5 Cara Menenangkan Diri saat Merasa Hidupmu Tak Berarti

Endah Wijayanti diperbarui 08 Okt 2021, 14:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Saat kita merasa hidup kita tak berarti, kadang kita ingin mengakhiri saja semuanya. Ketika merasa hidup sudah tak layak diperjuangkan, perasaan kita bisa dihantui rasa gelisah dan penuh kecemasan. Rasanya kita berada di ujung lorong gelap dan tak tahu harus ke mana lagi untuk bisa menemukan cahaya.

Bila kamu merasa hidupmu tak berarti, coba untuk ambil jeda sejenak. Rehatkan pikiran dan tubuhmu untuk sementara waktu. Coba perlahan tenangkan dirimu. Tepuk bahumu perlahan dan kembali peluk dirimu lebih dahulu. Dunia mungkin sedang tak ramah untukmu, tapi bukan berarti hidupmu akan berakhir sia-sia begitu saja.

“You've gotta dance like there's nobody watching,Love like you'll never be hurt,Sing like there's nobody listening,And live like it's heaven on earth.”― William W. Purkey

1. Rumuskan Kembali Makna Hidupmu

Mengutip buku Yes to Life, dalam pandangan Viktor E. Frankl yang dikenal sebagai pencetus Logoterapi, ada tiga cara utama yang bisa dilakukan untuk memenuhi makna hidup. Cara pertama adalah melalui tindakan atau aksi. Sebagai contoh, menciptakan sebuah karya, bisa dalam bentuk seni atau kegiatan apa pun yang dicintai. Cara kedua melalui menghargai atau mencintai. Makna hidup bisa ditemukan saat kita menghargai alam, karya seni, atau cukup dengan mencintai seseorang. Cara ketiga melalui adaptasi. Kita bisa menemukan makna hidup saat kita beradaptasi dan merespons batas-batas yang tak terhindarkan.

2. Buat Tujuan atau Target Baru

Di usia 20-30 tahun kita telah beranjak menjadi sosok dewasa muda. Melansir buku Citizen 4.0, rentang usia tersebut disebut Twenty Something. Di antara kita ada yang telah menyelesaikan studi dan mulai meniti karier atau memulai usaha. Lalu di usia 30-40 tahun yang disebut Terrific Thirties, banyak di antara kita yang mulai memperhatikan kestabilan dalam hidup. Ketika hidup bergejolak atau kita mulai merasa hidup kita tak berarti, cobalah untuk membuat tujuan baru. Dengan adanya tujuan atau target baru ini, setidaknya kisa bisa lebih terpacu dan termotivasi untuk melakukan hal-hal baru saat melangkah ke depan.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

3. Sadari bahwa Kita Bukan Pengendali Dunia Seisinya

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/Svetlana+Sokolova27

Kita bukanlah pusat dunia. Kita bukan pusat alam semesta. Saat ada hal-hal yang terjadi di luar keinginan atau kendali diri kita, tak perlu terlalu menyalahkan keadaan. Mungki kita merasa hidup kita tak berarti karena kita gagal mencapai sesuatu. Kalau sudah begitu, tak apa untuk bersedih secukupnya. Uraikan air mata secukupnya sampai lega. Setelah itu, rangkai kembali harapan baru dalam hidup. Yakinlah bahwa tiap orang dalam hidup ini akan diuji sesuai dengan kemampuannya.

4. Lepaskan yang di Luar Kuasamu

Untuk orang-orang yang memilih pergi, relakanlah. Untuk hal-hal yang lepas dari genggaman, lepaskan sudah. Semakin dewasa, kita semakin menyadari bahwa ada hal-hal yang memang terjadi di luar kendali diri. Ada hal-hal yang tak bisa kita genggam sekuat apa pun kita menahannya. Maka, satu-satunya cara untuk menghadapinya adalah melepaskan hal-hal yang di luar kendali diri dan kuasamu. Dengan begitu, kita bisa lebih fokus pada hal-hal yang masih bisa kita kendalikan.

5. Cari Bantuan Terpercaya

Teman, keluarga, atau sahabat bisa menjadi orang-orang yang kamu tuju untuk berbagi cerita dan keluh kesahmu. Berbagai cerita pada orang terpercaya bisa bantu menenangkan dirimu. Kalau kamu merasa situasimu begitu rumit, tak ada salahnya juga untuk mencari bantuan profesional seperi ke psikolog, konselor, atau psikiater.

Semoga setelah kesulitan yang kamu alami, ada kemudahan yang akan kamu dapatkan. Tetap jalani hidup dengan baik, ya. Bagaimana pun, dirimu tetap berharga dan punya arti di dunia ini.

 

#ElevateWomen