Fimela.com, Jakarta Makanan pedas selalu memiliki tempat di tengah naik daunnya sebuah tren makanan. Apapun inovasi makanan pedas yang tersaji seolah menarik selera siapapun yang menikmatinya. Bahkan setiap negara seperti memiliki makanan pedas khas-nya sendiri yang menarik wisatawan untuk mencicipinya. Sebut saja Kuah Mala dari China, Ramen Samyang dari Korea, hingga Nashville Hot Chicken dari Amerika Serikat.
Hingga saat ini, tidak ada satu makanan pun yang dicap sebagai makanan paling pedas mengingat rasa merupakan penilaian yang subyektif. Namun secara keseluruhan, cabai yang paling pedas, seperti Carolina Reaper atau Ghost Pepper dianggap paling pedas. Beberapa restoran di Amerika Serikat yang menggunakan kedua cabai ini, mewajibkan konsumennya untuk menandatangani surat pernyataan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan setelah mengonsumsi makanan terpedas di restoran itu.
Menurut penelitian dari Kalsec, tren makanan pedas sendiri mengalami peningkatan yang signifikan dari segi rasa dan inovasi. 95 persen dari konsumen global sangat menikmati makanan pedas dan panas pada level sedang ke atas. Tiga dari lima konsumen sangat menikmati makanan yang lebih pedas daripada yang pernah mereka nikmati sebelumnya. Pergeseran ke arah makanan yang lebih pedas ini menandakan lebih dari sekadar kecintaan pada rasa pedas, ini mencerminkan hasrat yang semakin besar untuk bertualang di atas piring.
Sensasi makan pedas
Meningkatnya kecintaan masyarakat akan makanan pedas bukanlah tanpa alasan. Selain demi konten, ternyata ada efek psikologis yang menjelaskan mengapa makanan pedas selalu diminati. Dikutip dari NBC News, makan makanan pedas memberikan pengalaman yang layaknya monton film horor.
Pengalaman ini merangsang respons melawan atau lari, yang mana otak melepaskan endorfin dan dopamin, hormon yang membuat orang merasa nyaman. Setelah otak memastikan semuanya aman, muncul rasa puas setelah berhasil mengatasi situasi berbahaya.
“Tantangan-tantangan ini benar-benar menarik orang-orang yang memiliki afinitas psikologis tersebut — perilaku mencari sensasi dan mencari imbalan. Jadi, semakin berbahaya, semakin mendebarkan,” kata Elisa Trucco, direktur Laboratorium Penelitian Kesehatan Remaja dan Anak di Florida International University.
Namun respon orang terhadap makanan pedas bisa sangat berbeda. Seperti Jennie BLACKPINK yang beberapa waktu lalu hadir di acara Hot Ones. Ia nampak menahan rasa pedas hingga menangis saat mencicipi beberapa makanan pedas di Hot Ones
Respon yang mungkin berbeda
Jennie BLACKPINK pun dituding dramatis saat mencicipi 10 saus pedas yang disajikan Hot Ones. Berbeda dengan respon dari kedua member BLACKPINK, Lisa dan Rose yang sudah mampir terlebih dahulu di reality show tersebut. Lisa dan Rose BLACKPINK dinilai lebih mampu mengatasi rasa pedas yang mereka cicipi dengan respon yang lebih natural. Bahkan Lisa memilih menari sembari mengunyah ayam yang dicelup saus super pedas.
Reaksi yang diberikan oleh Jennie, Lisa, maupun Rose BLACKPINK bisa dijelaskan secara ilmiah. Mengutip dari Cleveland Clinic, reaksi orang terhadap makanan pedas berbeda-beda karena perbedaan sensitivitas mereka terhadap capsaicin, senyawa kimia yang menyebabkan rasa terbakar, dan tingkat toleransi masing-masing.
Beberapa orang memiliki reseptor capsaicin yang lebih sedikit atau reseptor yang lebih sensitif, sehingga mereka lebih rentan terhadap rasa pedas. Selain itu, paparan makanan pedas yang berulang dapat menyebabkan desensitisasi, yang memungkinkan beberapa individu mengembangkan toleransi yang lebih tinggi seiring waktu. Latar belakang budaya dan preferensi pribadi juga berperan, karena beberapa budaya memiliki toleransi dan preferensi yang lebih tinggi terhadap makanan pedas.