapa kota telah menyendiakan program percontohan imunisasi HPV.   

Dr. Soitawati mengatakan, anak perempuan kelas 5 dan kelas 6 SD di kota Jakarta, Surabaya, Jogjakarta, Makassar, Manado, Karang Anyar & Sukoharjo bisa datang ke Pukesmas untuk mendapatkan imunisasi HPV selama program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) berlangsung. 

Dalam acara KICKS Talk, dr. Cindy Rani Wirasti, Sp.OG menjelaskan bahwa virus HPV tidak hanya menyebabkan kanker serviks saja tetapi juga berbagai kanker lainnya, seperti kanker penis, kanker anus, kanker tenggorokan.  

“Berdasarkan penilitian, 8 dari 10 orang akan terinfeksi virus HPV, paling tidak satu kali dalam hidupnya. WHO beserta Satgas Imunisasi anak dan Satgas Imunisasi Dewasa di Indonesia telah menganjurkan semua perempuan, termasuk juga laki-laki, untuk segera melengkapi imunisasi HPV supaya mendapatkan perlindungan yang optimal dari kanker serviks dan penyakit HPV lainnya,” tambah dr. Cindy.

Mengingat pentingnya imunisasi dalam mencegah berbagai penyakit, sudah seharusnya imunisasi tetap dilakukan di masa pandemi karena Kemenkes telah mengeluarkan kebijakan yang menekankan bahwa imunisasi tetap harus dilaksanakan dengan memperhatikan protokol kesehatan sehingga tidak akan terjadi wabah di dalam wabah.

#changemaker