Fimela.com, Jakarta - Hubungan antara ibu dan bayi baru lahir adalah ikatan yang sangat kuat serta kompleks, melibatkan berbagai indra, termasuk penciuman. Aroma khas bayi menjadi fondasi ikatan emosional yang mendalam, sebuah sinyal kimiawi intens yang berfungsi sebagai alat komunikasi penting antara ibu dan anak.
Namun, pernahkah Sahabat Fimela bertanya mengapa seorang ibu seringkali merasa tidak nyaman atau bahkan tidak suka saat bayi kesayangannya berbau orang lain? Perasaan ini seringkali muncul secara naluriah dan dapat memicu respons emosional yang kuat.
Fenomena ini bukan sekadar preferensi pribadi, melainkan berakar pada alasan biologis, psikologis, dan evolusi yang kompleks. Mari kita selami lebih dalam mengapa Inilah Alasan Mengapa Ibu Benci Saat Bayi Baru Lahir Berbau Orang Lain.
Peran Aroma Bayi dalam Membangun Ikatan Ibu dan Anak
Aroma bayi baru lahir bukan sekadar bau biasa; ia adalah sinyal kimiawi yang unik dan intens, berperan sebagai alat komunikasi vital antara ibu dan anak. Studi menunjukkan bahwa bau bayi dapat memicu respons positif yang kuat di otak ibu, mengaktifkan pusat penghargaan yang sama seperti saat mengonsumsi makanan lezat atau bahkan pada orang yang kecanduan obat.
Lonjakan dopamin yang dihasilkan saat mencium bayi mendorong ibu untuk tetap dekat dengan bayinya dan memperkuat ikatan emosional, sebuah fenomena yang sering disebut 'Newborn Smell Addiction'. Penelitian pada tahun 2013 menunjukkan bahwa bau bayi yang baru lahir mengaktifkan sirkuit saraf yang berkaitan dengan reward di dalam otak para ibu. Bahkan, ketika seorang ibu mencium bayinya, pusat kesenangan otaknya menyala.
Aroma khas bayi ini memainkan peran penting dalam meningkatkan perasaan keterikatan dan menciptakan respons positif terhadap bayi. Kontak kulit ke kulit saat mencium bayi dapat memicu pelepasan hormon oksitosin pada ibu dan bayi, yang menumbuhkan perasaan hangat, relaksasi, dan kedekatan emosional, sehingga membentuk ikatan yang kuat.
Naluri Pengenalan dan Perlindungan
Sejak lahir, indra penciuman bayi sudah disetel untuk merespons aroma unik ibunya, termasuk aroma ASI dan nuansa kulit ibu. Bayi dapat mengenali ibunya hanya dengan penciuman setelah menyusui sekali. Sebaliknya, ibu juga dapat mengenali bau bayinya setelah satu jam atau lebih bersama bayi yang baru lahir. Aroma ini menjadi isyarat penting bagi bayi untuk merasa nyaman dan aman.
Aroma ibu adalah aroma yang akan membuat si Kecil merasa nyaman dan tenang. Faktanya, sejak lahir, bau tubuh Moms adalah hal yang dapat membuatnya tenang. Ikatan ini sangat kuat, bahkan bayi yang baru lahir amat tertarik dengan bau ibunya, dan hal yang sama juga berlaku pada ibu.
Ketika bayi berbau orang lain, hal ini dapat mengganggu naluri pengenalan dan perlindungan ibu. Ibu mungkin secara tidak sadar merasa bahwa ada 'ancaman' terhadap ikatan eksklusif mereka atau bahwa bayi tidak sepenuhnya berada di bawah perlindungannya. Aroma yang asing dapat memicu perasaan cemas atau ketidaknyamanan karena mengganggu sinyal alami yang seharusnya ada antara ibu dan bayinya.
Perubahan Hormonal dan Sensitivitas Penciuman Ibu
Selama kehamilan dan setelah melahirkan, tubuh ibu mengalami perubahan hormonal yang signifikan. Hormon oksitosin, yang berperan penting dalam pembentukan ASI, juga membantu ibu terbiasa dengan bau unik bayi yang baru lahir. Lonjakan hormon ini dapat meningkatkan sensitivitas penciuman ibu, membuat mereka lebih peka terhadap aroma bayi mereka sendiri dan membedakannya dari aroma lain.
Perubahan kimiawi dalam tubuh ibu selama kehamilan juga mengubah bau individual ibu, menjadikannya lebih khas bagi bayi. Hormon oksitosin yang meningkat setelah melahirkan juga berguna untuk mengasah naluri ibu yang baru melahirkan. Oleh karena itu, ketika bayi berbau orang lain, hal ini dapat terasa 'salah' atau mengganggu sistem pengenalan alami yang telah berkembang antara ibu dan bayinya.
Penurunan drastis hormon estrogen dan progesteron setelah melahirkan juga memengaruhi suasana hati ibu, membuat mereka lebih mudah marah atau sedih, bahkan karena hal sepele. Kondisi hormonal ini berkontribusi pada peningkatan sensitivitas emosional dan penciuman ibu.
Faktor Evolusi untuk Kelangsungan Hidup
Beberapa ahli berpendapat bahwa bau bayi yang khas adalah ciri evolusi yang penting untuk memastikan bayi tetap aman dan bertahan hidup. Marty Ellington Jr, MD, MPH, Ketua Departemen Pediatri di Rumah Sakit Lenox Hill, menjelaskan bahwa dari sudut pandang evolusi, manusia pada dasarnya terprogram untuk menikmati bau bayi.
Johannes Frasnelli, MD, juga menganggap respons positif kita terhadap bau bayi baru lahir sebagai mekanisme bertahan hidup evolusioner. Ia menyatakan bahwa bayi adalah makhluk yang sangat rentan, dan jika orang dewasa tidak merasakan daya tarik terhadap mereka, mereka mungkin tidak akan melindungi bayi tersebut. Otak manusia telah diarahkan untuk mengenali ciri-ciri bayi dan ingin membantu mereka untuk selamat.
Bau bayi membantu ibu mengenali dan menjalin hubungan erat dengan keturunannya. Oleh karena itu, perasaan tidak suka atau benci saat bayi berbau orang lain bisa jadi merupakan manifestasi dari naluri purba ibu untuk memastikan bahwa bayinya tetap berada dalam lingkup perlindungannya dan tidak 'terkontaminasi' oleh aroma asing yang berpotensi mengganggu ikatan esensial ini.
Sensitivitas Emosional Ibu Baru
Ibu baru seringkali mengalami perubahan emosional yang signifikan, termasuk baby blues, yang dapat membuat mereka lebih sensitif dan mudah tersinggung. Kondisi ini ditandai dengan perubahan suasana hati yang cepat, rasa cemas, kelelahan, dan kesedihan yang mendalam. Dalam kondisi ini, gangguan sekecil apa pun terhadap ikatan mereka dengan bayi, seperti bau asing, dapat dipersepsikan secara lebih intens dan memicu respons negatif.
Perubahan peran dan rutinitas setelah melahirkan juga dapat membuat ibu baru menjadi lebih emosional dan sensitif. Rasa lelah akibat mengurus si Kecil dan kurang tidur juga dapat memicu emosi, sehingga ibu lebih mudah tersinggung atau marah. Semua faktor ini berkontribusi pada respons emosional ibu terhadap bau asing pada bayinya.
Secara keseluruhan, ketidaknyamanan ibu saat bayi baru lahir berbau orang lain adalah respons alami yang berakar pada biologi, evolusi, dan psikologi yang kompleks. Semua ini bertujuan untuk memperkuat ikatan antara ibu dan anak, serta memastikan kelangsungan hidup dan kesejahteraan bayi. Memahami hal ini dapat membantu Sahabat Fimela lebih berempati terhadap perasaan ibu baru.