Orang-Orang dengan Love Language Ini Susah Dapat Jodoh

Febi Anindya Kirana diperbarui 20 Des 2022, 11:35 WIB

Fimela.com, Jakarta Dalam urusan percintaan, kita mengenal adanya love language atau bahasa cinta yang ditemukan oleh Gary Chapman. Setiap orang kemungkinan memiliki bahasa cinta yang berbeda-beda, tergantung caranya memandang cinta dan sifat yang dimilikinya. Dari lima bahasa cinta yang kita ketahui yaitu physical touch, words of affirmation, quality time, giving gifts dan acts of service, ternyata ada bahasa cinta yang membuatmu susah dapat jodoh. Bahasa cinta itu adalah acts of service.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

1. Quality Time

ilustrasi pasangan kencan/thebigland/Shutterstock

Orang-orang yang memiliki quality time sebagai love language kemungkinan sulit mendapatkan cinta yang ia inginkan, bahkan rentan sulit menemukan pasangan dan tetap lajang dalam waktu lama karena ia cenderung menuntut pasangan untuk memberikan perhatian dan banyak waktu untuknya. Quality time sendiri dapat diartikan sebagai bahasa cinta di mana orang merasa menjalin cinta yang kuat ketika bisa sering bertemu dan melakukan apa-apa bersama.

Ketika tidak menghabiskan banyak waktu bersama pasangan atau berada jauh dari pasangan, ia merasa tidak dicintai, tidak diperhatikan dan bahkan diabaikan. Akibatnya, ia mudah merasa cemburu dan berprasangka buruk, padahal pasangan mencintainya sepenuh hati. Gaya keterikatan itu dapat mempersulit cinta baru untuk berkembang bahkan menakuti seseorang untuk mendekat atau bertahan dalam cinta, apalagi jika dipisahkan jarak atau LDR.

3 dari 3 halaman

2. Act of Service

ilustrasi couple happy/gowithstock/Shutterstock

Orang yang memiliki act of service sebagai love language juga agak susah menemukan pasangan dan cinta yang diharapkan karena tidak banyak orang paham dengan act of service sebagai bahasa cinta. Banyak orang mengira bahwa sikap-sikap baik kepada pasangan hanya sekadar bentuk kebaikan hati dan kesopanan. Act of service sebagai bahasa cinta dapat diartikan sebagai 'melayani' atau memberikan sikap meringankan beban dan membantu atas dasar rasa sayang dan perhatian.

Umumnya orang yang memiliki bahasa cinta act of service mengalami kesulitan mengungkapkan perasaan lewat kata-kata, jadi mereka merasa lebih mudah dan nyaman menunjukkan rasa sayang lewat tindakan atau aksi nyata seperti membantu mencuci piring, membuang sampah, memasak, mengurus anak, menemani belanja, membelikan kebutuhan pasangan, mengantar jemput dan semacamnya. Sayangnya, banyak orang gagal menunjukkan ini karena tidak peka dengan maksud act of service.

Itu dia love language yang membuat orang susah dapat jodoh. Benarkah Sahabat Fimela? Bagaimana pun, jodoh itu diusahakan tidak terpatok pada bahasa cinta saja.

#Women for Women