Menilik Sejarah Sinterklas atau Santa Claus, Terinspirasi dari Tokoh Uskup Abad ke-4 Masehi

Ricka Milla SuatinDiterbitkan 24 Desember 2025, 12:46 WIB

Fimela.com, Jakarta - Sinterklas telah lama menjadi simbol keceriaan saat Natal, identik dengan hadiah, senyuman ramah, dan kebahagiaan bagi anak-anak. Namun, di balik sosok tersebut terdapat sejarah yang kaya, terbentuk dari perjalanan waktu, perubahan budaya, serta pengaruh sosial yang sangat kompleks.

Figur yang kini dikenal luas sebagai Santa Klaus sebenarnya berasal dari tokoh sejarah yang hidup pada era kuno, di tengah kekuasaan Kekaisaran Romawi, serta dalam konteks konflik keagamaan dan ketidakadilan sosial yang mencolok pada abad ke-4 Masehi.

Dengan demikian, pemahaman tentang asal-usul Sinterklas memberikan kita wawasan bahwa ikon Natal modern bukan hanya hasil dari imajinasi, tetapi juga merupakan representasi dari nilai-nilai kemanusiaan yang telah diwariskan, diadaptasi, dan diperluas selama lebih dari seribu tahun dalam sejarah peradaban manusia.

2 dari 9 halaman

1. Kehidupan Uskup Myra Menjadi Titik Awal Sejarah Sinterklas

Santa Claus menyapa dengan melambaikan tangan saat tiba di Kongres Dunia Sinterklas di Kopenhagen, Denmark, pada hari Senin (23/7). Acara ini menjadi tempat berkumpul bagi semua Santa dari berbagai penjuru dunia.

Asal-usul Sinterklas dapat ditelusuri hingga kehidupan Nikolaos, seorang uskup yang hidup di abad ke-4 Masehi di Myra, sebuah kota di wilayah Asia Kecil. Pada masa itu, Myra berada di bawah kekuasaan Romawi Timur dan merupakan pusat perdagangan yang sangat penting di kawasan Mediterania.

Sebagai seorang pemimpin gereja, Nikolaos dikenal dengan gaya hidupnya yang sederhana dan komitmen yang tinggi terhadap masyarakat. Ia sangat peka terhadap kondisi sosial yang dihadapi oleh banyak orang, seperti kemiskinan, ketidakadilan, dan ketimpangan ekonomi.

Lingkungan yang keras ini membentuk karakter Nikolaos sebagai sosok religius yang tidak hanya berkutat pada ajaran spiritual, tetapi juga aktif dalam membantu masyarakat yang sedang mengalami kesulitan. Nikolaos dikenal menjalani kehidupan yang sederhana dan penuh dedikasi, dengan perhatian besar terhadap kondisi sosial masyarakat.

3 dari 9 halaman

2. Tindakan Dermawan Nikolaos Membentuk Reputasi Moral

Secret Santa questions for Christmas. (Photo: Freepik)

Nama Nikolaos mulai mendapatkan perhatian luas berkat berbagai tindakan nyata yang menunjukkan kepedulian sosialnya, terutama dalam memberikan bantuan kepada keluarga-keluarga miskin yang berisiko kehilangan masa depan akibat keterbatasan ekonomi.

Ia dikenal melakukan donasi secara diam-diam agar para penerima bantuan tidak merasa dipermalukan, sebuah tindakan yang pada waktu itu dianggap sebagai bentuk kebajikan tertinggi dalam ajaran gereja.

Kisah-kisah mengenai kemurahan hatinya menyebar dari mulut ke mulut di antara komunitas-komunitas, sehingga membentuk reputasi Nikolaos sebagai simbol kebaikan yang tulus dan tanpa pamrih.

4 dari 9 halaman

3. Pengaruh Nikolaos Menguat Setelah Wafat

Setelah meninggal dunia, pengaruh Nikolaos tidak berkurang, melainkan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan agama Kristen dan meluasnya jaringan gereja di Eropa serta daerah sekitarnya.

Banyak komunitas Kristen melihat Nikolaos sebagai contoh hidup yang merefleksikan nilai-nilai kasih, pengorbanan, dan kepedulian terhadap orang lain, terutama anak-anak dan kelompok yang rentan.

Penghormatan yang diberikan kepada Nikolaos menjadikannya bukan hanya sekadar tokoh dalam sejarah, tetapi juga sebagai simbol yang terus dihidupkan dalam praktik keagamaan dan tradisi masyarakat.

5 dari 9 halaman

4. Penetapan Hari Santo Nikolaus dan Awal Tradisi Hadiah

Ribuan orang berdandan sebagai Sinterklas berkeliling jalanan Big Apple, menyumbang untuk kegiatan amal dan mengunjungi berbagai bar di kota.

Penetapan tanggal 6 Desember sebagai hari peringatan Santo Nikolaus merupakan langkah signifikan dalam pembentukan tradisi yang akan terhubung dengan sosok Sinterklas.

Pada hari peringatan ini, masyarakat mulai menciptakan kebiasaan untuk memberikan hadiah kepada anak-anak, yang menjadi simbol penghormatan terhadap nilai-nilai kemurahan hati yang diajarkan oleh Nikolaos.

Seiring berjalannya waktu, tradisi ini berkembang dari sebuah praktik keagamaan menjadi kebiasaan sosial yang melibatkan tidak hanya keluarga tetapi juga komunitas secara lebih luas.

6 dari 9 halaman

5. Tradisi Sinterklas Berkembang di Eropa Barat

Secret Santa questions to make your Christmas Merrier. (Photo: Freepik)

Di Belanda serta beberapa daerah di Eropa Barat, Santo Nikolaus lebih dikenal dengan sebutan Sinterklas, yang merupakan bagian integral dari perayaan musim dingin yang sangat dinanti oleh masyarakat.

Sinterklas digambarkan sebagai sosok yang berwibawa dan datang untuk memberikan hadiah kepada anak-anak yang berperilaku baik, sambil mengajarkan nilai-nilai moral melalui berbagai simbol tradisi yang ada.

Perayaan Sinterklas ini tidak hanya sekadar memberikan hadiah, tetapi juga memperkuat hubungan antara sosok Nikolaos dengan dunia anak-anak. Hal ini menjadi elemen yang sangat penting dalam pembentukan karakter Sinterklas modern yang kita kenal saat ini.

7 dari 9 halaman

6. Migrasi Tradisi ke Amerika Utara

Seorang pria yang mengenakan kostum Santa memberi makan kanguru di Taman Reptil Australia, Somersby, pada 19 Desember.

Ketika imigran asal Belanda tiba di Amerika Utara, mereka turut membawa tradisi Sinterklas yang kemudian bertransformasi sesuai dengan budaya baru yang ada di sana.

Nama Sinterklas pun berubah menjadi Santa Claus, yang disebabkan oleh pergeseran bahasa dan cara pengucapan di kalangan masyarakat yang beragam di wilayah tersebut.

Proses adaptasi ini mengakibatkan sosok Santa Claus mengalami perubahan dalam karakteristiknya. Ia menjadi lebih santai, akrab, dan memiliki sifat yang lebih universal, sehingga dapat diterima oleh berbagai kalangan masyarakat.

8 dari 9 halaman

7. Perubahan Visual Santa Claus di Era Media Cetak

Funny Christmas jokes. (Image: Gemini AI)

Di abad ke-19, kemajuan dalam media cetak, sastra populer, serta ilustrasi memberikan kontribusi signifikan terhadap pembentukan citra visual Santa Claus.

Santa Claus mulai digambarkan sebagai pria tua bertubuh gemuk, berjanggut putih, mengenakan pakaian hangat yang sesuai dengan iklim musim dingin.

Dengan adanya visualisasi ini, sosok Santa Claus menjadi semakin dikenal dan diterima oleh masyarakat, khususnya di kalangan anak-anak.

9 dari 9 halaman

8. Sinterklas sebagai Ikon Budaya Global Modern

Seorang pria yang mengenakan kostum Santa Claus berfoto dengan anak-anak saat peresmian kantor pos Sinterklas di Himmelpfort, Jerman, pada hari Kamis, 14 November 2019. Anak-anak dari berbagai belahan dunia mulai mengirimkan surat.

Keberadaan Santa Claus dalam berbagai media seperti iklan, film, dan budaya populer telah menjadikannya sebagai simbol yang dikenal di seluruh dunia, melintasi batasan agama dan negara.

Karakter ini dihadirkan untuk menggambarkan semangat berbagi, kehangatan dalam keluarga, serta kebahagiaan yang dirasakan secara kolektif saat merayakan akhir tahun.

Walaupun Santa Claus telah mengalami banyak perubahan dalam penampilannya dan cara penyampaian ceritanya, nilai-nilai inti yang diwariskan oleh Nikolaos tetap terjaga dan hidup dalam sosok Sinterklas hingga saat ini.