Begini Cara Mengenali Gangguan Pendengaran pada Bayi Sejak Dini

Adinda Tri WardhaniDiterbitkan 30 November 2025, 23:43 WIB

ringkasan

  • Skrining pendengaran bayi baru lahir dan intervensi dini sebelum usia 6 bulan sangat krusial untuk mendukung perkembangan bahasa dan bicara optimal.
  • Berbagai tanda gangguan pendengaran dapat diamati oleh orang tua berdasarkan usia bayi, mulai dari respons terhadap suara keras hingga kemampuan mengoceh dan merespons nama.
  • Gangguan pendengaran pada bayi bisa disebabkan oleh faktor genetik, infeksi, atau komplikasi kelahiran, dengan jenis dan tingkat keparahan yang berbeda-beda.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, mendeteksi masalah pendengaran pada bayi sejak dini adalah langkah krusial untuk memastikan tumbuh kembang optimal mereka. Setiap tahun, ribuan bayi di seluruh dunia lahir dengan kondisi pendengaran yang tidak normal, memerlukan perhatian khusus. Intervensi awal dapat membuat perbedaan besar dalam kemampuan berbahasa dan bersosialisasi si kecil di kemudian hari.

Maka dari itu, penting bagi setiap orang tua dan pengasuh untuk memahami cara mengenali masalah gangguan pendengaran pada bayi. Skrining pendengaran bayi baru lahir kini menjadi standar perawatan di banyak negara, termasuk di Amerika Serikat. Proses ini membantu mengidentifikasi potensi gangguan pendengaran sebelum usia 1 bulan, memberikan kesempatan terbaik untuk intervensi.

Lantas, apa saja tanda-tanda yang perlu diwaspadai dan bagaimana prosedur skrining pendengaran dilakukan? Artikel ini akan mengupas tuntas informasi penting seputar deteksi dini gangguan pendengaran pada buah hati Anda. Mari kita pelajari bersama demi masa depan cerah si kecil.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Skrining Pendengaran Bayi Baru Lahir: Langkah Awal Penting

Skrining Respons Batang Otak Auditori Otomatis (AABR), yang mengukur respons saraf pendengaran dan otak terhadap suara. Sensor di kepala bayi akan merekam respons saat suara dikirim melalui earphone lembut. /dok. Unsplash Aikomo.

Skrining pendengaran bayi baru lahir merupakan fondasi utama dalam upaya mengenali masalah gangguan pendengaran pada bayi. American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan semua bayi menjalani skrining ini sebelum usia satu bulan. Ini adalah prosedur cepat, tidak menyakitkan, dan seringkali dilakukan saat bayi sedang tidur, bahkan sebelum pulang dari rumah sakit.

Ada dua metode utama yang digunakan dalam skrining pendengaran bayi baru lahir. Pertama adalah Skrining Respons Batang Otak Auditori Otomatis (AABR), yang mengukur respons saraf pendengaran dan otak terhadap suara. Sensor di kepala bayi akan merekam respons saat suara dikirim melalui earphone lembut.

Metode kedua adalah Skrining Emisi Otoakustik (OAE), yang mengukur gelombang suara yang dihasilkan di telinga bagian dalam. Sebuah probe kecil ditempatkan di saluran telinga bayi untuk mengukur gema saat suara dimainkan. Kedua tes ini sangat efektif, namun penting untuk diingat bahwa keduanya mungkin melewatkan gangguan pendengaran onset tertunda atau yang hanya terjadi pada frekuensi tertentu.

Jika bayi Anda lahir di rumah atau pulang cepat dari rumah sakit, jangan khawatir. Dokter anak akan membantu mengoordinasikan jadwal skrining pendengaran ini. Ingat, deteksi dini adalah kunci untuk intervensi yang sukses dan mendukung perkembangan bahasa si kecil.

3 dari 4 halaman

Tanda-tanda Gangguan Pendengaran Berdasarkan Usia

Selain skrining, orang tua dan pengasuh memiliki peran vital dalam mengenali masalah gangguan pendengaran pada bayi melalui observasi harian. Anda adalah yang pertama melihat perubahan atau ketidaksesuaian dalam respons pendengaran bayi. Tanda-tanda gangguan pendengaran dapat bervariasi seiring bertambahnya usia bayi.

Untuk bayi baru lahir hingga usia 3 bulan, perhatikan apakah mereka terkejut atau merespons suara keras. Bayi seharusnya tidak menoleh ke arah suara setelah usia 6 bulan, dan mereka juga harus mengenali suara orang tua pada usia 3 bulan. Ketidakmampuan untuk terbangun oleh suara keras atau tidak adanya refleks terkejut (Moro reflex) juga bisa menjadi indikator.

Saat bayi berusia 3 hingga 6 bulan, mereka seharusnya mulai menoleh atau mencari sumber suara baru. Jika bayi tidak merespons namanya sendiri atau tidak memahami kata-kata umum seperti 'mama' atau 'dada' pada usia 6 hingga 12 bulan, ini bisa menjadi tanda peringatan. Perhatikan juga jika mereka tidak mengoceh atau meniru suara sederhana.

Jika Sahabat Fimela mencurigai adanya tanda-tanda ini, segera konsultasikan dengan dokter anak Anda. Jangan menunda, karena intervensi dini sangat krusial. Bahkan jika bayi lulus skrining awal, pengawasan berkelanjutan terhadap respons pendengaran mereka tetap penting.

4 dari 4 halaman

Memahami Penyebab dan Jenis Gangguan Pendengaran

Memahami penyebab dan jenis gangguan pendengaran juga penting dalam upaya  mengenali masalah gangguan pendengaran pada bayi. Gangguan pendengaran bisa bersifat sementara atau permanen, dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang memengaruhi bagian telinga mana pun. Sekitar 50% kasus gangguan pendengaran kongenital, misalnya, disebabkan oleh faktor genetik.

Beberapa faktor risiko lain meliputi bayi yang menghabiskan waktu lama di NICU, seperti prematuritas atau penyakit kuning yang memerlukan transfusi darah. Infeksi prenatal seperti cytomegalovirus (CMV) dan rubella juga dapat merusak telinga bagian dalam yang sedang berkembang. Selain itu, beberapa obat-obatan tertentu bersifat toksik bagi telinga dan dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

Gangguan pendengaran juga dikategorikan berdasarkan tingkat keparahan (ringan, sedang, berat, sangat berat) dan jenisnya. Jenis-jenisnya meliputi konduktif (masalah pada telinga luar/tengah), sensorineural (masalah pada telinga dalam/saraf), campuran, dan gangguan spektrum neuropati auditori. Setiap jenis memerlukan pendekatan penanganan yang berbeda.

Waktu terjadinya gangguan pendengaran juga penting untuk diketahui, apakah itu kongenital (sejak lahir), didapat (setelah lahir), pre-lingual (sebelum belajar bicara), atau post-lingual (setelah belajar bicara). Informasi ini akan membantu profesional medis dalam merencanakan intervensi yang paling tepat untuk si kecil.

Berikut adalah poin-poin penting yang perlu Sahabat Fimela ingat mengenai gangguan pendengaran pada bayi:

  • Intervensi dini sebelum usia 6 bulan sangat meningkatkan peluang perkembangan bahasa optimal.
  • Tanpa pengobatan dini, gangguan pendengaran dapat menyebabkan keterlambatan bahasa, bicara, dan masalah belajar.
  • Semua bayi harus menjalani skrining pendengaran sebelum usia 1 bulan.
  • Jika bayi tidak lulus skrining pertama, evaluasi audiologi lengkap harus dilakukan sebelum usia 3 bulan.
  • Orang tua adalah pengamat pertama dan terbaik untuk tanda-tanda gangguan pendengaran.