Munculnya Gelombang Baru COVID-19 di Eropa, WHO: Pandemi Belum Berakhir

Fimela Reporter diperbarui 21 Okt 2022, 17:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Setelah mengalami penurunan kasus yang cukup signifikan, data regional badan PBB, WHO menunjukkan Eropa mengalami peningkatan kasus virus corona. Berdasarkan data hingga tanggal 2 Oktober terdapat kenaikan 8 persen dari minggu sebelumnya.

"Gelombang baru kasus Covid-19 tampaknya menyebar di Eropa," kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) / Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa dikutip dari liputan6.com.

Direktur WHO Eropa, Hans Kluge dan Direktur ECDC, Andrea Ammon mengatakan bahwa pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Mereka melihat bahwa indikator varian Covid-19 kembali meningkat di Eropa, hal ini menunjukkan bahwa gelombang infeksi lain telah dimulai.

Dilansir dari liputan6.com WHO dan ECDC mencatat bahwa jutaan orang di seluruh Eropa belum divaksinasi Covid-19. Mereka mendesak negara-negara Eropa untuk memberikan vaksin flu dan Covid-19 menjelang perkiraan lonjakan kasus influenza musiman.

"Potensi peredaran bersama Covid-19 dan influenza musiman akan menempatkan orang-orang yang rentan pada peningkatan risiko penyakit parah dan kematian, dengan kemungkinan peningkatan tekanan pada rumah sakit dan petugas kesehatan, yang sudah kelelahan selama hampir tiga tahun di garis depan perawatan kesehatan pandemi,” kata mereka dikutip dari liputan6.com.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Prancis memasuki gelombang ke-8

Ilustrasi situasi pandemi Covid-19 di Prancis. credit/pixabay.com Suprising Shots

Anggota dewan strategis vaksinasi pemerintah di Prancis, Brigitte Autran mengatakan negara tersebut telah memasuki gelombang kedelapan virus Corona. Berdasarkan data yang diterbitkan pada tanggal 3 Oktober menunjukkan bahwa angka Covid-19 di Prancis rata-rata tujuh hari hasus baru harian telah mencapai 45.631, ini merupakan level tertinggi sejak 2 Agustus.

Melihat hal tersebut, ECDC dan WHO Eropa mengeluarkan peringatan mengenai varian Covid-19, setelah kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa kasus Covid-19 telah menurun secara signifikan pada September. Pada bulan ini menjadi jumlah kasus terendah sejak Maret 2020 yaitu awal ketika pandemi dimulai.

Meskipun demikian, Tedros tetap mendesak negara di dunia untuk terus memerangi virus Corona yang telah memakan lebih dari enam juta orang. Tak hanya itu, virus ganas ini pun telah menginfeksi lebih dari 606 juta orang di seluruh dunia.

Badan obat Uni Eropa mengungkapkan varian Covid-19 mungkin dapat muncul ketika musim dingin tiba, meskipun begitu vaksin tetap harus dilakukan untuk melindungi masyarakat dari keparahan penyakit akibabt Covid-19.

3 dari 3 halaman

Tetap waspada meski jumlah kasus COVID-19 turun

Ilustrasi situasi ramai yang terjadi di masa pandemi Covid-19. Credits: pexels.com by zydeaosika

Pada 14 September 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa gelombang virus Corona diprediksi dapat terjadi lagi. Maka dari itu, WHO memperingatkan setiap negara di seluruh dunia untuk tetap waspada dan bersiaga dalam menghadapi ancaman virus yang dapat terjadi di masa depan.

Dilansir dari liputan6.com, direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengibaratkan respon dunia terhadap pandemi seperti perlombaan marathon.

"Seorang pelari maraton tidak berhenti ketika garis finis terlihat; dia berlari lebih keras dengan semua energi yang tersisa," kata Tedros.  

Berdasarkan data yang ditemukan oleh WHO, mulai dari 5-11 September jumlah kasus mingguan Covid-19 di seluruh dunia turun hingga 28 persen dari minggu sebelumnya yang lebih dari 3,1 juta. Adapun jumlah kematian mingguan baru turun 22 persen sehingga jumlah kasus hanya di bawah 11 ribu. Meskipun terdapat penurunan yang signifikan WHO terus mengingatkan untuk berhati-hati.

“Beredar pada tingkat yang sangat intens di seluruh dunia saat ini. Dan, pada kenyataannya, jumlah kasus yang dilaporkan ke WHO yang kita tahu adalah perkiraan yang paling rendah," kata Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis Program Darurat Kesehatan WHO dikutip dari liputan6.com.

"Kami merasa ada jauh lebih banyak kasus yang sebenarnya terjadi daripada yang dilaporkan kepada kami," katanya.

 

*Penulis: Angela Marici.

#Women for Women