Kasus COVID-19 Terus Menurun, tapi Kematian Meningkat 43% Pekan Lalu

Fimela Reporter diperbarui 08 Apr 2022, 13:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa SARS-CoV-2 yang telah menyebabkan pandemi ini kemungkinan akan terus berkembang seiring dengan penularan yang masih berlanjut secara global. Namun, tingkat keparahannya akan berkurang karena adanya vaksinasi dan infeksi yang membentuk kekebalan baru pada tubuh.

Dikutip dari Liputan6.com, WHO melaporkan adandya peningkatan jumlah kematian akibat COVID-19 secara global pada pekan lalu sekitar 43% kematian. Sementara jumlah kasus COVID-19, menurut WHO, terus menurun di seluruh dunia.

Dalam laporan epidemiologi mingguannya, WHO mengatakan 45.000 kematian terkait COVID-19 dilaporkan pada pekan yang berakhir 27 Maret, naik dari 33.000 pada pekan sebelumnya. Lonjakan itu menyusul minggu sebelumnya ketika jumlah kematian turun 23 persen.

2 dari 3 halaman

Kasus COVID-19 mengalami penurunan

Ilustrasi Pandemi Covid-19 Credit: pexels.com/cottonbro

Jumlah kasus posirif secara global mengalami penurunan, namun 3 negara di Eropa yaotu Jerman, Italia dan Prancis justru mengalami peningkatan kasus baru dari minggu sebelumnya. Jerman dan Italia melaporkan peningkatan, masing-masing dua dan enam persen, sementara Prancis melaporkan 845.119 kasus baru atau peningkatan 45%.

WHO mengumumkan rencana untuk menghentikan program pengujian komprehensif dan berbagai tindakan pengawasan lainnya. Menurut WHO, pengenduran protokol demikian melumpuhkan upaya untuk melacak penyebaran virus secara akurat.

3 dari 3 halaman

Rekomendasi untuk mengakhiri fase akut pandemi

Ilustrasi pandemi Corona | unsplash.com/@adamsky1973

Kepala WHO merekomendasi kepada beberapa negara untuk mengakhiri fase akun pandemi COVID-19 dengan cara berikut.

Pertama, pengawasan, laboratorium, dan intelijen kesehatan masyarakat;

Kedua, vaksinasi, tindakan kesehatan masyarakat dan sosial, dan melibatkan masyarakat;

Ketiga, perawatan klinis untuk COVID-19, dan sistem kesehatan yang tangguh;

Keempat, penelitian dan pengembangan, dan akses yang adil ke alat dan persediaan, dan

Kelima, koordinasi, sebagai transisi respons dari mode darurat ke manajemen penyakit pernapasan jangka panjang. 

 

*Penulis: Saffa Sabila.