5 Sikap Berlapang Dada agar Mudah Memaafkan Seseorang

Endah Wijayanti diperbarui 22 Apr 2023, 09:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Tiap orang pernah berbuat salah. Masing-masing dari kita juga pernah dilukai dan melukai. Saat ada seseorang yang berbuat salah dan meminta maaf pada kita, sudah sepatutnya kita memaafkan. Hanya saja kadang memaafkan seseorang tak semudah teorinya.

Apalagi jika orang yang telah melukai hati dan perasaan kita melakukan kesalahan yang amat fatal, memaafkannya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Meskipun begitu, kita bisa berusaha untuk melapangkan hati dalam proses menghadirkan maaf. Caranya bisa dimulai dari mengedepankan sikap-sikap berikut ini.

 

 

2 dari 6 halaman

1. Welas Asih

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Mengutip buku Semua Orang Butuh Curhat, "Pengampunan adalah masalah yang rumit, sama seperti permintaan maaf." Ketika memberi maaf masih terlalu sulit untuk dilakukan, cobalah untuk bersikap welas asih. Welas asih merupakan perasaan sayang dan empati yang diikuti dengan keinginan untuk meringankan penderitaan orang lain. Ketika perasaanmu masih terlalu sulit untuk diurai atau diringankan, cobalah untuk mengedepankan sikap welas asih agar deritamu juga bisa sedikit berkurang.

 

 

3 dari 6 halaman

2. Memperbarui Ekspektasi

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Untuk bisa ikhlas memaafkan, kita bisa mengurangi ekspektasi berlebihan. Mengutip buku Kosakata Keagamaan, "Kata ikhlas dari segai bahasa terambil dari kata khalasha yang maknanya berkisar pada 'membersihkan dari yang bukan unsurnya.' Jika dalam sebuah wadah terdapat sesuatu yang bercampur dengannya, maka upaya mengeluarkan yang mencampurinya dinamai mengikhlaskannya." Cobalah untuk mengeluarkan ekspektasi lama dan menggantinya dengan ekspektasi baru, seperti tak lagi berharap orang yang kita maafkan menyesali perbuatannya melainkan berharap hati kita bisa lebih jernih dengan memaafkannya.

 

 

4 dari 6 halaman

3. Berterima Kasih pada Diri Sendiri

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Peluk kembali dirimu dan berterima kasihlah karena sudah berusaha semaksimal mungkin dalam memaafkan. Hatimu sebenarnya lebih luas dan kuat daripada yang kamu duga sebelumnya. Hadirkan rasa terima kasih pada diri sendiri yang sudah berusaha bertahan sebaik mungkin hingga saat ini. Disakiti dan dilukai orang lain memang membuatmu terpuruk, tapi bukan berarti kamu meratapi keadaan yang ada. Sebab hatimu sebenarnya lebih tangguh dari yang kamu kira sebelumnya.

 

 

5 dari 6 halaman

4. Berdamai dengan Realitas

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Seseorang yang telah melukaimu mungkin tidak langsung berubah lebih baik. Orang yang telah melukai hatimu dan perasaanmu mungkin tak lantas menyesali perbuatannya. Ya, sikapi itu dengan berusaha berdamai. Kamu tak bisa mengontrol respons dan perasaan orang lain, dan ini perlu kamu terima. Yang bisa kamu kontrol adalah responsmu sendiri terhadap situasi yang ada. Saat kamu sudah bisa berdamai dengan realitas yang ada, hatimu bisa terasa lebih mudah memaafkan.

 

 

6 dari 6 halaman

5. Memetik Hikmah atau Pelajaran

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Kejadian yang menyakitkan itu mungkin masih sangat membekas di benakmu. Bahkan sama sekali tak bisa dilupakan. Di sini, kamu bisa coba untuk memetik hikmah atau pelajaran dari kejadian yang ada. Dengan demikian, kamu bisa lebih mudah memaafkan orang yang telah melukaimu dalam kejadian itu. Walau hubunganmu dengannya sudah tidak lagi seperti sebelumnya, tetapi setidaknya kamu bisa lebih fokus melangkah ke depan dan menjalani hidup dengan hati yang baru.

Tak perlu menyimpan dendam atau berniat buruk melampiaskan dendam. Maafkan orang yang telah melukaimu demi kebaikan bersama, dan yang terpenting kebaikan dirimu sendiri.