42,5% Anak Prasekolah Alami Speech Delay, Ini Cara Atasi Anak yang Speech Delayed!

Nabila MecadinisaDiterbitkan 09 November 2025, 10:22 WIB

ringkasan

  • Keterlambatan bicara pada anak dapat dideteksi melalui tanda-tanda spesifik sesuai usia dan disebabkan oleh berbagai faktor seperti kurang stimulasi atau masalah medis.
  • Stimulasi rutin di rumah melalui interaksi verbal, membaca, bernyanyi, dan membatasi gadget sangat efektif untuk mengatasi speech delay.
  • Intervensi profesional seperti terapi wicara dan deteksi dini oleh dokter sangat penting untuk penanganan optimal, didukung penuh oleh peran aktif orang tua.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, keterlambatan bicara atau speech delay merupakan kondisi umum saat anak kesulitan mengembangkan kemampuan berbicara dan berbahasa sesuai usianya. Kondisi ini sering ditemui pada anak usia 3-16 tahun, dan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2021 menunjukkan sekitar 42,5% anak prasekolah di Indonesia mengalaminya.

Jika tidak ditangani dengan tepat, speech delay dapat memengaruhi interaksi sosial serta berisiko menyebabkan kesulitan belajar, membaca, menulis, dan masalah perilaku di kemudian hari. Oleh karena itu, deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat krusial untuk membantu anak mencapai potensi terbaiknya.

Artikel ini akan mengulas secara komprehensif mengenai tanda-tanda, penyebab, serta berbagai cara efektif untuk mengatasi speech delay, baik melalui stimulasi di rumah maupun terapi profesional. Mari kita pahami lebih dalam agar dapat memberikan dukungan terbaik bagi si kecil.

What's On Fimela
2 dari 7 halaman

Tanda-tanda Speech Delay Berdasarkan Usia

Meskipun setiap anak memiliki laju perkembangan yang unik, ada patokan dasar yang dapat membantu Sahabat Fimela mengidentifikasi potensi speech delay. Kewaspadaan orang tua sangat diperlukan jika anak menunjukkan beberapa tanda berikut pada tahapan usianya.

Pada usia 12 bulan, perhatikan jika anak tidak menggunakan gerakan seperti menunjuk atau melambaikan tangan, tidak mengatakan "mama" atau "papa", serta tidak merespons kata-kata sederhana seperti "tidak" atau namanya. Anak juga mungkin tidak menunjukkan ketertarikan pada hal-hal menarik di sekitarnya.

Memasuki usia 18 bulan, tanda-tanda yang perlu diwaspadai meliputi anak yang lebih memilih gerak tubuh untuk berkomunikasi, kesulitan meniru suara dan memahami ucapan sederhana, serta memiliki kurang dari 10 kosakata bermakna. Jika anak berusia 21-30 bulan namun kosakatanya belum mencapai 50 kata, ini juga menjadi perhatian serius.

Pada usia 21-30 bulan, anak mungkin hanya bisa meniru ucapan atau tindakan tanpa menghasilkan kata atau frasa secara spontan, dan mengucapkan kata atau suara berulang kali bukan untuk berkomunikasi. Anak juga mungkin tidak dapat mengikuti petunjuk sederhana. Sementara itu, pada usia 36 bulan (3 tahun), ucapannya masih sulit dipahami oleh orang yang bukan anggota keluarga dan belum bisa menyusun 3-4 kata menjadi kalimat utuh.

3 dari 7 halaman

Penyebab Speech Delay yang Perlu Diketahui

Keterlambatan bicara pada anak dapat disebabkan oleh beragam faktor, baik yang bersifat fungsional maupun non-fungsional. Memahami penyebabnya akan membantu Sahabat Fimela menentukan pendekatan penanganan yang paling tepat.

Salah satu penyebab fungsional yang umum adalah kurangnya stimulasi dan pola asuh yang kurang mendukung. Minimnya interaksi verbal dan kesempatan anak untuk berbicara, serta penggunaan gadget berlebihan tanpa pengawasan, dapat menghambat perkembangan bahasa. Keterbatasan waktu orang tua juga bisa menjadi faktor.

Penyebab non-fungsional meliputi gangguan pendengaran, di mana anak akan kesulitan meniru suara dan kata-kata yang ia dengar. Selain itu, masalah pada saraf atau kelainan pada mulut (oromotor) juga dapat memengaruhi kemampuan bicara anak. Kondisi medis seperti autisme, ADHD, atau disabilitas intelektual seringkali disertai dengan keterlambatan bicara dan masalah komunikasi sosial.

Faktor lain yang tidak kalah penting adalah masalah psikososial, seperti lingkungan yang tidak mendukung atau trauma, yang juga dapat berkontribusi pada speech delay. Oleh karena itu, pemeriksaan menyeluruh oleh dokter sangat disarankan untuk mengetahui akar masalahnya.

4 dari 7 halaman

Cara Atasi Anak yang Speech Delayed: Stimulasi di Rumah

Stimulasi yang konsisten dan penuh kasih sayang di rumah oleh orang tua adalah kunci utama dalam cara atasi anak yang speech delayed. Sahabat Fimela bisa menerapkan beberapa langkah sederhana namun efektif berikut untuk mendukung perkembangan bicara si kecil.

Pertama, ajak anak berbicara secara rutin dan aktif. Melakukan komunikasi dua arah membantu anak familiar dengan suara dan merangsang saraf otaknya untuk merespons. Berdiskusilah tentang hal-hal yang menarik bagi mereka, gunakan kalimat sederhana, dan berikan waktu bagi anak untuk merespons. Membacakan buku cerita atau mendongeng dengan suara yang jelas dan ekspresif juga sangat membantu anak memahami bahasa, menyerap kosakata baru, serta memperkaya imajinasinya.

Kedua, libatkan anak dalam kegiatan yang menyenangkan seperti bernyanyi bersama atau bermain permainan kata dan suara. Bernyanyi lagu anak-anak dengan kata dan nada sederhana, disertai gerakan tarian, dapat menambah kosakata anak. Manfaatkan mainan sebagai media stimulasi bicara, misalnya dengan tebak kata. Selalu tanggapi setiap perkataan anak dengan respons positif, seperti memperluas kalimatnya. Contohnya, jika anak berkata "kucing", Anda bisa merespons dengan "Ya, itu kucing berwarna putih" untuk memperluas kosakatanya.

Ketiga, gunakan bahasa isyarat sebagai jembatan komunikasi sementara jika anak kesulitan berbicara, sambil terus melatihnya berbicara. Batasi penggunaan gadget (screen time) secara ketat, terutama di bawah usia dua tahun, karena tontonan pasif dapat menghambat interaksi langsung yang krusial bagi perkembangan bahasa. Ajarkan nama benda-benda di sekitar anak, dan sesuaikan posisi tubuh agar sejajar dengan anak serta tatap matanya saat berbicara untuk memperkuat hubungan dan fokus anak.

5 dari 7 halaman

Terapi Profesional untuk Speech Delay

Selain stimulasi di rumah, terapi profesional seringkali diperlukan, terutama jika speech delay disebabkan oleh kondisi medis tertentu atau jika stimulasi di rumah belum menunjukkan kemajuan signifikan. Konsultasi dengan ahli dapat memberikan penanganan yang lebih terarah dan spesifik.

Terapi wicara adalah metode utama yang dilakukan untuk mengendalikan keterlambatan bicara dan meningkatkan keterampilan berbahasa. Terapis wicara akan bekerja secara khusus untuk menstimulasi cara mengucapkan kata-kata dan suara, serta memperkuat otot-otot wajah dan mulut anak yang berperan dalam proses bicara.

Selain terapi wicara, ada juga terapi khusus lainnya yang mungkin direkomendasikan. Terapi sensorik-motorik dapat membantu jika ada masalah pada sensorik atau motorik anak yang memengaruhi kemampuan bicaranya. Fisioterapi dan terapi okupasi juga merupakan alternatif rujukan yang dapat membantu memulihkan kemampuan bicara, terutama jika ada masalah fisik atau perkembangan motorik kasar dan halus yang berkaitan.

6 dari 7 halaman

Peran Orang Tua dalam Penanganan Speech Delay

Terapi jadi salah satu cara untuk atasi anak speech delay.(foto/dok: freepik)

Peran orang tua sangat krusial dalam menangani speech delay karena Sahabat Fimela adalah individu yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari anak. Keterlibatan aktif dan konsisten dari orang tua akan sangat menentukan keberhasilan penanganan.

Deteksi dini dan intervensi cepat adalah kunci. Orang tua dapat lebih cepat menyadari adanya keterlambatan bicara dan segera mencari solusi yang tepat. Pendekatan menyeluruh dan kolaboratif antara orang tua, pendidik, dan tenaga medis sangat penting dalam mendukung anak-anak dengan speech delay.

Menciptakan lingkungan yang kaya bahasa dan minim distraksi, terutama dari gadget, sangat membantu perkembangan bicara anak. Selain itu, orang tua perlu sabar, tidak membandingkan anak dengan teman sebayanya, serta memberikan dukungan emosional agar anak merasa aman dan termotivasi untuk berbicara. Kerja sama dengan terapis juga menjadi kunci, karena latihan yang diberikan di ruang terapi harus diteruskan di rumah agar hasilnya lebih optimal.

7 dari 7 halaman

Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?

Pemeriksaan ke dokter sedini mungkin sangat penting ketika Sahabat Fimela melihat adanya kejanggalan pada kemampuan berbahasa anak. Semakin awal speech delay didiagnosis dan ditangani, semakin baik prognosisnya, terutama jika dilakukan sebelum anak memasuki usia sekolah.

Ada beberapa tanda peringatan yang mengharuskan Anda segera berkonsultasi dengan dokter. Jika bayi tidak bersuara atau membuat suara mengoceh pada usia 2 bulan, ini bisa menjadi tanda awal. Pada usia 18 bulan, jika anak belum bisa menggunakan kata-kata sederhana seperti "mama" atau "dada", atau pada usia 2 tahun belum menguasai 50 kosakata dan menggabungkan 2 kata, perlu diwaspadai.

Dokter anak atau dokter spesialis tumbuh kembang akan melakukan pelacakan seperti tes pendengaran dan penglihatan untuk mengetahui penyebab speech delay. Diagnosis yang tepat akan menentukan jenis perawatan yang sesuai. Dokter mungkin juga akan merujuk anak ke ahli patologi bicara dan bahasa (terapis wicara) untuk penanganan lebih lanjut.