Jangan Lengah! Waspada Puncak Dengue di Indonesia Hingga Akhir November

Novi Nadya diperbarui 21 Okt 2022, 08:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Kasus dengue cenderung meningkat pada pergantian awal musim hujan. Hingga pekan ke-36 di bulan September, kasus dengue mencapai 87.501 kasus dengan jumlah kematian akibat dengue mencapai 816 kematian.

Jumlahnya diprediksi akan mencapai puncaknya saat curah hujan pada bulan Oktober sampai November 2022. Sebab itu, jangan lengah, karena dengue dan Indonesia punya tren peningkatan kasus cukup tinggi saat memasuki pancaroba atau peralihan yang biasa dimulai pada bulan Oktober.

Meski tak memandang umur, dan bisa menjangkiti siapa saja, data Kemenkes RI mencatat, kasus dengue di Indonesia, secara umum paling banyak terjadi pada golongan usia 14-44 tahun sebanyak 39,96 persen. Dan usia 5-14 tahun sebanyak 35,61 persen.

Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, PhD, SpPD-KPTI, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik Infeksi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo memaparkan gejala yang dirasakan saat terinfeksi virus dengue. Di antaranya demam mendadak tinggi, disertai sakit kepala dan linu, atau nyeri pada otot tulang.

"Jika tidak segera dipastikan penyebabnya, maka akan menyebabkan komplikasi seperti syok atau pendarahan, bahkan dapat menyebabkan kematian. Sebab itu, penting sekali seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan dengue, melalu 3M plus, hingga vaksinasi dengue," ujar Dr. Erni.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Vaksinasi Dengue bagi Anak-anak

Diskusi Media bersama Takeda “Waspada Penyebaran Dengue di Tengah Musim Hujan”

Pada anak, yakni rentang usia 5-14 tahun, gejala yang dialami juga tak ubahnya orang dewasa. Gejala yang dapat berlangsung selama 7 hari ini dapat mengancam jiwa di tiap jamnya. Hingga saat ini dengue tetap menjadi penyebab kematian cukup tinggi pada anak di Asia, termasuk Indonesia.

Dalam diskusi Media bersama Takeda bertajuk “Waspada Penyebaran Dengue di Tengah Musim Hujan”, Dr. Goh Choo Beng, Head of Medical Affairs Takeda Asia-Pacific merasa bersyukur dan bangga karena inovasi pencegahan dengue lewat Vaksin Dengue Tetravalen telah mendapat persetujuan dari BPOM RI. Hal tersebut merupakan wujud nyata komitmen Takeda untuk turut serta mendukung upaya Pemerintah menuju zero dengue death pada 2030.

Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), Spesialis Anak Konsultan Penyakit Infeksi Tropis dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo, melihat kecenderungan dengue yang meningkat dari tahun ke tahun. Maka melakukan pencegahan penyakit dengue sedini mungkin merupakan langkah strategis dan vital yang mutlak dilaksanakan.

"Selain program 3M Plus, masyarakat juga perlu didorong untuk dapat melakukan vaksinasi dengue. Pencegahan inovatif ini merupakan sebuah upaya pencegahan yang terpadu. Vaksin Dengue Tetravalen ini telah mendapatkan persetujuan dari Badan POM untuk setiap individu berusia enam hingga 45 tahun, tanpa memperhatikan status dengue sebelumnya sehingga tidak diperlukan skrining," ujar dr. Hindra. 

 

3 dari 3 halaman

Perkembangan Studi Klinis

Berdasarkan studi klinis pivotal fase 3, efikasi Vaksin Dengue Tetravalen untuk mencegah dengue secara keseluruhan adalah sebesar 62% setelah tiga tahun. Sementara efikasinya untuk mencegah rawat inap akibat virus Dengue yakni sebesar 83.6% setelah tiga tahun.

Takeda terus mengedukasi masyarakat akan bahaya dengue, pentingnya upaya pencegahan dengue seperti vaksinasi dengue yang telah disetujui oleh BPOM RI serta mengajak masyarakat untuk bergabung dalam kampanye “Jentik Jari” yang menandakan semangat cegah dengue dengan cermat. Lebih lanjut, pada bulan Juli 2022, Takeda meluncurkan website www.cegahdbd.com sebagai bagian dari upaya untuk menghadirkan informasi terkini terkait dengue di Indonesia.

“Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Takeda karena telah menghadirkan vaksin dengue sebagai salah satu upaya yang inovatif dalam pencegahan dengue di Indonesia. Hal ini sejalan dengan program kami menuju penurunan kasus dengue kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada tahun 2024, dan zero dengue death pada 2030,” kata dr. Imran Pambudi, MPHM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia.